Tambang Emas Bernama NBA

| Penulis : 

Berawal dari skandal yang melibatkan Donald Sterling, NBA kemudian sepakat memindahtangankan kepemilikan Los Angeles Clippers kepada pemilik baru dengan harga yang fantastis.

Donald Sterling adalah pemilik Clippers hingga bulan Agustus 2014. Sterling membeli San Diego Clippers pada tahun 1979 seharga 12,5 juta dolar. Tahun 1984, Sterling memindahkan Clippers ke Los Angeles.

Clippers selalu jadi bahan tertawaan bagi para penggemar NBA. Rekor kekalahannya selalu tinggi. Sampai kemudian Clippers bermarkas (juga) di Staples Center pada musim 1999-2000. Orang-orang mulai segan terhadap tetangga satu rumah Los Angeles Lakers ini.

Skandal rasisme Donald Sterling di tahun 2014 membuatnya harus menyingkir dari NBA. Sanksi ini kemudian berujung kepada dijualnya tim Clippers senilai dua miliar dolar! Angka yang sangat fantastis untuk nilai sebuah tim olahraga.

Majalah keuangan Forbes akhir tahun lalu mengumumkan hasil penilaian tahunan dari 30 tim NBA. Lonjakan nilai Clippers selama lebih dari 30 tahun juga tergambar dari lonjakan beberapa tim dalam waktu singkat, satu tahun.

Rata-rata nilai tim-tim NBA naik sekitar 74 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini merupakan kenaikan nilai bisnis tertinggi dalam satu tahun, sejak Forbes memperkirakan nilai tim di setiap liga olahraga paling terkenal di Amerika Serikat (AS) sejak 1998 silam.

Pada tahun 2014, hanya tiga tim NBA yang bernilai lebih dari satu miliar dolar. Pada tahun 2015 Forbes menyatakan bahwa ketiga tim tersebut melonjak lagi nilainya menjadi lebih dari dua miliar dolar.

Ketiga tim tersebut adalah New York Knicks, Los Angeles Lakers, dan Chicago Bulls. Ada delapan tim lain yang kini bernilai lebih dari satu miliar dolar.

Bagaimana cara tim-tim di NBA mendapatkan uang?

NBA memiliki reputasi sebagai liga profesional paling inovatif di AS. Basket ditemukan pertama kali jauh setelah olahraga-olahraga lainnya. Dan basket juga menghabiskan puluhan tahun untuk mengejar ketertinggalan dengan cabang olahraga yang lebih dulu digemari di Amerika Serikat, seperti baseball dan football.

NBA merupakan liga pertama yang menyelenggarakan All-Star Game tiga hari selama akhir pekan. Kegiatannya beragam. Tidak hanya melibatkan para pemain All-Star, tetapi juga para pengunjung.

Tujuannya jelas meraup keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan tersebut. Keuntungan diraup dari penjualan tiket masuk, penjualan oleh-oleh, sponsorship, hak siar televisi dan lain-lain. All-Star juga bertujuan mengorbitkan pemain-pemain yang muncul agar laku “dijual”.

Pendapatan terbesar NBA datang dari kontrak dengan pihak TV. Seperti layaknya liga-liga besar lainnya, televisi merupakan bagian terpenting dari strategi bisnis NBA.

Ketika televisi beralih fungsi dari barang mewah menjadi barang pokok sehari-hari, beberapa pemilik klub olahraga profesional sempat enggan menyiarkan pertandingan melalui televisi. Banyak yang berpikir, untuk apa “memberikan produk” secara cuma-cuma bagi pemirsa di rumah. Menggiring mereka untuk menyaksikan laga langsung di arena jelas lebih menguntungkan.

Kesadaran tersebut kemudian bergeser. Para pemilik klub menyadari bahwa mereka pun bisa mendapatkan untung dari pemirsa televisi di rumah. Mereka bahkan lebih untung bila berhasil menjual “produk” kepada para pemasang iklan, alih-alih mendapatkan uang dari penggemar yang menonton langsung.

Kesadaran baru ini diperkuat dengan kendala-kendala yang mungkin dihadapi penonton yang ingin ke arena. Misalnya, hujan, jarak yang jauh, kesulitan tempat parkir, hingga suasana arena yang mungkin bagi sebagian penonton tidak nyaman.

Beberapa tahun kemudian semakin jelas, menonton pertandingan lewat TV menjadi alternatif utama untuk para penggemar menikmati apa yang ditawarkan oleh penyelenggara liga. Serta menguntungkan bagi para pemangku kepentingan di NBA.

Bulan Oktober 2014, NBA menjalin kontrak kerja sama penyiaran dengan nilai fantastis. NBA memperluas jalinan kerjasama dengan media nasional, Walt Disney (ABC/ESPN) dan Time Warner (TNT) yang nilainya berkisar 2,66 miliar dolar per tahun. Angka ini hampir tiga kali lipat dibanding dengan kontrak sebelumnya. Kesepakatan ini berlaku mulai musim 2016-17 mendatang.

Kontribusi pendapatan terbesar juga didapatkan dari penjualan pernak-pernik atau merchandise. Merchandise menyumbang lebih dari satu miliar dolar setiap tahun. Hanya dari penjualan jersey saja, NBA sudah mendapat pemasukan hingga 900 juta dolar.

