Insan olahraga basket Indonesia, khususnya pembaca Tabloid Bola pasti mengenal sosok Eko Widodo. Jurnasil senior, komentator olahraga, sekaligus pengurus PP Perbasi. Eko Widodo dikabarkan tutup usia pada Selasa, 17 November 2020 pukul 16.00 WIB.

Menurut informasi dari pihak keluarga, yang dikirim melalui grup jurnalis, almarhum Eko Widodo meninggal di apartemennya karena serangan jantung. Almarhum meninggal di usia 51 tahun.

Dr Albertus Prihartono Eko Widodo lahir di Madiun, 4 Juni 1969. Anak pertama dari lima bersaudara pasangan guru Sekolah Dasar di Madiun, Muljadi Antonius dan M.T. Sri Rahaju (almarhum). Pendidikan dasar diselesaikan di SD Kartoharjo I (SDN Guntur) Madiun (lulus tahun 1982). Pendidikan menengah ditamatkan dari SMP Negeri 1 Madiun (lulus tahun 1985) dan SMA Negeri 2 Madiun (lulus tahun 1988).

Eko Widodo mendapatkan undangan masuk tanpa tes perguruan tinggi lewat program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) ke Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1988. Pendidikan di IPB diselesaikan pada tahun 1993 di Program Studi Keteknikan Pertanian (Agricultural Engineering), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta). Skripsi yang ditulis adalah ’Pendugaan Umur Simpan Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) dalam Kemasan Modified Atmosphere’.

Sejak tahun 1994 sampai 2016, bekerja di Tabloid Olahraga Bola sebagai wartawan olahraga. Jabatan yang pernah disandang adalah pejabat Koordinator Liputan pada periode 1 Januari 1997-30 Juni 2000; Redaktur Olimpik Tabloid Bola pada periode 1 Juli 2000-31 Agustus 2004; Pejabat Wakil Redaktur Pelaksana, pada periode 1 Sep 2004 – 31 Juli 2005, Wakil Redaktur Pelaksana, pada periode 1 Agustus 2005 – 29 Februari 2008; Pejabat Redaktur Pelaksana, pada periode 1 Maret 2008 – 31 Januari 2009; Redaktur Pelaksana, pada periode 1 Januari 2009 – 30 November 2011; Staf to GM Editorial, periode 31 Desember 2011 sampai 2012; Manajer Pusat Informasi Olahraga (PINO) 2012; Redaktur Bola Digital 2012-2013; Manajer Riset dan Pengembangan 2013-2014; Wartawan Senior 2014-2016. Pada 2016 pindah ke Sports Channel Indonesia sebagai Editor in Chief (2016-2019).

Sambil bekerja, Eko Widodo menyelesaikan Pendidikan Strata 2 di Magister Manajemen Pemasaran dari Program Pascasarjana Universitas Prof. Dr. Moestopo Jakarta dengan Tesis ”Pasar Sports Kids Tabloid BOLA” pada tahun 2005. Lalu melanjutkan pendidikan Strata 3 di bidang Pendidikan Olahraga (Sports Education) pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta dengan Disertasi berjudul ”Kebijakan Olahraga dalam Pembangunan Olahraga di Indonesia: Sebuah Perbandingan dengan Malaysia”.

Melanjutkan pendidikan di bidang olahraga adalah obsesi pribadi Eko Widodo untuk memajukan olahraga Indonesia. Pernah menjadi staf pengajar di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta 2016-2018 dan menjadi asisten Prof. Dr. Harsuki, MA; Prof. Dr. Sofyan Hanif, M.Pd. dan Prof. Dr. Mulyana, M.Pd.).

Berbagai macam penugasan liputan olahraga di lima benua sudah dilakukan, sehingga mendapatkan wawasan yang komprehensif bagaimana negara-negara berkembang maupun negara-negara maju membangun olahraga mereka. Penugasan ke Sydney Australia, Cina, Rusia, Budapest Hungaria, Selandia Baru, Cape Town Afrika, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat benar-benar membuka wawasan olahraga bagaimana negara-negara besar itu membangun olahraga.

