Beberapa waktu lalu, salah satu media olahraga terbesar di dunia, ESPN, merilis daftar 100 pemain terbaik untuk NBA 2020 – 2021. Daftar seperti ini sudah menjadi bagian dari rutinitas ESPN setiap tahunnya, jelang musim dimulai. Tak hanya untuk kelas NBA bahkan, mereka mengeluarkan daftar seperti ini untuk pemain SMA dan pemain kampus.
Pun demikian, di level NBA, daftar yang dikeluarkan ESPN selalu memantik perdebatan. Pasalnya, tak sedikit pemain yang merasa dirinya layak mendapat peringkat lebih tinggi dan semacamnya. Namun, ya seperti itulah risiko mengeluarkan tulisan yang penuh dengan relativitas. Ya, kata terbaik, seperti kata-kata sifat lainnya, akan selalu memiliki beragam standar, tidak akan pernah sama untuk semua orang.
Atas hal itu, kami pun tergerak untuk mengeluarkan daftar sendiri. Ini jadi daftar pertama yang dikeluarkan oleh Mainbasket. Kami tidak akan menghitung sampai 100 pula, kami batasi daftar ini hanya berisi 20 pemain. Pemain-pemain ini yang nantinya akan terus menghiasi pemberitaan-pemberitaan media basket dunia sepanjang musim 2020 – 2021.
1. LeBron James
Tidak menempatkan LeBron James sebagai pemain terbaik NBA sekarang atau mungkin dalam lima musim ke belakang tentunya perlu dipertanyakan. Utamanya jelang musim baru ini, prestasi musim lalu LeBron dengan Lakers semakin mengukuhkan posisinya di puncak pemain terbaik NBA. Pujian MVP dua musim terakhir NBA, Giannis Antetokounmpo, bahwa LeBron adalah pemain terbaik di dunia juga semakin menguatkan semuanya.
2. Kevin Durant
Perdebatan baru akan muncul setelah kita melewati LeBron. Pilihan kami jatuh kepada Kevin Durant. Ya, meski pemain yang akrab disapa KD ini tak main sama sekali musim lalu, beberapa tangkapan kamera sesi latihan KD menunjukkan bahwa ia masih pemain yang sama. Di samping itu, meski banyak pemain terpengaruh pascasembuh dari cedera Achilles, gaya bermain KD yang flamboyan tapi mematikan membuat kami yakin tak banyak yang berubah darinya.
3. Giannis Antetokounmpo
Dua gelar MVP beruntun Giannis membuktikan dominasinya di liga. Berbeda dengan LeBron yang kini bermain penuh dengan kecerdikan, Giannis penuh dengan kekuatan. Perlu diingat, rangkaian kemenangan Bucks di dua musim terakhir terjadi karena mereka berpusat pada Giannis. Terlebih musim lalu, kehebatan Giannis semakin terasa setelah semua catatan apiknya terjadi hanya dengan ia turun tak lebih dari 30,4 menit per gim. Kekurangan Giannis ketimbang KD di daftar ini adalah paket ketangkasannya. Jika Giannis semakin baik dalam melantun bola serta menembak jarak jauh, maka ia layak menggeser posisi KD.
4. Anthony Davis
Keberhasilan Los Angeles Lakers meraih gelar juara memang tak lepas dari peran LeBron. Namun, LeBron sendiri sudah memberikan tongkat estafet kepada rekannya, Anthony Davis, sebagai opsi utama serangan Lakers. Davis berada di peringkat empat karena kehebatannya di dua bagian permainan. Sepanjang musim lalu, Davis menunjukkan bahwa ia bisa mengancam lawan dari segala lini dengan statistik poin dan akurasi tripoinnya. Di sisi sebaliknya, ia juga menjadi tembok terbesar lawan untuk menyerang Lakers dengan jangkauan serta kemampuannya membaca permainan lawan.
5. Luka Doncic
Ada beberapa nama yang bersaing ketat sebelum akhirnya Luka Doncic kami pilih di urutan kelima. Fakta bahwa Luka melakukan segalanya di musim keduanya di NBA adalah faktor besar dalam pemilihan ini. Selain itu, tanpa bantuan yang berarti seiring cedera yang terus mendera Kristaps Porzingis, Luka mampu membuktikan bahwa ia adalah pemain menyerang yang cukup komplet. Luka juga kami jagokan untuk meraih gelar MVP musim depan.
