IBL kembali menggunakan sistem grup untuk musim reguler 2021 mendatang. Alasannya, liga ingin menyingkat waktu pelaksanaan kompetisi tahun ini. Dengan sistem tersebut, maka satu tim untuk musim reguler akan bertanding sebanyak 16 kali
Direktur IBL Junas Miradiarsyah lebih dulu menjelaskan tentang skenario kompetisi musim 2021. IBL hanya akan dimainkan di dua kota penyelengaraan, atau selanjutnya disebut "bubble" (karantina). Sementara itu, akan ada empat seri reguler dan playoff. Semuanya dibagi menjadi dua "gelembung" tersebut. Setiap seri digelar selama enam hari.
"Normalnya, setiap seri itu diselenggarakan selama tiga hari. Tetapi kali ini, kami padatkan dua seri menjadi satu. Jadi untuk IBL 2021, setiap seri dimainkan selama enam hari," kata Junas, dalam konferensi pers dengan awak media, Sabtu, 28 November 2020.
IBL menyebut bahwa musim depan ada dua fase. Fase pertama adalah penyelenggaraan seri 1,2, dan 3 pada tanggal 15 Januari hingga 7 Februari 2021. Setelah itu, IBL akan istirahat (break) kompetisi selama 8 Februari hingga 1 Maret 2021. Waktu istirahat yang panjang tersebut karena ada Window 3, FIBA Asia Cup 2021 Qualifiers. Para pemain bisa memperkuat timnas Indonesia berjuang mendapatkan tiket ke babak utama.
Untuk fase kedua, IBL akan menyelenggarakan seri 4 dan babak playoff sampai final, di tanggal 2 hingga 22 Maret 2021. Fase kedua juga akan diselenggarakan di satu kota.
Bergeser ke format kompetisi. IBL 2021 akan menggunakan sistem grup untuk musim reguler. Seperti yang dijalankan sejak musim 2016-2017 hingga 2018-2019. Padahal IBL sudah kembali menggunakan sistem liga penuh di musim 2020 lalu.
Bedanya, di IBL 2021, jumlah pertandingannya justru berkurang, meski pesertanya bertambah. Karena tim yang berada di grup yang sama akan bertemu dua kali, dan tim beda grup hanya bertemu satu kali saja. Bila masing-masing grup berisi enam tim, maka satu tim hanya akan bertanding 16 kali untuk musim reguler.
Junas juga menjelaskan tentang pembagian 12 tim peserta menjadi dua grup tersebut. Karena kompetisi 2020 lalu tidak selesai, dalam arti jumlah pertandingan yang dimainkan tidak sama, maka tidak bisa dijadikan acuan untuk pembagian grup. Maka Junas membuat sebuah skenario agar pembagian grup bisa merata.
"Ada average menang-kalah, yang akan menjadi acuan kami. Misalnya NSH dan Pelita Jaya. Jumlah pertandingannya tidak sama, tapi sama-sama mengumpulkan 10 kemenangan. Jadi mereka akan dipisahkan. NSH ada di grup A dan Pelita Jaya di grup B. Begitu seterusnya," jelasnya.
Lantas untuk tiga tim baru yaitu West Bandits Solo, Bali United, dan Timnas Muda Indonesia akan mengisi tempat yang kosong. Dua tim baru dibagi di dua grup. Sedangkan sisanya akan ditempati oleh Timnas Muda.
Masuk ke putaran playoff. Tim peringkat teratas dari masing-masing klasemen akan langsung ke babak semifinal. Sementara tim peringkat dua dan tiga akan bertanding untuk memperebutkan satu tiket ke semifinal. Semua pertandingan di putaran playoff ini menggunakan sistem best-of-three.
"Penyelenggaraan liga musim ini akan sangat memperhatikan protokol kesehatan. Bila di tengah-tengah penyelenggaraan ditemukan kasus Covid-19, maka IBL sudah menyiapkan prosedur khusus. Liga akan dihentikan dulu selama tiga hari, untuk dilakukan ivestigasi dan pembersihan ulang. Bila tim dokter sudah menyatakan bersih, maka akan dilanjutkan kembali," tutup Junas. (tor)
Foto: IBL