Jika Anda melihat linimasa hari ini, mungkin berseliweran unggahan yang mengandung unsur berikut, Tom Brady, Buccaneers, Patrick Mahomes, dan Kansas City Chiefs. Bagi Anda yang belum familiar, kita sedang berbicara tentang Super Bowl, sebuah gelaran partai final dari National Football League (NFL) atau yang biasa kita sebut dengan American Football.

Berbeda dengan partai final liga-liga olahraga profesional di luar sana, Super Bowl identik dengan sebuah gelaran yang juga menyatukan aksi panggung dari artis-artis ternama dunia. Kami sudah sempat membahas mengenai hiburan dalam Super Bowl di dalam artikel tiga tahun lalu yang bisa Anda baca lagi di sini.

(Baca juga: Super Bowl, Kombinasi Olahraga dan Hiburan dalam Satu Paket)

Untuk kali ini, kita akan menepi dari hiburan yang ada. Kita akan membicarakan mengenai pertandingan itu sendiri. Atau lebih tepatnya, kita akan berbicara mengenai satu sosok pemain yang sudah menjadi legenda atau bahkan kini mungkin sudah mendapatkan predikat sebagai Greatest of All Time (GOAT), Tom Brady.

Sebelum ke sana, perlu Anda ketahui bahwa American Football adalah sebuah olahraga penting di Amerika Serikat. Bahkan, mungkin ini adalah olahraga utama di sana, bersaing dengan basket dan baseball. Saking besarnya NFL di Amerika Serikat, seluruh laga NBA di hari Minggu, 7 Februari 2020, waktu setempat, dimainkan di siang atau sore hari. Semua dilakukan agar seluruh masyarakat fokus pada Super Bowl yang mempertemukan Tampa Bay Buccaneers dengan Kansas City Chiefs.

Selaiknya sebuah partai final, selalu ada tokoh-tokoh penting yang dianggap sebagai pusat perhatian. Di American Football sendiri, pusat perhatian hampir selalu tertuju kepada mereka yang berposisi quarterback. Penjelasan singkatnya, quarterback serupa dengan playmaker yang berfungsi mengatur permainan dan tak jarang menjadi perpanjangan tangan pelatih.

Di partai antara Buccaneers dengan Chiefs, dua quarterback mereka memiliki sejarah yang menarik. Patrick Mahomes adalah quarterback Chiefs yang datang ke final ini sebagai juara bertahan. Mahomes baru memasuki musim keempatnya di NFL dan sudah menunjukkan tanda-tanda akan menjadi pemain besar. Ia juga sudah sempat menjadi MVP musim reguler di tahun keduanya.

Lawannya adalah Tom Brady, seorang veteran berusia 43 tahun yang memainkan musim ke-21 di NFL. Menariknya, di 20 musim sebelumnya, ia selalu bermain di bawah panji New England Patriots. Musim ini jadi musim pertamanya di luar Patriots dan berhasil melaju hingga final. Brady memimpin Patriots meraih enam gelar juara yang membuat organisasi ini jadi organisasi dengan gelar juara terbanyak di NFL, bersanding dengan Pittsburgh Steelers.

Sayangnya, Super Bowl 55 sendiri bisa dibilang berjalan antiklmaks. Sebagai juara bertahan dan tim yang terbilang cukup stabil sepanjang musim, Chief tak berkutik. Barisan penyerang mereka mati kutu di tangan barisan bertahan Buccaneers yang bila saya simpulkan bermain “beringas” sepanjang laga. Chiefs gagal membukukan touchdown dan bertekuk lutut 31-9. Seluruh poin Chiefs berasal dari field goal yang berupa tendangan dan bernilai tiga poin.

Hasil ini membuat Brady meraih gelar ketujuh sepanjang kariernya. Seperti yang sudah disinggung di atas, tidak ada satupun tim NFL, dalam 55 tahun gelarannya, mampu meraih lebih dari enam gelar juara. Hal ini seolah mengimplikasikan bahwa Brady adalah pemain terbaik sepanjang masa. Atas dasar American Football adalah olahraga utama di Amerika Serikat, gelar ini mungkin menobatkan Brady sebagai pemain terbaik dari yang terbaik, GOAT dari barisan GOAT, untuk olahraga di belahan Amerika Utara.

Selama ini, GOAT di olahraga Amerika Utara cukup kental dengan nama Michael Jordan. Legenda basket yang menghabiskan waktunya bersama Chicago Bulls dan Washington Wizards. MJ (akronim Michael Jordan), meraih total enam gelar juara dengan catatan dua kali three-peat (tiga beruntun). Jordan tak pernah kalah di final, mendominasi liga selama ia bermain, dan meraih beragam prestasi. Hal ini yang melandasi predikat GOAT melekat kepadanya.

Namun, gelar Brady seharusnya mengubah narasi ini. Gelar ketujuh ini datang dari 10 kali penampilan. Tidak ada satupun pemain NFL yang mampu tampil di Super Bowl lebih dari enam kali. Gelar kali ini juga membuat Brady kini meraih gelar juara dalam tiga dekade yang berbeda. Selain itu, karena perpindahan tim yang ia lakukan juga berujung pada perpindahan wilayah, Brady jadi quarterback starter pertama yang mampu juara mewakili dua wilayah yang berbeda.

Satu-satunya dominasi sebesar ini di seluruh olahraga Amerika bagian Utara mungkin hanya datang dari Bill Russell bersama Celtics. Russell meraih total 11 gelar juara bersama Celtics dengan delapan di antaranya terjadi beruntun. Namun, karena semua gelar ini terjadi sebelum tahun 1970, nama Russell bisa dibilang mendapat tempat tersendiri di perbincangan GOAT yang sebenarnya lebih mengacu pada atlet-atlet modern, era 90-an hingga kini.

Seusai Super Bowl 55, Brady yang masih menyisakan satu tahun kontrak dengan Buccaneers mengutarakan bahwa ia akan kembali bermain musim depan. Di usianya yang akan menyentuh 44 tahun, Brady belum sama sekali terlihat memikirkan pensiun. Ditambah jika Buccaneers melakukan perbaikan skuat, kemungkinan Brady meraih gelar kedelapannya pun semakin terbuka. Andai itu terjadi, rasanya nama Brady akan jelas abadi di antara para atlet terbaik yang pernah ada di olahraga Amerika bagian Utara. Selamat Tom Brady! (DRMK)

Foto: NFL

Komentar