Perbincangan kami dengan Manajer Persebaya, Candra Wahyudi, belum berakhir. Selain menyoroti gaji, kami juga menyinggung beberapa hal yang terkait di dalamnya.

Sepak bola telah dianggap sebagai olahraga nomor satu di Indonesia, utamanya secara perputaran uang. Dengan penikmat yang tinggi dan jumlah penggemar berat yang masif, berapa sebenarnya uang yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional sebuah tim profesional sepak bola? Tak hanya itu, pertanyaan terbesarnya, berapa gaji para pemainnya? Seberapa jauh perbandingannya dengan bayaran seorang pemain basket?

Berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menjalankan satu tim IBL dalam satu musim? Pertanyaan ini dijawab dengan cukup gamblang oleh Irsan Pribadi, pemilik Pacific Caesar Surabaya. Tak berhenti di situ, Irsan juga bercerita mengenai beberapa kesulitan yang ia hadapi untuk mengembangkan timnya. Perbincangan ini adalah lanjutan dari perbincangan pertama minggu lalu dan menjadi bagian kedua dari rangkaian empat episode yang kami buat mengenai manajerial tim dan liga basket.

Seperti apa liga yang baik? Pada dasarnya, baik adalah sebuah kata sifat yang maknanya relatif. Namun, untuk sebuah liga profesional, rasanya semua sepakat bahwa liga yang baik adalah liga yang keberlangsungannya terjaga secara konsisten baik seacara penyelengaraan hingga peserta.

Overrated! Menilai seorang pemain yang berlaga di NBA adalah sebuah hal yang rumit. Mengapa demikian? Banyaknya variabel penilaian seringnya membuat pemakn dinilai terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi.

Benua Eropa memiliki sejarah panjang di perjalanan NBA. Sederet pemain seperti Vlade Divac, Arvydas Sabonis, dan Toni Kukoc adalah beberapa nama yang berhasil mematri nama mereka sebagai legenda NBA asal Eropa. Namun, belakangan ini, gempuran pemain Eropa di NBA semakin menjadi. Bahkan, gelar MVP dua musim terakhir jatuh kepada pemain asal Yunani.

Rosyidan, Dimaz Muharri, dan Santun Fredrik akan memilih nama-nama yang menurut mereka cocok membela Indonesia di putaran final FIBA Asia Cup.