Semenjak Houston Rockets melepasnya ke Oklahoma City Thunder dua musim lalu, banyak pihak mengira karier Chris Paul mulai menurun. Namun, sejak itu pula, pemain yang akrab disapa CP3 ini membuktikan bahwa perkataan orang-orang di luar sana salah. Thunder ia bawa ke playoff, bertarung tujuh laga dengan mantan timnya. Penampilan apik musim tersebut membawanya menyeberang ke Phoenix Suns musim ini.
Bersama Suns, cerita pun tak berubah. Masih menggawangi tim dengan mayoritas pemain muda, CP3 menunjukkan bahwa ia masih salah satu veteran point guard terbaik di liga. Suns ia bawa semakin panas hingga akhirnya kemenangan dari Los Angeles Lakers pada Selasa, 2 Maret 2021, waktu setempat, membuat Suns duduk di peringkat dua klasemen sementara Wilayah Barat.
CP3 seolah kepingan terakhir yang melengkapi komposisi Suns. Sebelum musim ini, Suns mengejutkan NBA dengan penampilan apik mereka sepanjang “gelembung”. Main delapan kali, anak-anak asuh Monty Williams sama sekali tak kalah. Sayangnya, mereka tetap gagal lolos ke playoff karena Portland Trail Blazers menang di gim lainnya.
Kala itu, Suns sudah mengancam, tapi seolah ada yang kurang dan CP3 datang melegkapi skuat ini. Musim ini, Suns baru kalah 11 kali dari 33 gim. Dalam 18 gim terakhir yang mereka mainkan, Suns bahkan hanya kalah 15 kali. Di balik kemenangan-kemenangan itu, CP3 menjalankan perannya dengan tepat. Ia memimpin tim untuk asis dan steal, serta menjadi top skor kedua Suns, hanya kalah dari Devin Booker.
Statistik CP3 sepanjang 32 gim ini adalah 16,4 poin, 6,7 rebound, 9,0 asis, dan 1,3 steal per gim. Akurasi tripoinnya meningkat dari tahun lalu. Musim ini ia memasukkan 39 persen dari 4,0 percobaan tripoin sementara musim lalu ia melepaskan 4,3 percobaan per gim dengan akurasi 36 persen. Efektivitas tembakan keseluruhan CP3 pun konsisten di angka 55 persen, serupa musim lalu.
Lebih besar dari itu, CP3 membuat persentase kemenangan Suns melejit. Sebelum ia hadir, persentase kemenangan Suns adalah 46 persen dan di musim ini, sejauh ini berada di 68 persen. Menarik garis mundur, di seluruh tim yang ia bela, pemain yang tahun ini berusia 36 tahun tersebut selalu membawa dampak baik untuk persentase kemenangan tim yang ia bela.
(Baca juga: Suns Mampu Tundukkan Lakers Meski Tanpa Devin Booker di Kuarter Ketiga)
Di musim pertamanya di NBA, bersama New Orleans Hornets (kini Pelicans), CP3 meningkatkan persentase kemenangan Hornets dari 22 persen menjadi 46 persen. Berpindah ke Los Angeles Clippers, persentase kemenangan 39 persen mereka meningkat jadi 61 persen. Meski sudah memiliki James Harden, kedatangan CP3 membuat Houston Rockets semakin bagus terbukti dengan persentase kemenangan meningkat dari 67 persen jadi 79 persen. Terakhir, musim lalu, bersama Oklahoma City Thunder, 70 persen persentase kemenangan mereka meningkat tipis jadi 71 persen.
Meski sejauh ini CP3 dan Suns terlihat cukup solid, ujian nyata memang baru datang dalam beberapa bulan ke depan. Pertama, CP3 harus memastikan Suns lolos ke playoff lebih dahulu. Akan lebih baik lagi jika mereka mampu mengunci posisi tinggi. Terakhir kali Suns lolos ke playoff terjadi pada satu dekade lalu.
Melihat skuat yang ada, tampaknya Monty Williams tak akan melakukan perubahan di batas akhir pertukaran pemain nanti. Tim ini bisa dibilang cukup solid meski tentunya mereka masih bisa menambah kekuatan. Namun, rasanya penambahan kekuatan akan datang dari perekrutan pemain bebas saja. Pasalnya, Suns tak benar-benar punya aset untuk ditukar ke tim lain yang tak melibatkan barisan pemain utama mereka.
Menarik menunggu sejauh apa CP3 dan Suns melaju. Berhasil lolos ke playoff saja pada dasarnya sudah merupakan prestasi apik buat mereka. Namun, jika berhasil mengunci peringkat empat besar, maka Suns akan benar-benar menjadi kuda hitam paling menarik di playoff nanti.
Foto: NBA