Tekanan demi tekanan membebani pundak Mike Budenholzer dalam beberapa musim terakhir. Hari ini dia mungkin jadi orang yang paling lega di tim Milwaukee Bucks. Sebab, dia sudah berhasil membawa timnya meraih gelar juara.

Budenholzer mengungkapkan kegelisahannya sebelum gim 6 final NBA, Selasa malam, waktu setempat. Budenholzer tampaknya sudah tidak kuat dengan tekanan yang membebani mentalnya selama ini. Sebab, dia sudah sampai di final, dan tinggal satu pertandingan lagi untuk menjadi juara. Tapi Budenholzer sendiri ternyata sudah merasa lelah dengan semua kegagalannya di Milwaukee.

"Saya tidak ingin orang-orang menyadari betapa saya bosan (dengan situasi ini)," katanya, dikutip dari Sports Rush.

Budenholzer pindah dari Atlanta Hawks ke Milwaukee Bucks pada tahun 2018. Dia berhasil mendapatkan gelar Coach of the Year pada tahun 2019. Tapi selama beberapa musim di Wisconsin, Budenholzer mendapatkan banyak tekanan. Sebab, di Bucks ada salah satu pemain terbaik NBA, yaitu Giannis Antetokounmpo. Dia bisa membuat Giannis jadi MVP liga dua musim berturut-turut, tapi gagal mendapatkan gelar juara. Ketika Bucks sampai ke final NBA musim ini, maka semua mata tertuju padanya. Termasuk adanya ancaman pemecatan bila sampai gagal juara musim ini.

Tekanan tersebut seakan runtuh seketika setelah buzzer gim keenam berbunyi. Papan skor menunjukkan bahwa Bucks menang 105-98 atas Phoenix Suns. Kini Budenholzer bisa tersenyum lebar, dan mungkin akan mencukur kumis dan jenggot lebatnya.

(Sumber foto: San Antonio Express-News)

Sosok Mike Budenholzer ternyata tidak bisa dilepaskan dari predikat sebagai murid Gregg Popovich. Kenyataannya memang demikian. Kedekatan Budenholzer dan Popovich sudah terjalin sejak tahun 1989. Saat masih menjadi pemain di Pomona College, Budenholzer dipertemukan dengan Gregg Popovich, yang saat itu belum menjadi pelatih San Antonio Spurs.

Budenholzer muda memiliki kemampuan analisis yang baik. Karenanya, saat Coach Pop jadi asisten di Golden State Warriors (1992-1994), Budenholzer diajak untuk jadi analis video. Saat itu dia belum dapat bayaran. Karena ada di luar lingkaran Warriors. Dia hanya mendapatkan upah dari pemberian Popovich saja.

Tapi ketika Spurs menunjuk Gregg Popovich jadi pelatih, maka dia membawa serta Budenholzer yang ditempatkan sebagai asisten pelatih. Tugas utamanya sebagai koordinator video. Memimpin departemen yang sangat penting di era VHS dan edit video manual. Berkat kerja kerasnya Spurs menjadi juara NBA empat kali (1999, 2003, 2005, dan 2007). Lalu saat Spurs juara tahun 2014, Budenholzer sudah mendapatkan pekerjaan sebagai kepala pelatih di Atlanta Hawks.

Budenholzer dianggap sebagai orang paling penting di belakang kesuksesan Gregg Popovich bersama Spurs. Tapi Coach Pop juga tidak ingin sukses sendirian. Dia tidak mau Budenholzer selalu ada di balik bayang-bayangnya. Karena itu, pada tahun 2013, Coach Pop mendorong Budenholzer untuk naik kelas. Artinya dia harus berani memegang tim sendiri. Lalu akhirnya Atlanta Hawks yang jadi tim yang memakai jasanya.

Sekarang Budenholzer benar-benar bisa lepas dari beban mental sebagai pelatih Bucks, sekaligus melepaskan diri dari bayang-bayang gurunya, Gregg Popovich. Gelar juara NBA 2021 sangat berarti bagi perjalanan karir Mike Budenholzer.

"Saya menghargai kejujurannya. Dia (Budenholzer) adalah pelatih yang bisa memberikan masukan tentang apa yang dia lihat. Sebaliknya, kami bisa memberinya masukan tentang apa yang kami lihat di lapangan. Dengan cara komunikasi seperti ini, maka kami bisa keluar dari tekanan dan berhasil menjadi juara," kata Khris Middleton, mengomentari Mike Budenholzer. (tor)

Foto: nba.com

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!