6. James Harden
Dengan segala drama yang terjadi di jeda musim ini, James Harden tetaplah pemain paling “mengerikan” di NBA saat menyerang. Meski kita semua tahu bahwa ia akan melakukan geraka step back yang menjadi andalannya, tetap saja lawan-lawan kesulitan menemukan jawabannya. Kini Harden dihadapkan pada pembuktian kemampuannya untuk bekerja lebih secara tim. Dengan wajah-wajah baru di tubuh Houston Rockets atau mungkin tim barunya nanti.
7. Stephen Curry
Hampir serupa dengan Kevin Durant, Stephen Curry lebih banyak menghabiskan musim 2019 – 2020 di ruang perawatan. Cedera yang silih berganti membuat ia dan Golden State Warriors akhirnya hanya menjadi penonton dari ketatnya persaingan Wilayah Barat. Namun, sekali lagi, serupa dengan Durant, Curry bukanlah pemain yang butuh eksplosivitas dalam menyerang lawan. Selama ada celah dan tangannya tak bermasalah, maka Curry tetap akan jadi ancaman luar biasa untuk garis tripoin lawan.
8. Kawhi Leonard
Sejak final NBA 2014, Kawhi Leonard telah menasbihkan dirinya sebagai salah satu two-way player terbaik di liga (jika bukan yang terbaik). Dengan postur yang cukup tepat, Kawhi seolah sanggup menjaga seluruh pemain lawan dari garda sampai senter. Ditambah kemampuannya sebagai pencetak angka yang baik, utamanya di area midrange, maka Kawhi layak mendapat peringkat ini.
9. Nikola Jokic
Nikola Jokic adalah ssebuah keajaiban yang jarang terjadi di NBA. Seorang senter, tidak atletis, kemampuan memberi umpan dan menembak yang baik, mungkin Jokic adalah makna sebenarnya dari senter modern yang selama ini disebut-sebut banyak pihak. Secara bertahan, memang Jokic belum cukup tangguh, tapi hal itu ia bisa tanggulangi dengan kemampuan membaca gim yang baik. Ditambah prestasi Denver Nuggets yang terus melejit, Jokic jelas masuk 10 pemain terbaik di liga.
10. Jimmy Butler
Separuh daftar ini akan kami tutup degan sosok Jimmy Butler. Kita semua sudah tahu bahwa Jimmy terbatas dalam menyerang (akurasi tripoin yang buruk), tapi ia berhasil membuktikan, dengan sistem dan personel yang tangguh, ia bisa melaju jauh. Miami Heat ia bawa ke final. Dengan Goran Dragic dan Bam Adebayo cedera, Jimmy masih sanggup memaksa Lakers main enam gim. Dalam pola permainan satu lawan satu, Jimmy nyaris tak terhentikan. Mungkin ia adalah tiga pemain isolation terbaik di liga.
11. Bradley Beal
Waktunya memberikan penghormatan untuk seorang Bradley Beal. Dengan pemain yang tidak cukup mentereng dan ditinggal John Wall cedera dalam dua musim terakhir, Beal justru terus menunjukkan peningkatan. Puncaknya, ia finis di urutan kedua daftar top skor liga musim lalu. Tak hanya membukukan 30,5 poin per gim, Beal juga menunjukkan efektivitas serangan terbukti dengan eFG% 52 persen, sebuah catatan yang cukup tinggi untuk pemain yang melepaskan lebih dari 22 percobaan per gim.
12. Damian Lillard
Damian Lillard adalah point guard terbaik kedua di liga, tepat di belakang Stephen Curry. Jika Curry flamboyan, maka Lillard justru sebaliknya. Ia tangguh dan penuh aura mematikan. Ditambah jarak tembak yang semakin tidak masuk akal, Lillard kini jadi semakin menyulitkan untuk dijaga. Pekerjaan rumah yang tersisa kini adalah pembuktian sejauh apa ia mampu memimpin Blazers melaju di playoff.
13. Trae Young
Trae Young memang belum bisa berbicara banyak secara tim, namun catatan individualnya benar-benar luar biasa. Andai saja Trae memiliki postur yang serupa dengan Luka, mungkin kita akan melihat duel selayaknya Magic Johnson dan Larry Bird. Ya, postur membuat Trae sedikit terbatas dalam menyerang lawan, tapi ia memiliki paket subtitusi lainnya dalam kecerdikan dan jarak tembak yang bisa dibilang serupa dengan Lillard dan Curry. Finis di urutan empat top skor musim lalu di tahun keduanya di liga sudah cukup membuktikan bahwa Trae akan menjadi wajah baru lainnya di NBA masa-masa mendatang.
