Meninggalkan keseruan playoff Divisi Merah, kini kita bergeser ke Divisi Putih. W88.News Aspac Jakarta akan bertemu, Pacific Caesar Surabaya. Laga panas ini akan berlangsung di C-Tra Arena Bandung pada 7, 8 dan 10 (jika diperlukan) April 2017. Masih dengan format tiga laga terbaik (best-of-three).

Pacific Caesar Surabaya adalah tim yang awalnya di papan bawah yang tiba-tiba membuat kejutan dengan berhasil lolos ke babak playoff. Faktanya, sejak Pacific bergabung dengan liga kasta tertinggi di Indonesia (NBL Indonesia 2011-2012), ini merupakan kali pertama mereka lolos ke babak playoff. Selebihnya, sejak musim pertama mereka hingga IBL 2016, Pacific selalu ada di dasar klasemen.

Rekor menang-kalah Pacific cukup mengejutkan. Bila dihitung dari pertandingan pertama mereka di NBL Indonesia 2011-2012 hingga IBL 2016, Pacific sudah menjalani 189 pertandingan. Rekor kemenangan Pacific hanya 31 kali dan sisanya 158 kali harus menelan kekalahan.

Seakan melupakan catatan pahit tersebut, Pacific menjelma menjadi tim yang menakutkan musim ini. Kebijakan liga dengan memasukkan pemain asing membuat tim Pacific berubah total. Sejak Perbasi Cup 2016 hingga beberapa turnamen jelang liga bergulir, Pacific selalu tampil luar biasa. Mereka jadi runner-up di Flying Wheel Cup 2016, lalu sukses merebut gelar juara di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2016.

Ternyata kesuksesan Pacific pada akhir tahun 2016 berlanjut ke liga. Musim ini Pacific dihuni pemain-pemain muda potensial, seperti Nuke Tri Saputra, Indra Muhammad, Rainer Hutasoit dan masih banyak wajah-wajah baru lainnya. Mereka juga dibesut pelatih baru yakni Bisih. Namun faktor penting yang tak boleh dilupakan adalah hadirnya dua pemain asing berpengalaman yang membuat Pacific menjelma jadi tim menakutkan, yaitu Kevin Loiselle dan David Vincent Seagers. Komposisi tersebut berhasil mengantarkan Pacific di peringkat ketiga klasemen Divisi Putih dengan 9 kemenangan dan 6 kali kalah. Sekaligus membuat mereka lolos ke playoff untuk pertama kalinya.

Berbicara mengenai Pacific musim ini, pasti tak lepas dari peran Kevin Loiselle. Ia punya skill basket yang lengkap. Dengan tinggi 198 cm, dia cepat, atletis, pintar, dan bertenaga. Loiselle pernah mengikuti NBA draft pada 2012, tahun yang sama dengan Anthony Davis (New Orleans Pelicans), Damian Lillard (Portland Trail Blazers), dan Draymond Green (Golden State Warriors). Namun, ketika itu, Loiselle tidak terpilih.

Loiselle akhirnya bermain di Kanada, membela Windsor Express mulai 2012 hingga 2015. Dalam tempo itu, Loiselle membantu timnya menjadi juara NBL Kanada. Bahkan, pada 2013, Loiselle terpilih ke dalam First-team All-NBL Kanada dan dua kali masuk skuat All-Star, 2013 dan 2014. Karena berselisih dengan pelatih, Loiselle meninggalkan klubnya dan berlabuh di London Lightning. Belum se­musim, dia pindah lagi ke Halifax Hurricanes, lantas memutuskan terbang ke Indonesia, bermain untuk Pacific. Di musim reguler IBL 2017, Kevin mengemas rataan 22,1 PPG, 13,8 RPG, 4,8 APG, 1,3 SPG, 1,6 BPG dan 4,1 TO. Catatan akurasi di kisaran 44 persen, lalu tembakan bebasnya di angka 54 persen.

Sementara itu, pemain yang berhasil mengubah wajah Pacific adalah David Seagers. Ia merupakan pemain 3×3 peringkat dua di Amerika Serikat dan peringkat 50 dunia. Ia bersama tiga rekannya Dominique Jones, Kavon Lytch, Anthony Cox, sudah tampil di berbagai ajang FIBA 3×3 dengan membawa nama New York Harlem. Seagers baru-baru ini juga bermain di Dew NBA 3X yang menjadi rangkaian dari NBA All-Star Weekend 2017. Kemampuannya mengolah bola dan kecepatan pemain ini tak diragukan lagi. Ia mencatatkan rataan 21 PPG, 8,8 RPG, 5,8 APG, 2,6 SPG, 1 BPG, dan 1,4 TO. Akurasinya menembus angka 47 persen dengan tembakan bebas (free throw) di kisaran 65 persen.

PCF 2

Rekor pertemuan Pacific kontra Aspac sama kuat (1-1). Pacific kalah 76-80 di Seri 3 Semarang (10 Februari 2017), namun Pacific berhasil membalas di Seri 8 Bandung dengan kemenangan tipis 69-67 (18 Maret 2017). Jelas sekali bila laga playoff nanti bakal berlangsung lebih sengit, dan Pacific sudah siap memberikan kejutan lagi.

"Maka itu, sejauh ini tidak ada masalah dari segi mental, karena selesai Seri 8 di Bandung, saya kasih motivasi ke pemain. Sejauh ini Pacific ketemu Aspac agregat 1-1, jadi pemain bertekad untuk bisa menang," kata coach Bisih. "Walaupun targetnya playoff, kalau bisa ke level atas lagi, kenapa tidak?"

Belajar dari kekalahan di musim reguler lalu, coach Bisih menyebut bahwa turn over jadi biang keladi kekalahan mereka atas Aspac. Apalagi terjadi di menit-menit akhir.

"Kekalahan Pacific waktu di Semarang itu karena kesalahan kami yang melakukan banyak turn over. Tapi di seri Bandung kami berusaha untuk menekan kesalahan itu, hasilnya kami bisa menang," lanjut coach Bisih. "Dari awal, saya pribadi target ke playoff meski dengan materi pemain yang boleh dibilang pas-pasan. Terakhir, tentu target saya adalah bisa menang lawan Aspac di playoff nanti."

Foto: Hari Purwanto

Komentar