Dalam satu minggu terakhir, halaman depan media-media basket yang meliput NBA hampir selalu berisikan duet bintang Houston Rockets, James Harden dan Russell Westbrook. Isu keretakan internal dalam skuat Rockets membuat keduanya dikabarkan tak betah dan berharap ditukar oleh Rockets. Tak sampai di situ, Harden bahkan sampai kini dilaporkan tak menjalin kontak dengan manajemen Rockets.
Setelah kabar tersebut, spekulasi mengenai masa depan keduanya pun menjadi beragam. Laporan demi laporan dari berbagai sumber mengaitkan keduanya dengan beberapa tim. Harden terus dikaitkan dengan Philadelphia 76ers seiring dengan kehadiran sosok Daryl Morey di sana. Sedangkan New York Knicks, Los Angeles Clippers, Detroit Pistons, hingga Charlotte Hornets dikabarkan siap memberi penawaran.
Saya pribadi jujur tidak kaget melihat isu tidak nyamannya mereka di Rockets setelah kepergian Morey dan Mike D’Antoni. Di mata saya, Rockets sebenarnya tidak buruk-buruk amat secara prestasi musim lalu. Sebagai tim yang penuh dengan eksperimen sepanjang musim, finis di urutan keempat Wilayah Barat dan sampai semifinal playoff sebenarnya sebuah catatan yang masih bisa diterima. Apalagi kekalahan yang mereka dapatkan juga datang dari Los Angeles Lakers, juara NBA 2020.
(Baca juga: Kendrick Perkins: Harden Tak Menjawab Telepon Manajemen Rockets Dua Minggu Ini)
Melihat unggahan keduanya di media sosial masing-masing pun, saya rasa baik Harden dan Westbrook sebenarnya masih nyaman bermain bersama. Akan tetapi, mungkin mereka butuh lingkungan baru yang lebih mendukung. Atas hal ini, imajinasi saya bisa dibilang cukup liar. Lupakan deretan tim yang ada di daftar atas, saya mempunyai skenario lain dan berharap keduanya bisa pindah bersamaan ke Brooklyn Nets.
Sebelum musim panas 2019, Nets adalah tim yang cukup mengejutkan NBA. Masih diasuh oleh Kenny Atkinson, Nets yang beranggotakan barisan pemain muda mampu melaju ke playoff. Dalam perjalanan musim itu, Nets memunculkan nama-nama pemain yang bisa jadi tumpuan di masa depan seperti Spencer Dinwiddie, Caris LeVert, dan Jarrett Allen. Tiga nama ini sendiri bertahan di Nets hingga kini dan diprediksi akan mengisi barisan utama bersama Kyrie Irving dan Kevin Durant.
Di titik ini, saya melihat terbukanya kemungkinan pertukaran yang melibatkan Nets dan Rockets untuk Harden serta Westbrook. Melihat ruang gaji Nets untuk 2020 – 2021, total ada 12 pemain memegang kontrak (satu pemain team option) dengan total gaji AS$140 juta. Untuk Rockets, total ada 10 pemain dalam kontrak (satu player option, satu team option) dengan total gaji AS$130 juta.
Akan terjadi pertukaran dengan jumlah pemain yang masif terutama dari Nets. Jika mereka mengejar Harden dan Westbrook, maka skuat Nets bisa dibilang langsung cuci gudang dengan melepas enam pemain. Mereka adalah Dinwiddie, LeVert, Allen, DeAndre Jordan, Taurean Prince, dan nama terbesar, Kyrie Irving. Ya, tidak ada salahnya melepas Irving dan deretan pemain itu untuk Harden dan Westbrook.
Secara ruang gaji, Nets akan kedatangan AS$86 juta dari nilai kontrak Harden dan Westbrook sedangkan enam pemain Nets yang menyebrang ke Rockets bernilai AS$89 juta. Nets bisa merayu Rockets atas kelebihan uang tersebut dengan mengirimkan beberapa hak pilih NBA Draft, dengan salah satunya adalah hak memilih di putaran pertama tahun ini.
Di mata saya, pertukaran ini memang gila tapi masuk akal. Kedua tim akan sama-sama dalam posisi rebuild besar dengan pertukaran sebesar ini, namun sama-sama tidak dalam posisi merugi. Untuk Rockets sendiri, ini juga bisa jadi rebuild yang total dengan manajemen dan pelatih baru dengan deretan pemain yang usianya lebih muda. Dari barisan pemain yang Rockets terima, hanya Allen yang memiliki sisa kontrak satu tahun, sisanya di atas itu. Jordan juga jadi satu-satunya pemain berusia di atas 30 tahun. Sedangkan untuk Nets sendiri, durasi kontrak bukanlah hal yang harus mereka pikirkan karena sedang dalam posisi go big or go home.
