New Orleans Pelicans seolah mengalami déjà vu. Datang dengan semangat tinggi seiring penampilan yang tidak cukup buruk musim lalu sebagai tim muda, Pelicans justru mengalami kemunduruan. Hal yang serupa mereka alami saat musim lalu dilanjutkan di “gelembung” Orlando. Pelicans baru meraih lima kemenangan dari 15 gim yang sudah mereka mainkan dan terdampar di urutan kedua terbawah klasemen sementara Wilayah Barat. Satu-satunya tim yang lebih buruk dari mereka adalah Minnesota Timberwolves.

Performa ini memancing beragam isu tidak sedap di luar ganti. Sempat ada pendapat bahwa Kepala Pelatih Pelicans musim ini, Stan Van Gundy, kesulitan mengendalikan ruang ganti. Atas isu ini, kabar mengenai kemungkinan perpindahan pemain sebelum batas akhir pertukaran (trade deadline) semakin terbuka.

The Athletic melalui salah satu kontributornya Shams Charania menyebut tim-tim NBA kini sedang memantau situasi dua pemain Pelicans, Lonzo Ball dan J.J. Redick. Kedua pemain ini adalah pemain yang mengalami kemunduran yang cukup terasa di awal musim ini dan mulai terlihat kemungkinan Pelicans akan melepas keduanya.

Isu mengenai perpindahan Lonzo sebenarnya sudah memanas sejak ia tidak mendapatkan perpanjangan kontrak dari Pelicans. Sebaliknya, Pelicans memberikan perpanjangan kontrak maksimal kepada Brandon Ingram yang mengindikasikan bahwa ia adalah poros utama skuat ini hingga lima musim ke depan. Di sisi lain, Pelicans juga masih punya sosok Zion Williamson yang baru memasuki musim keduanya dengan segala potensi yang ia punya.

Hal ini diperburuk dengan transaksi Pelicans yang menukar Jrue Holiday ke Milwaukee Bucks dengan ganti Eric Bledsoe. Bledsoe memiliki gaya bermain yang berbeda dengan Holiday dan sejauh ini Lonzo terlihat tak menemukan koneksi yang baik. Rataan poin Lonzo memang naik di angka 12,0 poin (terbaik sepanjang kariernya). Namun, rataan asisnya turun drastis di angka 4,7 asis per gim serta akurasi tripoin Lonzo juga turun di angka 29 persen. Keduanya adalah yang terendah di empat musim perjalanan Lonzo di NBA.

Permasalahan berbeda dialami  oleh Redick. Redick tampaknya tak mendapat kepercayaan penuh dari Van Gundy. Ia hanya bermain 20,5 menit per gim yang mana jumlah menit bermain terendah Redick sejak 2009, atau musim ketiganya di NBA. Redick pun tak bisa memberi sumbangsih banyak. Ia hanya mencetak 8,1 poin per gim dengan akurasi tripoin 30 persen, akurasi tripoin terendah sepanjang kariernya.

Meski usianya tak lagi muda, Redick tetaplah aset berharga di basket modern ini. Kemampuannya menembak tripoin dengan beragam skema tak perlu diragukan lagi. Selain itu, fakta bahwa Redick hanya sekali gagal ke playoff di 14 musim kariernya juga membuat tim-tim tertarik menggunakan jasanya. Jika tidak sebagai penembak dari bangku cadangan, setidaknya Redick bisa menjadi mentor untuk pemain muda. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar