19th FIBA Basketball World Cup atau Piala Dunia Basket FIBA akan digelar pada tahun 2023. Turnamen ini berlangsung setiap empat tahun sekali dan khusus untuk tim putra saja. Tahun 2019, Beijing, Tiongkok akan jadi tuan rumahnya. Sedangkan di tahun 2023, belum ditentukan. Menariknya, Indonesia meramaikan bursa calon tuan rumah Piala Dunia Basket 2023.
Awalnya Komite Eksekutif FIBA mengadakan pertemuan pada 7 Juni 2016 lalu. Pada pertemuan ini dibahas tentang tuan rumah Piala Dunia Basket 2023. Negara-negara yang tertarik untuk menjadi tuan rumah harus melayangkan pendaftaran pada 31 Agustus 2016. Setelah fase permohonan dan fase pencalonan, maka pada akhir tahun 2017 harus sudah diputuskan negara mana yang menjadi tuan rumah.
Ternyata pertemuan tersebut diadakan pada 4-5 Mei 2017 di Hongkong, Tiongkok. Dalam FIBA Mid-Term Congress 2017 itu tawaran dari beberapa federasi anggota disetujui oleh Dewan Pusat FIBA. Tidak ada batasan atau persyaratan khusus, boleh mandiri atau berkolaborasi dengan negara lainnya.
Setelah pertemuan tersebut ada beberapa negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah, antara lain Indonesia - Filipina, Rusia, Turki, Argentina - Uruguay.
Filipina kembali mengajukan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 setelah mereka kalah dari Tiongkok yang terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun 2019. Tetapi Filipina tidak sendirian, beberapa negara Asia akan ikut berkolaborasi seperti Singapura, Jepang dan Indonesia.
"Kalau tidak bersama Jepang, bisa juga Indonesia, Filipina, dengan Singapura," kata Erick Thohir, Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA), seperti dilansir Harian Kompas (Senin, 29 Mei 2017).
Kemungkinan bila Indonesia bisa menggelar pertandingan di babak penyisihan grup, lalu Filipina akan bertindak sebagai tuan rumah tunggal untuk fase gugur.
Filipina memang sudah sering menjadi tuan rumah gelaran internasional seperti Kejuaraan Dunia FIBA 1978, lalu tiga ediri Kejuaraan FIBA Asia (1960, 1973, 2013), juga menjadi tuan rumah turnamen kualifikasi Olimpiade pada tahun 2016.
Sedangkan Indonesia pernah menyelenggarakan Asian Basketball Confederation (ABC) Champhionship 1993 yang diikuti 18 negara Asia dan Kejuaraan Bola Basket Antar-Klub Asia di tahun 2009 lalu. Sementara itu, untuk Jepang, mereka pernah jadi tuan rumah Piala Dunia FIBA di tahun 2006 lalu.
"Menurut rencana 3 Juli mendatang mereka datang," jelas Erick Thohir yang menegaskan bahwa delegasi FIBA akan meninjau langsung kesiapan negara-negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah.
Untuk jadi tuan rumah gelaran akbar tersebut, Indonesia tinggal memakai arena yang punya standar internasional yang kini tengah dipersiapkan untuk Asian Games 2018.
"Hall basket kita di Senayan (Istora) dekat dengan beberapa hotel bintang lima. Tentu hal ini akan lebih mempermudah FIBA dalam memberikan penilaian mereka," imbuh pemilik Satria Muda Pertamina Jakarta itu.
Sedangkan yang saat ini menjadi sorotan adalah negara-negara yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah. Negara pertama adalah Rusia. Mereka berminat untuk menjadi tuan rumah gelara ini. Ada tiga kota yang sudah mereka siapkan untuk menggelar Piala Dunia Basket 2023 yang juga sudah sering ditempati ajang 3x3 internasional. Tiga kota tersebut yaitu St. Petersburg, Moskow dan Kazan.
Lalu negara kedua yang mengajukan sebagai tuan rumah adalah Turki. Meski tak punya pengalaman menyelenggarakan turnamen internasional, Turki memiliki 19 arena basket yang biasa digunakan untuk Turkish Basketball League. Mereka bisa saja memilih satu arena yang terbesar untuk tempat penyelenggaraan Piala Dunia Basket.
Negara terakhir yang mengajukan diri adalah Argentina yang berkolaborasi dengan Uruguay. Argentina sudah menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket tahun 1950 dan 1990. Lalu mereka juga sukses menggelar FIBA Americas Championship tiga kali yaitu tahun 1995, 2001 dan 2011. Sedangkan Uruguay juga sudah berhasil menyelenggarakan FIBA World Championship 1967, dan Tournament of the Americas 1988 dan 1997.
Pengajuan secara resmi dan penentuan tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 akan diselenggarakan pada 23 November 2017. Jadi Indonesia masih punya waktu berbenah untuk bisa mempersiapkan arena yang baik, serta beberapa hal penunjang lainnya.
Foto: fiba.com