Kepala pelatih Cleveland Cavaliers John-Blair Bickerstaff gembira timnya bisa kembali turun ke lapangan setelah sembilan bulan. Namun ada yang tetap terasa aneh baginya, terutama dengan suasana lapangan. Tidak ada penggemar yang bersorak, tidak ada musik dari disk jockey sebelum pertandingan, dan tidak ada yang melempar kaus saat gim istirahat. Lalu dari semua perbedaan tersebut, yang paling sulit adalah berkomunikasi dengan pemainnya. Saat liga mewajibkan pelatih memakai masker selama memimpin pertandingan, maka para pelatih dituntut untuk mencari cara lain agar komunikasi berjalan lancar.
NBA sudah membuat aturan tentang masker yang dipakai oleh ofisial sepanjang pertandingan. Itu termasuk kepala pelatih, asisten, hingga semua yang terlibat di tim, selain pemain. Bahkan pemain yang sedang tidak tampil (DNP) tapi duduk di bangku cadangan, wajib juga memakai masker sepanjang pertandingan. Menurut CDC (Centers for Disease Control), masker sangat penting dan dapat membantu mencetak penyebaran virus Covid-19.
Tetapi dari sisi pelatih, masker menghadirkan tantangan baru bagi mereka. Masker membuat mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik, dan menghalangi orang membaca gerakan bibir.
"Sulit, jujur. Pada akhirnya, kami harus mencari cara lain," kata Bickerstaff, seperti dikutip dari cleveland.com. "Saat di lapangan, para pemain tidak bisa mendengar instruksi dengan baik, karena teredam oleh masker. Jadi kami harus kreatif, dan mungkin lebih mematangkan komunikasi dengan isyarat-isyarat tangan."
Menurut Bickerstaff, meski keadaan lapangan hening karena tidak ada penonton, tapi ada suara dari suasana pertandingan seperti suara sepatu, teriakan pemain, yang membuat suara pelatih sulit didengar dengan baik. Hal tersebut diakui juga oleh forwarda Cavaliers, Larry Nance Jr..
"Saya tidak bisa mendengarnya. Saya tidak tahu pertahanan apa yang kami buat. Itu karena saya tidak bisa mendengar atau melihat gerakan bibir pelatih. Tapi ada satu orang di dekat pelatih yang pasti mendengar dengan jelas. Mereka harus memberi tahu yang lain. Ini pasti membutuhkan waktu untuk membiasakan diri," kata Nance Jr..
Tetapi ruki Cavs, Isaac Okoro lebih suka isyarat tangan ketimbang berteriak, atau menggunakan cara seperti pesan berantai. Menurut Okoro, dengan melatih isyarat tangan yang baik, dan mudah dimengerti, maka komunikasi akan berjalan lancar.
Sebagai pelatih, Bickerstaff tak ingin masker jadi kendala. Dia akan mencoba mencari isyarat tangan yang mudah. Kemudian menggunakan pemain-pemain muda untuk menyampaikan instruksi seperti pesan berantai. Cara tersebut dicoba di gim kedua pramusim, antara Cavs melawan Indiana Pacers. Hasilnya cukup bagus, Cavs bisa menang 116-106, Senin malam, 14 Desember waktu Amerika Serikat.
"Ketika kami kembali ke lapangan, itu jadi kegembiraan bagi saya dan tim. Mereka sudah kembali menemukan irama permainan, jadi saya tidak mau masalah masker ini jadi kendala. Saya harap pelatih lain juga harus menyikapi semua ini dengan positif. Para pelatih dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam berkomunikasi," tutup Bickerstaff. (tor)
Foto: nba.com/cavaliers