adidas dan Reebok akan berpisah setelah 15 tahun. Pabrikan perlengkapan olahraga asal Jerman tersebut akan melepaskan merek Amerika Serikat yang mereka kelola seja 2006 silam. Tujuan adidas waktu itu, ingin menyaingi dominasi Nike di pasar Amerika Serikat. Namun yang terjadi mereka malah mengeluarkan biaya besar untuk menghidupi Reebok. Kini adidas ingin menjual Reebok.
"Setelah melalui pertimbangan yang cermat, kami sampai pada kesimpulan bahwa Reebok dan adidas lebih baik berpisah untuk mencari potensi pasar masing-masing," kata CEO adidas, Kasper Rorsted, dikutip dari Reuters.
(Sumber foto: Yahoo!Finance)
Reebok yang diharapkan bisa jadi salah satu lengan gurita adidas di Amerika Serikat, malah menjadi rantai belenggu kaki Grup adidas. Perumpamaan tersebut memang pantas diberikan, setelah melihat neraca keuangan adidas yang dikeluarkan situs kabar saham onvista.de.
Pada dasarnya, Amerika Serikat adalah pasar barang olahraga terbesar di dunia, dan adidas hanya punya pangsa pasar yang relatif kecil. Sebagian besar sudah dikuasai oleh Nike. Kemudian pada tahun 2006, ada sebuat tren yang bagus dari merek Amerika Serikat, Reebok. Mereka memiliki penjualan AS$3,8 miliar dengan laba sekitas AS$0,19 miliar di tahun yang sama. Angka tersebut menarik minat Grup adidas untuk mengakuisisi mereka. Bahkan adidas rela mengeluarkan biaya sebesar 3,8 miliar euro.
Tetapi bila melihat neraca itu 15 tahun setelah diakuisisi, maka semua berubah suram. Penjualan Reebok di Amerika Serikat turun dari 2 miliar euro menjadi 1,7 miliar euro antara tahun 2006-2019. Padahal adidas sudah melakukan beberapa inovasi. Tahun 2016, adidas memangkas produk Reebok agar lebih efisien. Mereka juga menyewa Victoria Beckham dan Cardi B untuk menjadi duta dengan biaya hampir 1,75 miliar euro. Namun Reebok hanya menyumbang tujuh persen dari seluruh penjualan Grup adidas di tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020, penjualan adidas merosot hingga 20 persen.
Pihak adidas melalu Kasper Rorsted sebenarnya sudah mengungkapkan ingin menjual Reebok setahun lalu. Tetapi mereka tidak ingin gegabah dalam hal ini. Meski pada akhirnya, kabar tersebut bocor ke publik. Namun secara resmi, pelepasan Reebok akan dilakukan pada 10 Maret mendatang.
Pernyataan tentang adidas bisa lebih baik tanpa Reebok diungkapkan oleh Montley Fool. Sebuah perusahaan penasihan keuangan dan investasi swasta asal Amerika Serikat dalam laman resminya, fool.com. Menurut mereka, drama adidas dan Reebok yang berlangsung selama 15 tahun akan segera berakhir. Reebok bukan hanya menekan pertumbuhan perusahaan, mereka juga menurunkan laba Grup adidas.
Faktanya, pada periode 2006 hingga 2019, sebenarnya adidas mengalami peningkatan penjualan dari 6,6 miliar euro menjadi 21,5 miliar euro secara keseluruhan. Namun karena mereka menghidupi Reebok, laba perusahaan terpangkas. Meski sampai saat ini belum dibuka, berapa kerugian adidas yang disebabkan oleh penurunan penjualan Reebok.
Langkah melepas Reebok, menurut Montley Fool akan membuat adidas fokus pada produknya sendiri. Dengan kata lain, mereka fokus pada bisnis inti lagi. Reebok mungkin akan menemukan jalannya kembali ke kejayaannya lagi. Tetapi Grup adidas akan segera mengakiri eksperimen mahal yang mereka lakukan selama 15 tahun.
Baca Juga: Baron Davis dan Master P Siap Membeli Reebok dari adidas
Kabarnya, pelepasan Reebok oleh Grup adidas sudah ditunggu dua pesohor Amerika Serikat, yaitu Baron Davis dan Master P. Keduanya berniat membeli Reebok dan menjadikannya perusahaan perlengkapan olahraga pertama milik orang kulit hitam. (tor)
Foto: shoes-report.ru