Pemain Portland Trail Blazers, Damian Lillard membela Carmelo Anthony yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari mantan timnya, Denver Nuggets. Melo tidak dianggap sebagai pemain terbaik atau legenda Nuggets, meski sudah memberikan penampilan terbaiknya selama tujuh musim.
Masalah ini bermula dari unggahan twitter Denver Nuggets yang menampilkan pemain-pemain legendaris. Di dalam foto tersebut ada Nikola Jokic. Pemain Serbia yang membela Nuggets sejak 2015 hingga sekarang. Mereka tidak mencantumkan Melo yang menjadi bintang klub sejak 2003 hingga 2011.
Postingan tersebut dianggap Lillard sebagai bentuk perlakuan tidak menyenangkan Nuggets untuk Melo. Padahal menurutnya, Melo punya jasa besar di Nuggets. Akhirnya Lillard berusaha membela rekannya dengan mengunggah sebuah cuitan di akun twitter pribadinya. Dia menanyakan apa maksud Nuggets tidak memasukkan Carmelo Anthony sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa di klubnya.
Faktanya, Melo layak menjadi salah satu pemain terbaik dalam sejarah Nuggets. Sebab sebelum Melo masuk tahun 2003, Nuggets tidak pernah lolos playoff delapan musim beruntun. Ketika dia diambil dari Draft NBA 2003 sebagai pilihan ketiga secara keseluruhan, prestasi Nuggets membaik. Mereka selalu lolos playoff sejak 2003 hingga Melo keluar dari Nuggets di tahun 2011.
Dalam tujuh musim bersama Nuggets, Melo selalu bisa membawa timnya ke playoff, meski enam kali kalah di putaran pertama. Tetapi pada musim 2008-2009, Nuggets berhasil menembus final Wilayah Barat, dan akhirnya kalah dari Los Angeles Lakers (2-4).
Carmelo Anthony satu angkatan dengan LeBron James dan Dwyane Wade. Berbeda dengan dua pemain tersebut, Melo belum pernah merasakan gelar juara NBA hingga usia 36 tahun. Bahkan ketika dirinya menjadi bintang utama New York Knicks selama tujuh musim (2011-2017). Melo justru mengalami penurunan saat dirinya bergabung dengan Oklahoma City Thunder dan Houston Rockets untuk masing-masing satu musim kompetisi.
Menurut Jason Quick dari The Athletic, Melo sangat cocok bermain di Porland Trail Blazers. Sebab, musim ini dia seperti menemukan jati diri. Melo bisa mencetak 15,4 poin, 6,3 rebound, dan 1,5 asis per gim dalam 58 pertandingan musim reguler. Di babak playoff, Melo mencetak 15,2 poin, 5,0 rebound, dan 2,0 asis dalam lima pertandingan putaran pertama. Blazers kalah dari Lakers yang akhirnya menjadi juara NBA 2020.
Melo berstatus pemain bebas agen di akhir musim 2019-2020. Sepertinya, dia masih ingin bermain untuk Blazers. Tetapi menurut Jason Quick tidak bisa semudah itu. Karena Melo tidak akan mendapatkan peran yang besar di tim ini. Sebab, Blazers sudah punya Damian Lillard dan CJ McCollum.
"Melo harus mendapatkan garansi tentang perannya di tim. Karena tim ini (Blazers) sudah punya aktor utama. Melo hanya bisa jadi pendukung saja bila dia tetap bertahan," kata Jason seperti dikutip dari essentiallysports.com.
Kabarnya Melo tengah menimbang untuk kembali ke Knicks. Langkah itu harus didahului oleh Chris Paul. Pemain veteran yang kini juga berstatus bebas agen. Bila Paul ke Knicks, Melo kemungkinan besar menyusul. (tor)
Foto: Thunderous Intentions