Kekalahan dari New York Knicks adalah sinyal bahaya untuk Houston Rockets. Lebih buruk dari sekadar kekalahan satu gim, hasil ini membuat tim asuhan Stephen Silas sama sekali belum menang dalam lima gim terakhir mereka. Ini adalah tren negatif terburuk sepanjang musim ini. Lebih buruk dari masa-masa peralihan pascatransaksi James Harden ke Brooklyn Nets. Selain itu, Rockets juga terlihat jelas kebingungan di lapangan.

Apa yang terjadi? Apa yang berbeda dari Rockets di lima gim terakhir ini? Instan saja, mereka kehilangan seorang Christian Wood. Wood mengalami cedera engkel pada 4 Februari lalu, atau enam gim ke belakang. Ia ditarik keluar di kuarter tiga dalam kemenangan melawan Memphis Grizzlies yang mana juga kemenangan terakhir Rockets di kurun waktu ini.

(Baca juga: Pemain-pemain Terlewatkan dari Delapan Tim yang Absen di Orlando (Bagian Dua))

Meski baru memainkan musim pertamanya bersama Rockets, Wood langsung menjadi pemain penting di skema permainan Silas. Wood bahkan adalah top skor Rockets musim ini jika kita mengesampingkan statistik delapan gim Harden. Tak hanya memimpin secara poin, Wood juga memimpin Rockets untuk rataan rebound dan blok, catatan yang semakin menunjukkan pentingnya sosok Wood. Stastistik Wood musim ini adalah 22,0 poin, 10,2 rebound, 1,3 asis, 0,9 steal, dan 1,5 blok per gim.

Wood juga memenuhi syarat sebagai seorang pemain yang mengikuti perkembangan zaman. Wood memiliki efektivitas tembakan keseluruhan (eFG%) di angka 62 persen, angka selayaknya senter konvensional. Namun, begitu melihat lebih dalam, Wood juga memiliki akurasi tripoin luar biasa di angka 42 persen. Tak main-main pula, angka 42 persen tersebut datang dari 4,5 percobaan per gim yang artinya Wood hampir memasukkan dua tripoin per gim.

Wood total bermain 17 kali dari keseluruhan 26 gim Rockets. Di sembilan gim yang ia absen, Rockets memiliki rekor menang-kalah (3-6). Dalam lima kekalahan terakhir, Rockets juga hanya dua kali menyentuh 100 poin, itupun tidak lebih dari 106 poin. Jika di rata-rata, Rockets hanya membuat 99,4 poin per gim dalam lima laga terakhir.

Statistik on-off court juga menunjukkan bahwa Rockets lebih buruk jika Wood sedang di bangku cadangan. Yang terburuk,  jika Wood tak ada di lapangan, offensive rating Rockets turun 8 poin dari 112,5 menjadi 104,5. Persentase akurasi, steal, blok, dan turnover Rockets juga lebih baik saat Wood ada di lapangan.

Kini, dengan cedera engkel yang belum diketahui sampai kapan memakan waktu Wood, Rockets harus mencari cara mengisi kekosongan yang ia tinggalkan. Ruki, Jae’Sean Tate adalah pemain yang cukup solid, mengingat dia juga sudah senior dan datang berbekal pengalaman di Eropa. Akan tetapi, Tate belum menunjukkan ketenangan dan pengaruh sebesar Wood. DeMarcus Cousins pun masing sangat tidak stabil. Satu waktu, Cousins bisa sangat efektif dan memberi sumbangsih dobel-dobel, di waktu yang lain ia bisa saja hanya bertahan di lapangan dua kuarter.

Rockets dalam bahaya. Jika target mereka adalah lolos ke playoff, maka mereka harus segera bergerak. Mereka mungkin harus kembali turun ke pasar pertukaran pemain untuk mencari kepingan-kepingan terbaik mendukung target mereka. P.J. Tucker dan Victor Oladipo bisa jadi aset terbaik untuk ditukar ke tim lain. Saya sempat mengira Eric Gordon bisa menjadi opsi juga, namun ia tampak lebih nyetel dengan Wall ketimbang Oladipo.

Di sisi lain, Rockets mungkin bisa juga merevisi target mereka. Rockets bisa saja lebih tenang dan memutuskan tak perlu ke playoff sembari melakukan evaluasi terhadap skuat yang mereka punya. Sebenarnya, Silas sudah memiliki konsep bermain yang cukup apik. Bola mengalir lebih baik dengan opsi menyerang tak terpaku pada tripoin semata. Namun, personel yang mereka punya masih jauh dari mumpuni. Wall, Wood, Gordon, dan Tate bisa jadi fondasi. Kini, tugas manajemen Rockets untuk mencari komposisi membangun rumah yang kukuh, yang bisa mewujudkan impian Tilman Fertitta untuk membawa Rockets juara lagi.

Foto: NBA

Komentar