Perjalanan Los Angeles Lakers menjadi juara NBA 2020 bisa dibilang adalah sebuah perjalanan yang melegenda. Menjadi gelar ke-17 Lakers secara keseluruhan, digelar di tengah pandemi, dan di dalam “gelembung” buatan NBA serta tanpa penonton, ini adalah sebuah gelar yang penuh sejarah. Selain itu, skuat Lakers untuk musim ini juga bisa dibilang layak mendapat kredit khusus.

Keputusan mendatangkan Anthony Davis di jeda musim berbarengan dengan risiko ruang gaji yang terbatas. Hal ini menyebabkan Lakers kemudian hanya merekrut pemain-pemain veteran dan pemain medioker yang secara perhitungan gaji bisa disesuaikan atau lebih fleksibel. Beberapa nama yang sudah dianggap habis atau bahkan dipandang sebelah mata justru bisa tampil memukau utamanya di playoff. Salah satu nama tersebut adalah Alex Caruso.

Berstatus undrafted pada NBA Draft 2016 dan memulai karier dari NBA G League, Caruso menjalani musim yang luar biasa. Ia memberikan sumbangsih besar dari bangku cadangan. Secara statistik, mungkin angka Caruso memang tidak istimewa, namun secara energi di lapangan saat ia bermain, Lakers rasanya harus memberinya penghormatan khusus.

Menariknya, ternyata tidak hanya Lakers yang melihat sisi istimewa Caruso. Pemain berusia 26 tahun ini sejatinya sudah diamati oleh banyak tim dan tim-tim tersebut ternyata sudah berusaha untuk melakukan pertukaran dalam beberapa kesempatan. Hal ini disampaikan langsung oleh salah satu asisten pelatih Lakers, Mike Penberthy kepada Lakers Daily.

(Baca juga: Alex Caruso, Rekan Terbaik LeBron James yang Berwajah "Anak Kantoran")

“Setiap kita (Lakers) ingin melakukan pertukaran di jeda musim lalu atau di tengah musim lalu, tim-tim selalu berusaha memasukkan nama Caruso dalam kesepakatan. Semua tim yang sempat melakukan kontak dengan kami menginginkannya ada di tim mereka,” ujarnya. “Caruso sudah memiliki reputasi di NBA dan orang-orang sudah memberikan rasa hormat atas apa yang ia tunjukkan di lapangan,” lanjutnya.

“Saya rasa IQ basket Caruso benar-benar tinggi. Selain itu, ia juga memiliki paket ketangkasan yang cukup komplet. Ia bisa mengatur serangan, ia bisa menyerang seorang diri, ia kuat dan cepat. Dia bisa dibilang di atas rata-rata untuk seorang atlet dan Caruso adalah pemain bertahan yang solid. Hal-hal ini membuatnya dilirik banyak tim,” tutup pelatih berusia 45 tahun ini.

Satu hal yang mungkin sedikit masih menjadi kekurangan Caruso adalah efektivitas serangannya. Pun demikian, jika ia bertahan di Lakers dengan LeBron James dan Anthony Davis, rasanya tugas eksekusi tak akan menjadi tugas utamanya.

Musim 2020 – 2021 akan menjadi musim terakhir di kontrak Caruso. Ia bisa mendapatkan perpanjangan kontrak di jeda musim nanti atau berpeluang pergi di akhir musim. Menarik melihat bagaimana Caruso berkembang menjadi seorang pemain yang dihormati di NBA. Ia bisa dibilang melanjutkan tren barisan pemain undrafted yang bersinar di tiap musimnya. Musim lalu, kita melihat bagaimana  Fred VanVleet menjadi bintang baru untuk Toronto Raptors. Kebetulan, keduanya datang dari kelas draft yang sama dan akan menentukan nasib mereka di jeda musim ini. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar