Pemain Santa Cruz Warriors Jeremy Lin membuat perngakuan yang mengejutkan pada hari Sabtu, 27 Februari waktu Amerika Serikat tentang perisakan (bullying) yang terjadi pada dirinya. Lin dipanggil "coronavirus" di pertandingan. Namun penyelidikan yang dilakukan NBA G-League bakal sulit. Sebab, Lin dengan tegas tidak mau menyebut pelakunya.
Lin mengunggah pernyataan bahwa dirinya mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan, dan sekaligus masuk dalam tindakan perisakan, dalam unggahan di Facebook pribadinya. Bahkan itu berkaitan dengan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di seluruh kawasan Amerika Serikat. Banyak orang-orang keturunan Asia yang bahkan mengalami tindak kekerasan. Sebabnya, orang-orang Asia dianggap sebagai pembawa pandemi Covid-19 yang kini melumpuhkan dunia.
Baca Juga: G-League Usut Kasus Jeremy Lin yang Dipanggil 'Coronavirus' Dalam Pertandingan
Lin aktif menyuarakan persatuan demi melawan aksi-aksi rasisme tersebut. Tetapi justru dirinya sendiri yang kini mengalaminya. Namun saat NBA G-League ingin melakukan investigasi terhadap kasus tersebut, Lin memilih bungkam. Artinya, dia mengakui bahwa ada perisakan, tapi tidak mau menyebut pelakunya.
"Saya tahu ini mengecewakan. Tapi saya tidak mau menyebut nama, atau mempermalukan orang," tulis Lin, di akun twitter-nya. "Apa gunanya mempermalukan orang saat situasinya seperti ini. Karena tidak akan membuat komunitas kami lebih aman dari tindak kekerasan atau perisakan. Tidak pula menyelesaikan masalah yang berkepanjangan tentang rasisme di Amerika Serikat."
Lin rupanya sudah kebal dengan perlakuan seperti itu. Sebab, dia pernah mengalami situasi yang sama saat masih bermain di Ivy League bersama tim basket Harvard. Tetapi saat itu ada Kenny Blakeney yang bertugas sebagai asisten pelatih tim yang memberinya motivasi agar bisa melewati cobaan tersebut. Kenny juga yang meramalkan Lin bakal jadi pemain NBA di masa depan. Ramalan tersebut akhirnya terwujud.
Sementara itu, jurnalis Yahoo!Sports, Keith Smith memberi tanggapan terhadap kasus Lin di G-League. Menurutnya, NBA harus menemukan pemain yang melakukan perisakan kepada Lin. Kemudian pemain tersebut dihukum dengan tidak boleh bermain di NBA. Karena itu bukan kesalahan yang bisa dimaafkan. Itu merupakan bentuk kebencian. Kalau dia sampai bermain di NBA, maka akan banyak tidakan rasisme yang terjadi di liga tertinggi. (tor)
Foto: Facebook Santa Cruz Warriors