Josh Giddey terus menunjukkan penampilan mengesankan di musim pertamanya di NBA bersama Oklahoma City Thunder. Bersanding dengan Shai Gilgeous-Alexander, Giddey tampak bisa menjalankan peran dengan baik sebagai fasilitator ataupun opsi ketiga serangan Thunder, di belakang SGA dan Luguentz Dort.
Performa Giddey sendiri sebenarnya bukan kejutan untuk kami. Tepat begitu ia menyatakan ikut ke NBA Draft, kami sempat memberikan ulasan mengenai betapa istimewanya pemain asal Australia ini. Keistimewaan utama Giddey adalah IQ basket yang tampak saat ia memimpin serangan timnya.
Hal ini rupanya berlanjut ke NBA. Di dua gim terakhir, Giddey membuat publik fokus kepadanya dengan dua catatan statistik menarik. Di gim lawan New Orleans Pelicans, 27 Desember 2021, Giddey mencetak dobel-dobel tanpa mencetak satupun poin. Selama 27 menit, ia nirpoin dan membukukan 10 rebound plus 10 asis.
Akurasi tembakan memang sudah jadi satu sorotan sejak Giddey masih bermain di NBL dan tim nasional Australia. Akurasi tripoinnya musim ini hanya di angka 26 persen. Akurasi keseluruhan 39 persen. Dari tembakan gratis pun, Giddey hanya 65 persen. Angka-angka ini jauh dari rata-rata NBA. Namun, sekali lagi, dengan IQ basket tinggi, Giddey berhasil memberikan kontribusi untuk Thunder di sisi lain.
Di gim hari ini, Minggu, 2 Januari 2021, waktu setempat, Giddey kembali menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang istimewa. Selama 36 menit di lapangan, Giddey mencetak tripel-dobel 17 poin, 13 rebound, dan 14 asis. Giddey memasukkan 7/16 tembakan (44 persen).
Catatan 16 percobaan tembakan kali ini jadi kali keempat dalam musim pertamanya di mana ia melepaskan lebih dari 15 tembakan dalam satu gim. Hal ini mayoritas terjadi saat salah satu di antara SGA atau Dort absen, atau keduanya absen.
Tripel-dobel hari ini juga membuat Giddey masuk ke buku sejarah NBA. Ia menggeser LaMelo Ball sebagai pemain termuda yang berhasil membukukan tripel-dobel. Melo berusia 19 tahun 140 hari saat mencetak tripel-dobel sedangkan Giddey berusia 19 tahun 84 hari.
Performa menarik Giddey tak sekadar bergantung kepada kemampuan individunya. Giddey bisa dibilang beruntung karena ia dipilih oleh Thunder, tim dengan mayoritas pemain muda bahkan pelatih pun juga sangat muda. Situasi seperti ini membuatnya bisa langsung tampil sesuai dengan ritmenya.
Pun demikian, jika Thunder ingin menuai benih yang mereka tanam dalam dua musim terakhir, mereka juga sebaiknya mencari sosok veteran yang apik untuk membimbing pemain-pemain ini.
SGA dan Mike Muscala adalah dua pemain terlama di organisasi Thunder sekarang. Meski sudah bisa disebut veteran, SGA baru berusia 23 tahun dan baru memasuki musim keempatnya di NBA. Muscala jauh lebih senior namun ia selalu berperan sebagai pemain pendukung atau role player.
Untuk musim ini, tanpa target muluk, Giddey dan Thunder bisa melakukan eksplorasi sebanyak mungkin dalam permainan mereka. Mencatat segala kekurangan dan memperbaikinya pada jeda musim untuk menjadi jauh lebih berbahaya musim depan.
Pertanyaannya sekarang, apakah Giddey sudah layak masuk perbincangan gelar ruki terbaik? Untuk saya Giddey baru masuk empat besar daftar ini. Masih ada nama Scottie Barnes, Franz Wagner, dan Evan Mobley yang jauh lebih konsisten. Ya, jika Giddey ingin bersaing untuk gelar individu ini, konsistensi adalah kuncinya.
Giddey memang adalah pemain yang unik. Berapa banyak Anda lihat pemain era sekarang, bukan senter, bermain dengan fokus menjadi fasilitator tim. Untuk kesekian kalinya di artikel ini, Giddey adalah salah satu pemain dengan IQ basket tinggi, sesuatu yang juga tidak mudah ditemukan dalam seorang ruki sekarang. Masih ada setengah jalan musim ini di depan dan mari kita lihat bagaimana Giddey beraksi!
Foto: NBA