Al Riyadi Lebanon menjadi raja Asia setelah mengalahkan tuan rumah, China Kashgar, 88-59, di Final FIBA Asia Champions Cup 2017 (30/9/2017). Ini sekaligus membalas kekalahan Al Riyadi tahun lalu atas Kashgar.
Balas dendam berujung manis untuk tim asal Lebanon di partai final. Mereka tahun lalu harus tertunduk malu saat kalah dari Kashgar di final. Namun kali ini mereka berhasil membalas kekalahan tersebut. Al Riyadi sudah sangat yakin bisa menjadi juara. Mereka unggul 21-13 di kuarter pertama dan mengakhiri kuarter kedua dengan keunggulan 46-26. Hingga akhir pertandingan, Kashgar tak mampu membalik keadaan.
Dari semua lini, Lebanon menang telak atas Kashgar. Mereka unggul dalam rebound (43-33), asis lebih banyak (22-8) dan mencuri (steal) bola lebih banyak pula (10-6). R. Daniels dan Quincy Douby menyumbang poin terbanyak dengan 21 poin dan 17 poin. Pemain lain yang tampil baik adalah M. Haidar (14 poin), J. Abd El Nour (12 poin), W. Arakji (11 poin), A. Saoud (10 poin).
China Kashgar tampak kesulitan di laga ini. Mereka seperti meraba-raba permainan lawan. Mereka juga sangat sulit mengimbangi ukuran badan pemain-pemain Lebanon itu. Ditamba lagi, pemain asing Kashgar, Andray Blatche juga tak tampil di laga ini. Sementara itu, Darius Adams (MVC FInal CBA 2016) tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dia gagal membawa timnya menjuarai turnamen tersebut.
Bagi Al Riyadi, ini merupakan gelar kedua. Sebab tim ini pernah meraih juara FIBA Asia Champions Cup 2011. Namun yang pasti mereka menambah catatan negara Lebanon dengan menjuarai lima kali gelar ini. Lebanon kini lebih unggul dari Iran dalam jumlah juara FIBA Asia Champions Cup.
Meski gagal menjadi juara, guard Kashgar, Darius Adams dinobatkan sebagai Most Valuable Player FIBA Asia Champions Cup 2017. Adams rata-rata mencetak 22,0 poin, 6,0 rebound, 4,3 asis, dan 2,9 steal per pertandingan. Pemain berusia 28 tahun itu menjadi sebab Kashgar bisa kembali ke final. Padahal mereka punya Andray Blatche. Sebagai MVP, Adams juga berhasil masuk ke All-Star Five. Empat pemain lainnya adalah Chris Daniels dan Quincy Douby dari Al Riyadi, Arsalan Kazemi dari Petrochimi dan Justin Carter dari BC Astana.
Baik Daniels dan Douby tampil hebat di Final. Daniels mencatat 21 poin dan 10 rebound, sedangkan Douby menambahkan 17 poin dan 6 asis. Secara keseluruhan, Daniels mencetak 14,6 poin dan 8,0 rebound per pertandingan. Sedangkan Douby mencatat 20,4 poin dan 3,9 asis per laga.
Kazemi juga menjadi pemain paling berpengaruh untuk Petrochimi Iran. Dalam tujuh pertandingan, pemain yang masuk Draft NBA 2017 itu mencatat 9,6 poin dan 11,7 rebound. Ia sangat dominan dibandingkan bigman Iran lainnya. Sedangkan yang terakhir, wingman Amerika, Justin Carter mengumpulkan 20,9 poin, 4,3 rebound dan 1,4 steal per laga. Sebenarnya, Carter bisa saja membawa Astana ke final, bila mendapat dukungan lebih baik dari teman-temannya.
Foto: fiba.com