Rangkaian IBL 2021 akan dimulai dengan IBL Rookie Draft yang akan diselenggarakan pada 30 November 2020 secara virtual. Ada beberapa mekanisme baru yang dibuat oleh IBL untuk tahun ini. Termasuk dengan pengaturan nomor urut pengambilan pemain ruki di draft nanti.
Lazimnya, tim terbawah akan memilih pemain ruki lebih dulu dalam draft. Namun karena liga musim 2020 lalu dibatalkan, maka IBL membuat mekanisme baru untuk membuat urutan yang adil. Terutama dengan kehadiran tim baru di liga, yaitu Bali United dan West Bandits Solo. Peserta IBL Rookie Draft 2020 hanya 11 tim. Sebab Timnas Muda Indonesia tidak ikut memilih pemain ruki.
Hal pertama yang akan dilakukan IBL yaitu mengurutkan sembilan peserta liga yang sudah ikut di musim sebelumnya berdasarkan abjad. Dari situ akan ditemukan Amartha Hangtuah di urutan pertama dan Satya Wacana Salatiga di urutan kesembilan. Lalu Bali United dan West Bandits sebagai peserta baru akan menjadi tim urutan ke-10 dan 11.
Dari situ masing-masing klub akan mengambil nomor urut berdasarkan abjadnya. Setelah mereka mendapatkan nomor urut, maka urutan tersebut akan menjadi patokan bagi klub dalam memilih pemain dalam draft.
"Cara ini kami buat karena liga tidak selesai dengan sempurna. Dalam arti, jumlah pertandingan masing-masing tim di IBL 2020 lalu tidak sama. Selain itu, ada dua tim baru. Oleh sebab itu, cara ini kami buat agar undian benar-benar tidak bisa ditebak," kata Junas Miradiarsyah, selaku Direktur IBL, Sabtu, 28 November 2020.
Dalam IBL Rookie Draft 2020, ada 39 pemain yang bisa dipilih klub peserta. IBL membuat jumlah ruki kali ini lebih banyak. Setiap tim diharusnya memilih satu pemain dalam draft. Mereka bisa mengambilnya di putaran pertama atau kedua. Tetapi klub juga punya jatah untuk memasukkan satu pemain ruki rekomendasi. Jalur ini dibagi menjadi dua, yaitu ruki rekomendasi bebas dari daerah mana pun, kemudian jalur kedua adalah ruki rekomendasi yang berasal dari Pengcab/Pengprov Perbasi sesuai dengan domisili klub tersebut.
"Jumlah ruki yang bisa diambil untuk masing-masing klub bisa empat sampai lima pemain. Ini untuk mengatasi kekurangan pemain. Sekaligus agar pemain bisa membela klub daerah asalnya masing-masing. Kami ingin agar klub juga menjadi kebanggaan daerahnya masing-masing," imbuh Junas.
Junas menyampaikan bahwa setiap pemain ruki di IBL wajib dikontrak dengan dengan durasi satu tahun oleh klub yang memilihnya. Setelah melewati masa satu tahun, baru klub tersebut bisa melakukan transaksi, seperti transfer atau pertukaran pemain.
Untuk tahun ini, IBL memilih pemain berdasarkan tiga kriteria. Pertama dari hasil pemantauan Timnas Muda Indonesia. Mereka yang sudah mengikuti seleksi timnas muda, bisa masuk draft. Kedua dari hasil rekomendasi atau sebelumnya dinamakan jalur pembinaan. Lalu yang terakhir dari hasil pemantauan klub. Sebagai kontestan liga, klub bisa mengajukan nama pemain yang ingin mereka pantau dalam acara IBL Rookie Combine, yang berlangsung pada 24-26 November lalu. (tor)
Foto: IBL Indonesia