Boston Celtics dan Miami Heat sebenarnya sudah berniat melakukan boikot setelah adanya aksi pro-Donald Trump di gedung Capitol Amerika Serikat. 20 sebelum tip-off, mereka tidak terlihat di lapangan. Namun para pemain akhirnya muncul, dan laga bisa digelar tepat waktu. Hanya saja mereka membuat surat terbuka mengecam perkembangan kasus Jacob Blake. Tidak ada pertandingan yang ditunda malam ini. Hanya saja, semua komunitas NBA menyoroti aksi di gedung Capitol, terutama tentang perlakuan aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa. Kepala pelatih Philadelphia 76ers mengajukan pertanyaan yang tajam, tentang bagaimana bila yang melakukan demonstrasi adalah orang kulit hitam.

NBA tetap berjalan lancar. 11 pertandingan terselenggara dengan baik tanpa hambatan, meski ada kerusuhan di Washington DC. Sehubungan dengan aksi berbau politik tersebut, para pemain NBA mencoba bersikap tenang. Namun mereka mengecam bahwa aksi tersebut menunjukkan bahwa masih ada perlakuan berbeda antara orang kulit hitam dan kulit putih.

Doc Rivers sebelum memimpin Sixers menang melawan Washington Wizards mengajukan sebuah pertanyaan tajam. Rivers bertanya, bagaimana bila yang menerobos Capitol, memecahkan jendela, dan bergulat dengan polisi itu adalah orang kulit hitam. Rivers mengajukan pertanyaan tersebut agar orang-orang kembali melihat video kerusuhan di Capitol. Menurutnya, petugas keamanan terlihat santai. Tidak ada anjing polisi yang menyerang orang, tidak ada tongkat pemukul yang memukul demonstran, bahkan orang-orang dibawa keluar dari Capitol dengan damai.

"Ini sangat menyedihkan. Padahal itu serangan terhadap demokrasi. Aksi tersebut bisa mengancam demokrasi. Tapi lihat perlakuan aparat keamanan sangat berbeda. Ketika ada protes tentang kasus-kasus kulit hitam, dan aksi pejuang keadilan sosial, aparat keamanan yang berjaga lebih banyak dari pengunjuk rasa. Ada polisi, bahkan tentara yang menjaga. Ini membuktikan bahwa ada yang berbeda di negara ini," kata Rivers, seperti dikutip dari Yahoo!Sports.

Rivers dikenal sangat vokal menanggapi kasus-kasus sosial politik yang terjadi di Amerika Serikat. Namun kali ini dia tidak sendirian, karena banyak pelatih yang juga mengecam tindakan tersebut. Bukan soal aksi unjuk rasa, melainkan perlakuan aparat keamanan yang dinilai berbeda menangani orang kulit hitam dan kulit putih. Bahkan dalam sebuah wawancara dengan Adrian Wojnarowski dari ESPN, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemain NBA (NBPA) Michele Roberts mengungkapkan bahwa dirinya sedih, namun menolak untuk menangis menyaksikan hal ini.

"Kami melihat seorang polisi kulit hitam dikejar pengunjuk rasa. Seorang pemain berkata kepada saya, 'Jadi ini yang bisa mereka lakukan?'. Saya tahu bagaimana perasaan mereka (pemain NBA) menyaksikan apa yang terjadi saat ini. Saya sangat marah dan sedih, tapi menolak untuk menangis," kata Roberts.

Sementara itu, Bradley Beal dan Stephen Curry termasuk pemain yang mengecam sikap aparat keamanan tersebut. Mereka mengingat kembali pernyataan Donald Trump yang menyerukan hukuman penjara kepada pengunjuk rasa pada bulan Juli lalu. Trump memerintahkan untuk menangkap siapa pun, termasuk pemain NBA. Tetapi kali ini, aparat keamanan justru bersikap baik terhadap pengunjuk rasa di gedung Capitol. Bahkan mereka bisa masuk ke gedung tersebut dengan tenang tanpa gangguan dari aparat keamanan. (tor)

Foto: sbsun.com

Populer

Charles Barkley Tak Setuju Jika Pemain NBA Dikirim ke Olimpiade
Orlando Magic Jadi Salah Satu Tim dengan Kondisi Finansial Terbaik Musim Depan
Puma Speedcat, Sepatu Balap Retro yang Kembali Tenar
Derek Fisher: NBA Modern Sama dengan WWE
Nike Lakukan Tes Pasar untuk Jordan Poole dengan Nike GT Cut 3 PE
Ekspansi NBA Ditunda Sampai Boston Celtics Terjual
Sasha Vezenko Kembali ke Olympiacos Karena Tak Nyaman di NBA
ESPN Incar Shams Charania atau Chris Haynes untuk Ganti Adrian Wojnarowski
Kisah JoJo dan RiRi yang Kandas Karena Bukan Pemain All-Star
Adrian Wojnarowski Pensiun Jadi Jurnalis