Pemain basket yang sudah berlabel bintang, biasanya punya ego tinggi. Mereka biasanya punya tingkah laku yang buruk di tim. Merasa sudah mahir dan punya keinginan untuk menonjolkan kemampuannya. Inilah kenyataan yang terjadi di basket Pekanbaru. Namun kini, klub Bina Muda berusaha untuk mengikis tingkah laku buruk tersebut. Mereka mencoba hal baru yang akan membuat pemainnya lebih punya tanggung jawab.
Bina Muda merupakan salah satu klub peserta PBL (Pekanbaru Basketball League) 2017. Mereka sangat antusias menyambut kompetisi ini. Namun ada satu masalah yang masih mengganjal, yakni attitude pemain. Bina Muda tak ingin pemainnya punya tingkah laku buruk di dalam maupun luar lapangan. Salah satu contohnya, ketika mereka sudah merasa bisa, maka tidak ikut latihan atau marah bila digantikan oleh pemain lain di tengah pertandingan.
"Pada dasarnya Bina Muda ingin membina pemain kami sendiri. Ini agar mereka punya tanggung jawab dulu ke klubnya. Saya kira permasalahan ini sudah bukan rahasia umum lagi di basket Pekanbaru," ungkap Ketua Umum Bina Muda, Tengku Adriansyah Assegaf.
Salah satu cara untuk membuat pemain lebih peduli dengan timnya adalah dengan membuat program "Big Fifteen". Program yang dimaksud tersebut yakni memilih 15 pemain dengan tingkah laku terbaik pula. Merekalah yang bisa mewakili Bina Muda tampil di PBL.
Big Fifteen juga punya reward and punishment. Salah satu keuntungannya mereka bisa mendapatkan fasilitas yang lebih baik saat latihan. Contohnya berlatih di pusat kebugaran dengan pelatih pendamping. Semua biaya ditanggung oleh klub. Namun bila penampilan mereka menurun, maka akan ada 10 pemain yang siap mengancam posisi Big Fifteen.
"Ya memang, mereka menerima fasilitas dari kami dengan menjadi Big Fifteen. Ini membuat pemain bisa lebih bertanggung jawab untuk klub. Namun bila penampilannya menurun, maka Rising Star sudah siap menggantikan posisi mereka. Bila lebih parah lagi atau attitude buruk, maka namanya bisa dicoret," tegas Asisten Manajer Bina Muda, Azman Nos Shadiqi, yang juga pengusaha rumah makan tersebut.
Bina Muda berharap dengan adanya program ini membuat pemain lebih peduli dengan klubnya. Tidak lagi memikirkan dirinya sendiri. Persaingan di dalam klub bisa lebih sehat. Mereka juga ingin mendobrak kultur pemain Pekanbaru yang mudah sekali tersinggung.
"Ini memang sudah jadi ciri khas pemain Pekanbaru. Tapi harus kami coba dengan program ini. Sebab kami ingin tak hanya klub berprestasi, tetapi pemain kami punya tingkah laku yang lebih baik," tutut Azman.
Klub Bina Muda sendiri berdiri sejak tahun 2001. Gagasan untuk mendirikan klub ini berawal dari perkumpulan anak-anak SMA yang ingin membuat klub sendiri. Salah satu pendirinya adalah Tengku Adriansyah Assegaf yang juga berprofesi sebagai dokter.
Hasilnya cukup menggembirakan, mereka bisa bertahan hingga hari ini dengan anggota sekitar 78 orang. Mereka juga sudah banyak mengikuti kompetisi di Pekanbaru. Untuk berlatih, tim Bina Muda memakai lapangan UIR (Universitas Islam Riau), karena belum memiliki lapangan sendiri. Meski begitu, Bina Muda merupakan klub dengan popularitas tertinggi di media sosial.
Di PBL 2017 nanti, Bina Muda menurunkan tim untuk kategori senior dan putri. Untuk kategori senir, mereka sebenarnya belum pernah juara. Prestasi tertinggi hanya sampai runner-up saja. Sementara itu, untuk tim putri, Bina Muda sudah menyiapkan sejak dua bulan terakhir. Mereka juga memanfaatkan ruang publik seperti car free day untuk melakukan seleksi pemain.