Kesempatan luar biasa didapat para pemain NBA. Perwakilan para pemain mendapatkan undangan spesial dari pimpinan Gereja Katolik sekaligus pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus. Mereka diajak membicarakan soal gerakan social justice atau keadilan rasial, yang selama ini turut diperjuangkan para pemain NBA.

Pertemuan ini bisa disebut luar biasa karena belum pernah terjadi sebelumnya. Perwakilan NBA yang diundang ke Vatikan di antaranya lima pemain dan beberapa pejabat dari National Basketball Players Association (NBPA). Pertemuan itu digelar Senin pagi waktu setempat.

Pertemuan ini bermula dari kontak yang dilakukan seorang asisten Paus Fransiskus dengan asosiasi para pemain atau NBPA minggu lalu. Dari pembicaraan awal itu disebutkan Paus ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana para pemain baru-baru ini menyerukan masalah keadilan rasial dan ketidaksetaraan ekonomi.

Mendapatkan tawaran itu, para para pejabat di serikat pemain NBA langsung setuju. Mereka langsung menjadwalkan penerbangan pada Minggu (22/11). Sesampai di Vatikan, para pemain langsung ditemui Paus pada pukul 11.45.  

Delegasi dari NBA yang ikut dalam pertemuan itu antra lain Kyle Korver (Milwaukee Bucks), Sterling Brown (Houston Rockets), Jonathan Isaac (Orlando Magic), dan Anthony Tolliver (Memphis Grizzlies). Para pemain juga didampingi sekretaris-bendahara serikat pekerja, Marco Belinelli serta Michele Roberts, selaku direktur eksekutif serikat pemain.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu digelar di perpustakaan kepausan Istana Apostolik. Dari sana, para pemain dan pengurus NBPA mengunjungi Lapangan Santo Petrus.

Para pemain NBA memang termasuk yang paling lantang menyuarakan keadilan rasial. Mereka mendorong operator NBA untuk ikut terlibat dan tindakan tersebut bisa dibilang berhasil.

Para pemain itu memanfaatkan lanjutan NBA musim 2020 di dalam gelembung di Orlando untuk menyoroti kebrutalan polisi dan sejumlah masalah ketidakadilan rasial lainnya. Kampanye gerakan ini salah satunya diwujudkan dengan memasang tulisan-tulisan di belakang jersey.

Operator liga dan serikat pekerja waktu itu juga sepakat memasang tulisan "Black Lives Matter" di salah satu sisi lapangan. Tak hanya itu, hampir seluruh pemain dan pelatih berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat dikumandangkan.

Salah satu gerakan paling konkret yang terjadi selama lanjutan NBA di dalam gelembung saat itu adalah pemogokan para pemain Milwaukee Bucks. Saat itu Brown dan Korver yang sama-sama masih ber-jersey Milwaukee Bucks memutuskan duduk dalam pertandingan melawan Orlando Magic.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas penembakan polisi terhadap Jacob Blake, pria kulit hitam berusia 29 tahun, di Kenosha, Wisconsin. Pemogokan mendadak Bucks itu mengilhami gelombang tindakan serupa di beberapa cabang olahraga. Dari sana akhirnya operator liga, serikat pemain, dan para petinggi klub NBA menyepakati beberapa hal. Dan, akhirnya pertandingan lanjutan pun digelar kembali.

Hingga tulisan ini diturunkan, belum pernyataan resmi dari pemain dan serikat pemain. Mereka berencana menyampaikan hasil pertemuan dengan Paus Fransiskus sesaat setelah tiba kembali di Amerikat Serikat.(gun)

Komentar