Rudy Gobert menggemparkan NBA setelah memastikan diri bertahan dengan Utah Jazz hingga lima tahun ke depan. Kedua belah pihak sepakat dengan nilai AS$205 juta. Nominal ini menempatkan Gobert sebagai kontrak ketiga terbesar ketiga di sejarah NBA. Dua kontrak lain yang lebih besar dari Gobert adalah Giannis Antetokounmpo dan Russell Westbrook.

Menariknya, Gobert sebenarnya bisa saja menyamai nilai kontrak Giannis, namun ia tak menekan Jazz. Ya, dengan prestasi dua kali Defensive Player of the Year dan tiga kali terpilih sebagai All-NBA Team membuatnya layak mendapatkan kontrak supermaksimal. Namun, dilansir ESPN, Gobert mendaku ia tak meminta supermaksimal karena berharap Jazz lebih fleksibel secara ruang gaji untuk merekrut pemain lain.

Kesepakatan baru ini sebenarnya mendapat banyak kontra dari luar sana. Pasalnya, sepanjang delapan tahun berakarier di NBA, Gobert dianggap banyak pihak tidak menunjukkan paket ketangkasan yang cukup untuk mendapatkan kontrak sebesar itu. Gobert memang adalah seroang pemain bertahan yang baik, tapi untuk menyerang dan sektor-sektor lainnya, Rudy belum benar-benar terlihat.

(Baca juga: Donovan Mitchell Sepakati Perpanjangan Kontrak Maksimal AS$195 Juta)

Saya pun cukup sepakat dengan pendapat ini. Namun, faktor kemampuan bertahan Gobert memang sangat luar biasa. Sejak masuk ke NBA, Gobert membukukan catatan defensive rating tak pernah lebih dari 104. Bahkan, tiga musim beruntun, di kurun 2015 – 2018, Gobert membukukan defensive rating di angka 99. Satu musim sebelumnya (2014), defensive rating Gobert di angka 99. Sedangkan di musim 2019, di angka 100.

Bergeser ke sektor penyerangan, Gobert memang tak cukup istimewa. Sejauh ini, ia “hanya” berfungsi sebagai tembok (screen) rekan-rekannya, melakukan pick n roll, melakukan dunk serta tembakan jarak dekat plus merebut rebound. Banyak sekali pemain seperti ini di NBA dengan sumbangsih 11,7 poin per gim di sepanjang kariernya. DeAndre Jordan, Steven Adams, hingga Andre Drummond sebenarnya layak masuk dalam kategori ini, secara menyerang. Lebih tepatnya, mereka-mereka yang disebut sebagai senter konvensional.

Namun, untuk Jazz, sebenarnya apa yang dilakukan Gobert saat menyerang sudah lebih dari cukup. Pasalnya, mereka sudah punya pemain lain yang bisa diandalkan sebagai pilihan pertama untuk menyerang dalam diri Donovan Mitchell. Mitchell juga sudah baru menyepakati perpanjangan kontrak selama lima tahun dengan Jazz.

Dengan kontrak super Mike Conley yang akan habis musim depan, maka bisa dipastikan Jazz akan bergantung pada Mitchell, Gobert, Bojan Bogdanovic, Jordan Clarkson, dan Royce O’Neale. Lima nama ini memiliki kontrak panjang hingga setidaknya 2022 – 2023. Di luar mereka, masih ada nama Joe Ingles dan ruki, Udoka Azubuike yang akan bertahan setidaknya sampe 2021 – 2022.

Keberadaan nama-nama di atas juga membuat Jazz lebih fleksibel mencari pemain baru di jeda musim depan. Perkembangan Mitchell yang semakin lengkap secara ketangkasan membuat Jazz bisa merekrut pemain yang tak berposisi garda utama (menggantikan Conley). Dalam daftar unrestricted free agent untuk musim 2021, nama-nama yang bisa direkrut oleh Jazz adalah DeMar DeRozan, Victor Oladipo, Tim Hardaway Jr.,  hingga Evan Fournier. Mereka-mereka yang bisa menambah amunisi Jazz.

Di mata saya, fleksibilitas yang terjadi setelah kontrak baru Gobert menunjukkan kesungguhan Jazz sebagai penantang gelar dari Wilayah Barat. Serupa dengan Denver Nuggets, Jazz mulai menampakkan hasil kesabaran mereka dalam membangun tim lima tahun ke belakang. Dan jika semuanya terus meningkatkan kemampuan, sebaiknya Anda jangan lewatkan penampilan Jazz.

Foto: NBA

 

Komentar