Ada empat kategori di Pekanbaru Basketball League (PBL) 2017, yakni veteran, senior, KU-18 dan putri. Dari empat kategori tersebut, Sanjaya Basket Club (SBC) ikut di veteran dan senior. Menariknya, meski ikut di kategori senior, namun pemain Sanjaya rata-rata berusia dibawah 21 tahun.

Kebijakan tersebut diambil lantaran Sanjaya memang berkomitmen untuk mendorong pemain mudanya. Meskipun kategori senior jadi primadona di PBL 2017, karena dianggap paling bergengsi. Namun Sanjaya tetap berorientasi bahwa pembinaan pemain jadi fokus utama mereka.

"Klub kami memang bukan tim papan atas, dan kecenderungan anak Pekanbaru itu lebih memilih bergabung dengan tim papan atas atau yang memiliki kans juara. Tapi kami tetap akan fokus pada pembinaan pemain muda," kata pelatih Sanjaya, Sebastianus Happy.

Ada kecenderungan bahwa pemain yang berusia 30 tahun yang bersedia untuk menjadi donatur di sebuah klub, maka dia minta dimainkan di tim senior. Namun di Sanjaya berbeda, mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun, hanya jadi donatur dan mendorong agar pemain muda yang tampil.

"Pemain kami rata-rata berusia 18 hingga 21 tahun. Itu memang sudah komitmen kami. Pemain yang 30 tahun hanya bermain basket untuk olahraga, namun untuk prestasi maka pemain muda yang harus tampil," lanjut Happy. "Tapi karena kali ini ada kategori veteran, maka pemain yang sudah 30 tahun atau lebih sudah ada panggungnya sendiri."

happy sanjaya

Latar belakang klub Sanjaya cukup menarik. Klub ini sudah berdiri di era 80-an. Namun klub ini mati suri karena tidak ada yang mengurus. Sanjaya baru hidup lagi sekitar tiga tahun yang lalu.

"Ketika itu saya diajak teman-teman untuk menghidupkan Sanjaya. Saat itu dasarnya karena ada keprihatinan. Beberapa orang yang suka basket, tapi mereka terkena narkoba dan masih banyak permasalahan lainnya. Kami mencoba merangkul mereka awalnya dan mengajak untuk hidup sehat," ujar pria yang pernah merasakan tampil di Kobatama itu.

Happy juga menuturkan bahwa, Sanjaya merupakan klub yang diisi oleh pemain-pemain dari daerah sekitar Pekanbaru. Ini karena Sanjaya juga punya tempat latihan di pinggir kota Pekanbaru. Namun justru ini yang jadi salah satu misi dari klub Sanjaya, yakni mengembangkan basket tak hanya di Pekanbaru, namun di Riau pada umumnya.

"Sanjaya itu pemainnya dari luar daerah, seperti Inhu dan Rengat. Mereka memang tidak ada kompetisi di daerahnya, atau mereka tengah menempuh pendidikan di Pekanbaru. Jadi mereka menganggap bahwa Sanjaya itu tempat bernaungnya," jelas Happy. "Tapi kami gembira karena pemain-pemain itu akhirnya bisa membawa basket daerahnya lebih baik. Jadi kami berharap jadi bagian untuk membangun basket di Riau."

Komentar