Scara proyeksi kemenangan dari mesin penghitung ini sendiri memperkirakan Nets akan menambahkan tiga kemenangan sedangkan Rockets berkurang tiga kemenangan dari musim lalu. Jumlah ini cukup imbang untuk kedua tim dan cukup relevan untuk bersaing di playoff. Di sisi lain, angka proyeksi tersebut bisa berubah dengan perekrutan pemain bebas atau pertukaran tambahan.
Rockets bisa jadi lebih fleksibel dengan pertukaran ini. Selain karena memiliki tambahn hak memilih, mereka juga masih punya Eric Gordon, Robert Covington, dan P.J. Tucker di dalam skuat yang seandainya tidak nyetel, masih bisa ditukar ke tim lain. Sedangkan untuk Nets, pekerjaan lebih besar menanti karena harus mencari pemain bebas kontrak yang apik dengan harga murah untuk melengkapi skuat.
Satu tugas utama dari Nets di pertukaran ini adalah mengikat Joe Harris dengan kontrak baru. Besarnya kontrak baru Harris akan mempengaruhi perekrutan pemain baru lainnya. Pun demikian, dengan memiliki Durant, Harden, dan Westbrook, mencari pemain dengan status pelengkap rasanya akan berjalan lebih mudah.
Ambil contoh Lakers musim lalu yang berhasil mendatangkan Dwight Howard dengan gaji minimum. Ini mungkin bisa dilakukan oleh Nets kepada satu pemain, Serge Ibaka. Ibaka sudah mendapatkan gelar juara dan sudah mengumpulkan gaji yang cukup tinggi di kontrak terakhirnya. Rasanya, jika ia mendapatkan tawaran satu tahun gaji minimum tapi bermain dengan trio Nets, gelar juara juga semakin dekat.
Opsi lain yang tersedia untuk skuat Nets adalah Paul Millsap, Danilo Gallinari, Justin Holiday, Carmelo Anthony, atau bahkan Jeff Gren, nama-nama pemain veteran yang masih haus mencari gelar juara. Penawaran untuk bergabung dengan kereta cepat Durant-Harden-Westbrook rasanya akan sulit ditolak meski gaji mereka nantinya hanya di kisaran AS$2 juta.
Oh iya, Nets sendiri masih memiliki satu hak memilih putaran kedua NBA Draft 2020, Dzanan Musa, Rodions Kurucs, dan Garrett Temple (team option). Mempertahankan ketiganya untuk melengkapi skuat cadangan rasanya juga sudah cukup bagus. Atau mungkin, dua nama pertama yang disebut masih bisa dijadikan alat tukar lainnya.
Bagi Anda yang mengikuti NBA sejak awal 2010, maka Anda tahu apa landasan saya membuat skenario ini. Ya, saya berusaha menyatukan kembali skuat Oklahoma City Thunder 2012 yang berhasil lolos ke final dengan rataan usia yang masih sangat muda. Barisan utama Thunder kala itu adalah Westbrook, Thabo Sefolosha, Durant, Ibaka, dan Kendrick Perkins. Harden kala itu masih memulai gim dari bangku cadangan.
Saat ini, di jeda musim baru, peluang tersebut menampakkan dirinya, setidaknya di mata saya. Ibaka jadi satu-satunya pemain bebas dan tanpa harus membuktikan atau mengejar pencapaian tertentu dalam kariernya, rasanya ia mungkin bisa mencoba mengulang kisah delapan tahun lalu bersama rekan-rekan karibnya.
Satu nama lagi yang mungkin bisa semakin melengkapi reuni awal era Thunder adalah Jeff Green yang juga sudah sempat saya singgung. Serupa dengan Ibaka, Green juga berstatus unrestricted free agent di jeda musim ini. Di usia 34 tahun, Green masih memiliki atletisme yang baik plus akurasi tembakan jarak jauh yang meningkat. Green juga belum pernah menjadi juara.
Menarik melihat bagaimana perkembangan Harden-Westbrook di Rockets. Dengan waktu pertukaran, draft, dan musim baru yang semakin dekat, Rockets harus segera menentukan pilihan. Pilihan yang mungkin akan mempengaruhi prestasi organisasi ini hingga beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, Nets juga harus melihat hal ini sebagai peluang, peluang untuk meraih gelar juara, peluang untuk menguasai New York secara de jure.
Foto: NBA