Pembicaraan mengenai Gordon Hayward seakan memanas setelah Charlotte Hornets memberinya kontrak senilai AS$120 juta selama empat tahun. Semua pembicaraan berkutat pada pertanyaan pantas atau tidak seorang Hayward mendapatkan kontrak sebesar itu. Bahkan Hornets rela melepaskan Nic Batum demi Hayward. Ternyata faktanya adalah Michael Jordan yang menginginkan Hayward bergabung dengan Hornets.

Menurut manajer Hornets Mitch Kupchak, timnya tidak punya masalah keuangan. Sebenarnya tidak masalah bila harus merekrut Hayward, menambahkan beberapa pemain ruki dari NBA Draft, dan memperpanjang kontrak Nicholas Batum. Kupchak menghitung anggarannya masih di bawah batasan gaji yang ditetapkan oleh NBA tahun ini. Marginnya sekitas AS$ 4 juta. Namun, akhirnya manajemen Hornets memutuskan untuk melepas Batum, dan mencari beberapa pemain baru.

"Kami berada di posisi yang bagus," kata Kupchak, dikutip dari nba.com. "Kami mencoba untuk menambah pemain juga. Kami ingin mencari pemain baru."

Baca Juga: Demi Gordon Hayward, Hornets Putus Kontrak Nic Batum

Rasanya tidak aneh bila Hornets memilih LaMelo Ball dari NBA Draft 2020. Tapi timbul banyak pertanyaan saat mereka mengejar seorang Gordon Hayward. Bahkan memberinya kontrak dengan nilai fantastis. Akhirnya, Kupchak pun buka suara soal ini. Menurutnya, Michael Jordan selaku pemilik Hornets terlibat dalam proses itu.

Hornets awalnya memberi tawaran sebesar AS$64 juta untuk empat tahun kepada Hayward. Sama seperti nilai kontraknya di Utah Jazz pada tahun 2014 hingga 2017. Awalnya Hayward tidak tertarik, sampai akhirnya Michael Jordan yang turun tangan. Legenda Chicago Bulls itu mengirimkan pesan teks dan menelepon Hayward dua kali. Jordan ternyata sudah lama menginginkan Hayward bermain di Hornets.

Setelah sepakat untuk bermain di Hornets, Hayward kembali membuat kejutan dengan kontrak senilai AS$120 juta, atau setidaknya dua kali lipat dari penawaran awal. Namun, menurut Kupchak, jumlah tersebut sudah disepakati oleh Michael Jordan.

"Dia (Michael Jordan) baru saja mengatakan sangat senang saya bisa bermain di Charlotte. Mereka ingin agar saya bisa membuat perbedaan besar. Jadi inti percakapan kami adalah tentang Hornets di masa depan," ujar Hayward, dalam konferensi pers yang diunggah di hornets.com.

Baca Juga: AS$30 Juta Per Tahun untuk Gordon Hayward, Layak atau Sebuah Kesalahan?

Hornets terakhir mencapai playoff pada musim 2015-2016 silam. Mereka kalah 3-4 dari Miami Heat di putaran pertama. Sejak saat itu, Hornets tidak pernah mencapai babak playoff. Di musim 2019-2020, Hornets hanya berada di posisi sembilan klasemen dengan rekor 23-42. Michael Jordan ingin Hayward bisa membawa perubahan. Meski di tengah badai cedera yang menimpanya akhir-akhir ini, Hayward masih mampu mencetak 17,5 poin, 6,7 rebound, dan 4,1 asis per gim musim lalu. Hornets masih berharap Hayward bisa kembali bersinar saat memasuki usia 30 tahun. Sama seperti yang dialami oleh Jimmy Butler. (tor)

Foto: ESPN

Komentar