14. Kyrie Irving
Secara performa individu, tak banyak yang berubah dari Kyrie musim lalu dengan masanya bersama Cleveland Cavaliers di 2015. Namun, Kyrie terus terlihat tak menyatu dengan timnya. Hal ini menjadi pekerjaan rumah satu-satunya dan terbesar untuk Kyrie supaya kembali berhasil membawa pulang gelar juara. Di luar itu, Kyrie adalah pelantun bola terbaik dan pemain dengan trik serangan terbanyak di liga sekarang.
15. Donovan Mitchell
Sejak musim pertamanya di NBA, Donovan Mitchell sudah membuktikan dua hal. Pertama, ia adalah adalah seorang petarung yang tak mau kalah. Kedua, ia juga seorang pemimpin meski usianya masih muda. Secara konsisten ia bantu Utah Jazz lolos ke playoff dan menjelma menjadi kekuatan Wilayah Barat lagi, mengulang era John Stockton – Karl Malone dan Deron Williams. Mitchell juga terus mengembangkan kemampuannya sebagai fasilitator. Jika musim depan ini semakin membaik, bukan tidak mungkin Mitchell masuk ke 10 besar daftar ini musim depan.
16. Jayson Tatum
Teman satu angkatan Mitchell, namun memiliki perjalanan yang berbeda. Sebagai pilihan ketiga NBA Draft 2017, Jayson Tatum sudah mendapatkan ekspektasi tinggi begitu menginjakkan kaki di lapangan NBA untuk pertama kali. Pun demikian, tiga musim berjalan, ia juga berhasil membuktikan bahwa ia akan menjadi harapan Boston Celtics di masa-masa mendatang. Secara konsisten, Tatum terus menambah amunisinya dalam menyerang. Ia bukan seorang penembak tripoin andal di musim pertamanya, jauh dari musim lalu. Selain itu, dengan perawakan yang semakin kukuh, Tatum kini juga semakin tangguh dalam bertahan.
17. Chris Paul
Banyak yang mengira karier Chris Paul menuju akhir seiring dengan pertukarannya ke Oklahoma City Thunder musim lalu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, ia kembali menunjukkan tajinya. Pemain yang akrab dengan akronim CP3 ini masih menunjukkan kapasitasnya sebagai jendral lapangan. Atas sumbangsihnya pula Thunder berhasil memaksa Rockets bermain tujuh gim di putaran pertama playoff. Musim depan ia akan membela Phoenix Suns. Dengan deretan pencetak angka di sekelilingnya yang lebih baik dari musim lalu, jangan kaget jika CP3 mungkin masuk lima besar daftar asis terbanyak liga.
18. Jamal Murray
Serupa dengan rekan satu timnya, Nikola Jokic, Jamal Murray memiliki perjalanan karier yang menarik. Ia tak langsung meledak di awal kariernya, bahkan tidak di dua tahun pertamanya. Namun, lambat tapi pasti, ia menjelma menjadi garda yang cukup komplet. Playoff musim lalu jadi pembuktian pertama Murray sebagai pemain elite NBA. Namun, kini tantangan semakin besar. Ia menghadapi ekspektasi yang tak lagi rendah dan jika ia mampu menjawab dengan tepat, maka Murray mungkin jadi 10 pemain terbaik NBA musim depan.
19. Joel Embiid
Joel Embiid memang mengalami penurunan secara statistik, namun perlu dipahami bahwa Sixers musim lalu benar-benar tidak jelas. Skuat penuh dengan pemain besar tanpa adanya penembak jitu membuat Embiid juga tampak kebingungan. Penurunan statistik yang terjadi juga karena Embiid mengalami pengurangan menit bermain dan jumlah percobaan menembak. Jika Sixers kembali memusatkan permainan mereka kepada Embiid, maka kita akan kembali melihat kehebatan Embiid.
20. Devin Booker
Perjalanan heroik Phoenix Suns musim lalu, utamanya di dalam "gelembung" adalah salah satu bukti bahwa Devin Booker adalah pemain penting di NBA. Dengan skuat muda dan bisa dibilang kelas medioker, ia mampu membawa Suns sangat dekat dengan playoff. Ini adalah pencapaian terbaik Suns dalam kurun lima tahun terakhir. Booker akan semakin menakutkan musim depan seiring kedatangan Chris Paul, sosok veteran yang ia butuhkan. Kehebatan Booker adalah mencetak angka dengan efektif. Catatan 26,6 poin per gimnya musim lalu tercipta dengan efektivitas tembakan 54,4 persen.
Foto: NBA