Tulisan berikut adalah sambungan dari tulisan sebelumnya: "Alasan Mengapa Para Pemain Basket Indonesia Mesti Bersatu".

---

Katakanlah, gaji terendah pemain adalah lima juta rupiah. Belum termasuk fasilitas-fasilitas seperti makan dan nutrisi di mes, sepatu-sepatu basket dan olahraga, biaya kuliah, transportasi, bonus, dan lain-lain. Lalu, urutan gaji kemudian meningkat. Setelah lima juta yang paling rendah, ada gaji pemain tahun kedua, ketiga, veteran, dan seterusnya. Lalu tentunya ada besaran gaji untuk pemain-pemain istimewa yang catatan statistiknya signifikan dalam memberi kontribusi ke tim, dan pastinya diperebutkan oleh banyak tim. Ada gaji tertinggi untuk pemain-pemain dengan status tersebut. Setelah merumuskan rincian tersebut, maka pengeluaran untuk gaji pemain setidaknya sudah bisa dihitung.

Nah, perhitungan ini bisa dimulai dari para pemain untuk kemudian diajukan atau usulkan kepada para pemilik klub dan operator liga. Atau, klub-klub juga merancang. Sekali lagi, inilah mengapa para pemain perlu bersatu. Tak ada lagi pemain yang “pasrah” menerima berapa gaji yang diberikan oleh klub. Kemudian, klub-klub akan bernegosiasi dengan para pemain lewat wakil-wakilnya. Kali ini, para pemain punya posisi tawar. Bayangan gw, diskusi bisa sangat alot. Pasti alot. Di NBA, proses ini bisa berujung ke tertundanya pelaksanaan musim kompetisi (lockout).

Bila telah tercapai kesepakatan -yang semoga tetap menguntungkan para pemain- klub-klub (dan para pemain tentu saja) harus patuh kepada kesepakatan tersebut. Bukan hanya patuh dalam menjalankan kewajiban kepada pemain, tetapi juga patuh bahwa semua klub sepakat untuk mengeluarkan angka yang sama. Ada batas angka tertinggi, ada batas angka terendah.

Salah seorang pemain IBL mengirim pesan singkat ke gw tadi malam. Asumsi gw, dia sudah membaca rangkaian tulisan Bolaharam yang pertama, kedua, ketiga dan harusnya yang ini. Dia bertanya, bagaimana caranya agar langkah-langkah ini bisa segera dilaksanakan oleh para pemain.

Perjuangan sepertinya akan panjang. Namun semuanya bisa dimulai setidaknya dengan satu langkah kecil: membuat grup whatsapp. Itu jawaban gw.(*)

(..bersambung)

Foto: Unsplash

Populer

Scotty Pippen Jr. Bangkitkan Memori Sang Ayah di Chicago
Tembakan Lebih Efisien, Nuggets Benamkan Lakers
Wemby Kembali, Spurs Menggilas Warriors
Takluk 41 Poin! Thailand Menambah Derita Indonesia
50 Poin LaMelo Ball Tidak Berarti Dihadapan Bucks
James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
Trae Young Pilih Jordan Brand
Kelemahan Kings Makin Jelas Saat Takluk dari Clippers
Nasihat Ice Cube untuk Bronny James
Nike Air Force 1 Low "Black Mamba" Hadir Kembali