Perjalanan Eko Widodo di dunia jurnalistik olahraga dimulai di Kompas Gramedia pada awal 1994. Saat itu dia menjadi copy writer untuk Sumohadi Marsis (almarhum) yang bertugas sebagai peliput utama Kejuaraan Dunia Bola Basket 1994 di Toronto, Kanada. Pria kelahiran 4 Juni 1969 tersebut mulai mencintai basket sebagai cabang olahraga untuk diberitakan. Sampai almarhum dianggap sebagai sumber ilmu dan panutan bagi jurnalis basket lainnya.

Karier mendiang Eko Widodo di Tabloid Bola berakhir pada 11 November 2015. Beliau keluar setelah menjadi jurnalis di tabloit tersebut selama 21 tahun 7 bulan. Almarhum juga menulis sebuah surat terbuka, seperti dikutip dari situs bolaperjuangansite.wordpress.com.

"BOLA itu sudah seperti nyawa. Sejak edisi pertama, saya selalu membacanya, tak pernah absen. Saya beruntung selama 21 tahun 7 bulan bekerja sebagai wartawan dengan penugasan tamat di lima benua.

Kini, saat paling tepat mengambil keputusan untuk switching dan berkarya di tempat lain. Ketika kamu tahu matahari sudah tenggelam, pejamkan matamu saat mengisi malam. Ketika kamu perlu melompati kuadran waktu, jangan pernah ragu-ragu melakukan itu.

Keluarga, anak-anak yang senang berolahraga dan berprestasi, istri seorang atlet, rumah, alat transportasi, setumpuk suvenir mancanegara, kursus-kursus sampai tamat, dan sekolah sampai mentok saya dapatkan selama bekerja di BOLA. Namun, rasa cinta pada BOLA sulit dilupakan. Kekonyolan para kru, perilaku rekan sekantor mulai dari yang arogan sampai pendiam seperti gunung es. Semua itu harus diakhiri di sini. Saatnya membuka buku baru dan menuliskan kisah perjalanan baru."

Setelah surat tersebut, pejalanan kariernya sebagai jurnalis basket tidak berhenti. Mendiang Eko Widodo bernaung di bawah bendera Sports Channel Indonesia. Memulai petualangan baru di dunia digital. Menyajikan berita bukan hanya dengan tulisan, namun dengan tayangan di beberapa platform digital. Almarhum menjadi pembawa acara utama di media tersebut.

Beberapa tahun belakangan, almarhum sudah jarang terlihat di acara basket, khususnya di luar kota. Beliau sempat dikabarkan mendapat perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit jantung dan pembekuan darah. Bahkan ketika bertugas tahun lalu bersama tim mainbasket.com, pada Srikandi Cup 2019 Seri Semarang, almarhum Eko Widodo terlihat rutin mengonsumsi obat pengencer darah. Itu yang membuatnya tetap berkarya untuk basket Indonesia. Almarhum juga aktif sebagai pengurus PP Perbasi di bidang Iptek dan Komunikasi. Sehingga selalu menjadi jembatan antara induk organisasi basket Indonesia dengan rekan-rekan jurnalis dari media-media olahraga seluruh tanah air.

(Eko Widodo ketika berkunjung ke Bucketlist, Bogor, awal November 2020. Foto: Teki - Bucketlist)

Awal bulan November lalu, almarhum Eko Widodo berkunjung ke BucketList di Bogor. Beliau menyempatkan untuk mengambil gambar di lapangan basket baru tersebut. Beliau juga sempat mengatakan kepada salah satu tim BucketList bahwa akan pensiun dari dunia basket. Beliau tidak mau lagi disibukkan dengan hal-hal berbau basket, dan hanya ingin menikmati kebersamaan dengan keluarga. Ternyata, itulah momen-momen terakhir almarhum Eko Widodo.

Selamat jalan Mas Eko Widodo

Senior. Pecinta basket sejati. Sumber ilmu. Komentator hebat. Penulis hebat. Rendah hati. Pekerja keras. Selamat jalan, Mas Eko. Innalillaahi-wainnailaihi raajiuun. Semoga Allah Swt. membalas amal kebaikanmu, diampuni segala dosamu, dan ditempatkan di tempat terbaik di Sisi-Nya.

Amiinn (*)

Sumber: Biografi Eko Widodo (kompas.com), Surat terbuka Eko Widodo (https://bolaperjuangansite.wordpress.com/), Instagram Eko Widodo

Foto: Instagram Pribadi Eko Widodo dan BucketList

Komentar