Untuk peringkat pendapatan, Los Angeles Lakers berada di puncak dengan nilai penghasilan tertinggi sebesar 2,6 miliar dolar. Angka ini mengalami peningkatan sebanyak 93 persen dari tahun 2014.

Meskipun Lakers mengakhiri musim 2013-2014 dengan rekor terburuk keduanya sepanjang sejarah –dengan perolehan 27-55 (rekor menang-kalah), namun Lakers memiliki kontrak bernilai empat miliar dolar dengan durasi 20 tahun dengan Time Warner yang dimulai sejak 2012 silam.

New York Knicks berada di urutan kedua dengan 2,5 miliar dolar. Naik sekitar 79 persen dari tahun sebelumnya. Rating atau angka tontonan untuk pertandingan Knicks di Madison Square Garden (markas Knicks) memang turun sekitar 29 persen seiring dengan rekor 37-45 menang-kalah Knicks pada musim 2013-14 silam. Namun Knicks masih mampu menarik penonton TV terbesar di NBA.

Hal serupa terjadi dengan Lakers. Walau angka penonton atau rating turun hingga 54 persen pada tahun 2014, Lakers masih memperoleh pendapatan sebesar 125 juta dolar dari Time Warner.

Lonjakan nilai tim juga terjadi di tim-tim lain. Walau tidak sebesar Knicks dan Lakers, tim semisal Charlotte Hornets juga mengalami pelonjakan nilai.

Sebagai pemilik Charlotte Hornets, Michael Jordan mengalami sedikit kesulitan pada awal-awal kepemilikannya. Namun pada akhirnya legenda NBA ini mencapai posisi yang bagus secara finansial. Lima tahun lalu Jordan resmi membeli Hornets sebesar 275 juta dolar. Saat ini Hornets bernilai 725 juta dolar.

Lalu ada Philadelphia 76ers. Josh Haris dan mitra-mitranya membeli 76ers sebesar 280 juta dolar pada tahun 2011. Di bawah kepemilikannya, 76ers kini bernilai 420 juta dolar.

Semetara itu, ketika Steve Ballmer resmi membeli Clippers sebesar dua miliar dolar dari Donald Sterling, nilai Clippers mencapai 1,6 miliar dolar atau mengalami peningkatan 178 persen dari tahun 2014 dan menduduki peringkat kelima.

Ballmer tidak pernah melihat finansial Clippers sebelum memberikan tawarannya kepada Sterling. Mantan CEO Microsoft ini mengajukan tawaran sebesar 1,8 miliar dolar sebelum diberi tahu oleh pihak Sterling, kesepakatan akan tercapai bila Ballmer bersedia membayar sebesar dua miliar dolar.

Tanpa pikir panjang, Ballmer menyanggupi dan ia membayar 14 kali lipat dari pendapatan Clippers musim 2013-14.

Atlanta Hawks dan Brooklyn Nets merupakan dua tim yang saat ini sedang dilego dan kedua pemiliknya sama-sama menginginkan harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli mereka.

Sebuah grup yang dipimpin oleh Bruce Levenson dan Michael Gearon membeli Hawks sebesar 189 juta dolar pada 2004 (Levenson juga pernah tertangkap membuat komentar bermuatan rasial tahun lalu, yang memicu tim untuk segera menjual Hawks).

Hawks mengalami kerugian selama lima tahun berturut-turut sebelum memperoleh keuntungan pada musim 2013-14 berkat pendapatan 20 juta dolar dari sistem bagi hasil.

Sedangkan Nets dibeli oleh Mikhail Prokorov sebesar 365 juta dolar pada 2010 dengan pembagian 80 persen masuk ke dalam kas tim dan 45 persen untuk biaya operasional arena, Barclays Center. Nets mengalami kerugian sebesar 99 juta dolar musim lalu. Namun nilai Nets beserta biaya sewa operasional Barclays Center berkisar antara 1,5 miliar dolar, dan berada di urutan keenam dalam bisnis waralaba NBA.

Ketika NBA semakin populer, nilai setiap tim pun meningkat. Tim-tim NBA memang tidak sering mengalami perpindahan kepemilikan. Tetapi ketika sebuah tim NBA tersedia di pasaran, selalu ada rekor penjualan yang terpecahkan.

Lebih dari satu dekade terakhir, rata-rata harga jual masing-masing tim naik tiga kali lipat. Hal itu sebagian besar karena dampak penjualan Clippers pada 2014. Harga tersebut menunjukkan bahwa para pemilik dan calon pemilik klub NBA berharap peningkatan pendapatan dari tim untuk beberapa tahun ke depan.

Apalagi NBA kini rata-rata menayangkan tujuh pertandingan setiap hari di televisi AS dan bisa diakses di seluruh dunia melalui NBA League Pass (Live Streaming).

Dalam dunia hiburan, NBA akan selalu menjadi salah satu tontonan olahraga terbesar di dunia. Baca: tambang emas bagi para pemiliknya. (*)

Populer

James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
Kelemahan Kings Makin Jelas Saat Takluk dari Clippers
Pelicans Tumbang! Warriors ke Perempat Final NBA Cup 2024
Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Joe Mazzulla Gunakan Muslihat Untuk Bangkitkan Semangat Celtics
Mavericks Hantam Nuggets Tanpa Doncic, Peluang NBA Cup Masih Terjaga
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Ruki Jared McCain Jadi Penyelamat Sixers
D’Angelo Russell Tertarik Membela Timnas Lithuania
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo