Seorang pesilat setelah selesai menimba ilmu, dia akan 'turun gunung', atau menunaikan tugas yang diberikan gurunya. Kali ini, cerita Gary Payton hampir sama. Dia siap melamar menjadi staf pelatih di tim NBA setelah 13 tahun mematangkan ilmu kepelatihannya. Payton ingin menjadi staf pelatih salah satu tim NBA.
Gary Payton bermain di NBA antara tahun 1990 hingga 2007. Dia pernah membela Sattle SuperSonics (1990-2003, Milwaukee Bucks (2003), Los Angeles Lakers (2003-2004), Boston Celtics (2004-2005), dan Miami Heat (2005 hingga pensiun 2007). Peyton pernah menjadi juara NBA saat membela Miami Heat (2006).
Karier bermainnya luar biasa. Peyton sudah pernah dilatih oleh pelatih hebat seperti Tim Grgurich (asisten pelatih Boston Celtics), George Karl (pelatih Seattle SuperSonics), Eric Hughes (asisten pelatih Washington Huskies). Mereka membantu Peyton menjadi seorang All-Star, juara NBA, hingga akhirnya masuk Hall of Fame. Sepanjang 17 tahun kariernya di NBA, Peyton pernah sembilan kali All-Star, sembilan kali All-NBA First-Team, dan Defensive Player of the Year di tahun 1996. Peyton juga tercatat sebagai pemain timnas Amerika Serikat yang mendapatkan medali emas di Olimpiade 1996 Atlanta dan 2000 Sidney.
Setelah pensiun 13 tahun lalu, Peyton tidak serta merta meninggalkan komunitas NBA. Dia masih menjadi duta NBA dan kontributor untuk stasiun televisi TNT dan NBATV. Kemudian sejak tahun 2017, Peyton yang dijuluki "The Glove" tersebut bergabung dengan tim 3 Headed Monster sebagai pelatih di kompetisi BIG3. Namun, rupanya Payton ingin kembali ke NBA. Dia merasa bahwa sekarang waktu yang tepat untuk kembali ke arena tersebut sebagai staf kepelatihan.
"Saya pernah berbicara tentang melatih tim. Tapi waktunya saat itu belum tepat. Saya yakin, sekarang saya sudah siap melatih," kata Peyton, seperti dikutip dari Yahoo!Sports.
Payton punya alasan yang kuat untuk kembali ke NBA. Dia tertarik karena di NBA saat ini banyak talenta muda yang bagus. Payton ingin membantu mereka untuk bisa lebih baik lagi. Tentunya dengan pengalaman yang sudah didapatnya selama bertahun-tahun.
"Banyak pemain muda NBA yang masih belum mengeluarkan potensi mereka sebenarnya. Saya ingin bergabung dengan staf kepelatihan, tim mana pun, untuk membantu membimbing mereka lebih baik lagi," katanya. "Saya memilik pengetahuan untuk dibagikan. Dan, saya siap membantu."
Sejarah mencatat bahwa Payton dianggap sebagai salah satu lawan terbaik Michael Jordan. Persaingan kedua pemain tersebut memuncak di pada Final NBA 1996, saat Chicago Bulls berjumpa Seattle SuperSonics. Pada akhirnya, SuperSonics harus menyerah 2-4 dari Bulls. Jordan dan Payton adalah satu-satunya pemain di posisi garda yang memenangkan gelar Defensive Player of The Year dalam sejarah NBA sejak 1988. (tor)
Foto: Big3