Tiga pemain calon naturalisasi untuk cabang olahraga bola basket dapat restu dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Ini setelah ketiganya megikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR melalui virtual meeting.

Calon naturalisasi Indonesia adalah Serigne Modou Kane, Dame Diagne, dan Marques Bolden. Ketiganya mampu menjawab pertanyaan dari anggota dewan. Saat itu yang aktif memberi pertanyaan adalah Dede Yusuf dan Desi Ratnasari.

"Kane sudah kuasai Bahasa Indonesia. Salah-salah sedikit wajar," puji Dede, seperti dikutip dari Rilis PP Perbasi. "Untuk orang yang baru datang ke Indonesia, sudah mampu seperti itu (menyebutkan dasar negara Pancasila), ada harapan besar. Apalagi usia mereka masih sangat muda. Oleh karena itu kami dari Fraksi Partai Demokrat menerima usulan PP Perbasi agar mereka diberikan kesempatan jadi pemain naturalisasi untuk mendukung dalam pertandingan-pertandingan yang hadir di 2021 maupun di 2023."

Sementara, Desi Ratnasari mewakili Fraksi PAN mendukung karena proses naturalisasi ini biasa dalam dunia olahraga namun ada beberapa catatan. Pertama, naturalisasi ini sebagai jalan pintas demi terjadinya percepatan prestasi bagi cabang olahraga. Hanya, jangan sampai menghambat munculnya regenerasi atlet-atlet dari Indonesia sendiri. Kemudian jangan juga lupakan proses akulturasi budaya.

"Terutama untuk Kane dan Dame yang masih muda, dibawah 16 tahun. Jangan sampai nanti terjadi culture shock. Perlu dipikirkan mental mereka, psikis mereka jangan sampai nanti kontraproduktif dengan cita-cita yang dicanangkan bersama," kata Desi.

Ketum PP Perbasi Danny Kosasih menjelaskan, jalur naturalisasi bukan satu-satunya jalan tapi salah satu cara untuk percepatan prestasi olahraga. Karena itu, PP Perbasi juga sudah siapkan tim elite muda. Mereka nanti akan diikut sertakan pada kejuaraan di luar negeri kalau pandemi Covid-19 selesai. Saat ini juga ada beberapa pemain muda Indonesia belajar di luar negeri. Di Australia, Spanyol, juga Taiwan.

"Kami tahu banyak klub minta pemain naturalisasi ini. Namun sampai saat ini tidak ada yang membela klub. Ini karena kami komitmen bahwa proses naturalisasi ini untuk kepentingan timnas," tegas Danny.

Manajer Timnas Indonesia Maulana Fareza Tamrella menjelaskan, kehadiran pemain naturalisasi ini tidak akan menghilangkan peluang pemain asli Indonesia membela timnas. Ini karena FIBA sendiri membatasi hanya dua pemain naturalisasi yang bisa didaftarkan. Naturalisasi dibutuhkan untuk menutup kekurangan dalam tim. Terutama untuk pemain dengan postur tinggi di posisi center.

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali setuju bahwa pemain naturalisasi harus menjadi contoh bagi pemain lainnya. PP Perbasi harus melakukan pendampingan agar tidak terjadi culture shock. Juga pentingnya dilakukan penanaman nasionalisme dalam diri pemain. 

"Sekali lagi, saya datang ke Komisi X karena memang ada kebutuhan yang urgent karena kita sudah ditetapkan sebagai tuan rumah (FIBA Asia Cup 2021 dan FIBA World Cup 2023). Saya tidak ingin kita jadi tuan rumah saja, sebagai penyelenggara tapi kita tidak main di situ. Kita tidak ingin hanya jadi pelayan bagi tim-tim yang datang, apapun hasilnya," kata Menpora. (*)

Saat ini ketiganya sudah mengikuti pemusatan latihan timnas Indonesia untuk persiapan FIBA Asia Cup 2021, bulan Agustus mendatang. (*)

Sumber berita: Rilis PP Perbasi
Foto: Ariya Kurniawan

Komentar