“Apa yang akan mereka ucapkan sekarang? Apa yang akan mereka ucapkan?”

Kalimat di atas muncul dari mulut LeBron James saat sedang merayakan gelar juara keempat sepanjang kariernya dan pertama bersama Los Angeles Lakers. Kalimat tersebut bisa dirasa cukup masuk akal mengingat LeBron mungkin adalah salah satu pemain paling dibenci atau paling tidak mendapat penghormatan yang layak di era sekarang.

Sejak masuk ke liga 17 musim yang lalu, perjalanan karier LeBron selalu dibarengi dengan pandangan miring. