Final FIBA Asia Champions Cup 2017 akan menjadi pertarungan epik antara juara bertahan China Kashgar melawan Al Riyadi Lebanon. Musim lalu (2016), China Kashgar menjadi juara setelah mengalahkan Al Riyadi di laga puncak. Kali ini apakah akan menjadi pengulangan musim lalu, dengan kata lain, Kashgar juara atau menjadi hari pembalasan bagi Al Riyadi. Partai menegangkan ini akan berlangsung Sabtu sore (30/9/2017).

image (2)

Juara bertahan, China Kashgar lebih dulu mendapatkan tiket final setelah mengalahkan BC Astana Kazakhstan di partai semifinal dengan skor 79-70.

Astana sejatinya memimpin laga. Namun di sepuluh menit terakhir, cukup bagi juara bertahan untuk membalik keadaan dan menang. Darius Adams dari Kashgar yang menjadi pendulang poin terbanyak dengan 27 poin, 4 asis, 4 steal dan 4 tembakan tiga angka. Sementara di kubu Astana, Justin Carter menghasilkan 26 poin, 7 rebound, 2 steal, 2 blok dan 2 tembakan tiga angka. Mereka berdua dulu merupakan rekan satu tim di Astana, jadi laga ini sangat emosional bagi Adams yang merasa dibuang dari Astana. Sementara itu, Andray Blatche hanya bermain selama enam menit dan berhasil mencetak empat poin.

image (1)

Di pertandingan selanjutnya, Al Riyadi menyusul Kashgar ke final setelah menundukkan seteru abadinya, Petrochimi Iran dengan skor 74-64. Al Riyadi terlihat sangat bernafsu untuk membalas kekalahan atas China Kashgar di final musim lalu. Sebab mereka sepertinya tidak membiarkan Petrochimi mengembangkan permainan.

Al Riyadi lebih baik dalam hal akurasi. Mereka bisa menghasilkan 43 persen akurasi (field goals) sedangkan Petrochimi hanya 34 persen saja. Faktor lain yang membuat Al Riyadi menang yaitu pertahanan mereka mampu membendung Willie Warren. Pemain yang biasanya menjadi mesin poin bagi Petrochimi ditahan dengan hanya mencetak 10 poin saja.

Sebaliknya, pemain naturalisasi Lebanon, Quincy Douby berperan sangat baik. Ia mencetak 23 poin dan lima asis. Bigman Al Riyadi, Chris Daniels dan Ali Haidar bisa menghasilkan total 28 poin dan 19 rebound.

Banyak pihak meramalkan bahwa laga final akan berlangsung sengit, bahkan sedikit emosional. Al Riyadi setahun terakhir sudah bekerja keras untuk mematangkan permainan mereka. Dengan tambahan Quincy Douby dan Adams, jelas membuat Al Riyadi makin hebat. Buktinya, mereka tak terkalahkan di penyisihan hingga semifinal.

Sebaliknya China Kashgar kali ini juga punya senjata andalan, yaitu Darius Adams (MVP Final CBA 2016). Mantan pemain Astana ini sangat sulit dihentikan. Sepertinya, Al Riyadi akan terfokus padanya. Ini berarti beberapa pemain lainnya seperti Makan Kelanbaike, Wang Zirui dan Mugedaer Xirelijiang harus menggantikan Adams sebagai mesin poin. Tentu saja, satu orang yang tak bisa dianggap remeh adalah Andray Blatche. Sepanjang turnamen, dia belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Mungkin ini bagian dari strategi Kashgar yang akan meledakkan Blatche di final.

Foto: fiba.com

Komentar