Evolusi basket yang utamanya NBA yang mengarah kepada perhitungan statistik mendalam membuat terjadinya perubahan gaya bermain secara masif. Jika era 90-an atau bahkan hingga dekade 2000 – 2010 para pemain NBA menyerang dari semua lini, tripoin, mid range, dan area kunci, sekarang serangan hanya berpusat pada tripoin dan area kunci saja. Dua area tersebut berdasarkan pengamatan dan perhitungan merupakan dua area paling efektif dan produktif untuk menghasilkan angka.
Hal ini pula yang membuat banyak pihak meyakini peran pemain besar atau bigman di lapangan semakin tidak terasa atau cenderung menuju punah. Fakta ini diperkuat dengan semakin tergesernya bintang-bintang NBA yang memiliki gaya bermain bigman konvensional yang mengandalkan pergerakan dia area kunci dengan kekuatan penuh.
Basket nirposisi (positionless) mulai hadir di era “Big Three” Miami Heat namun semakin populer sejak Golden State Warriors “menggempur” NBA. Warriors menggunakan Draymond Green yang hanya memiliki tinggi 6’6” (198 sentimeter) sebagai “senter” mereka. Hal ini membuat senter lawan yang memiliki tinggi 4 – 7 inchi lebih dari Green kesulitan mengatasi pergerakannya dan serangan Warriors terlihat sangat mengalir.
Terbaru, Houston Rockets melakukan eksperimen terbesar di dekade ini dengan formasi super small ball mereka. Meski Draymond terbilang pendek, sepanjang kariernya ia memang selalu mengisi posisi power forward atau senter, hal ini membuatnya cukup mengerti titik lemah lawan. Untuk kasus Rockets, mereka menempatkan dua forwarda murni, P.J. Tucker dan Robert Covington bergantian di posisi ini dan semakin menghilangkan peran bigman.
(Baca juga: Tak Mau Kehilangan AS$28,7 Juta, Andre Drummond Pilih Bertahan di Cavaliers)
Namun, hal ini ternyata tidak masuk ke pemikiran senter Cleveland Cavaliers, Andre Drummond. Sebagai salah satu senter konvensional yang bertahan di liga, Andre yakin bahwa era bigman tidak berakhir dan tidak akan mati. Sebaliknya, era bigman justru mulai bangkit lagi dan akan mengancam liga.
“Untuk saya, ucapan era bigman telah berakhir sudah saya dengar sepanjang karier saya dan saya membuktikan bahwa saya masih bisa relevan di gim ini hingga bertahan sampai sekarang,” ujar Andre kepada Celevand.com.
“Saya tidak merasa era bigman akan mati, saya tidak merasa hal itu nyata. Saya rasa pernyataan itu muncul dari mereka yang tidak benar-benar melihat basket dan apa yang terjadi di dalamnya. Bigman sedang bakit lagi. Anda lihat Nikola Jokic, Joel Embiid, saya, Kristaps Porzingis, Jusuf Nurkic, sebagai senter yang masih bisa bermain dengan baik atau menjaga posisi mereka dengan tepat. Gaya bermain “melakukan segalanya di lapangan” jadi evolusi kami para bigman untuk terus bermain di lapangan,” tutupnya.
(Baca juga: Andre Drummond, Senter Konvensional Terbaik di Liga)
Andre sebenarnya masih belum sepenuhnya berevolusi musim lalu. Apalagi, keputusan Detroit Pistons menukarnya ke Cavaliers tampaknya membuat dirinya sedikit terpukul. Pun demikian, ia tetap menorehkan catatan dobel-dobel dan masih diakui sebagai salah satu rebounder terbaik di liga. Beberapa waktu terakhir, unggahan tentang latihan Andre yang memperlihatkan kemampuan lantun bola, mengumpan, dan menembak jarak jauhnya tampak cukup baik. Jika Andre benar-benar bisa menambah amunisi tersebut, ia bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu monster paling menakutkan di liga. (DRMK)
Foto: NBA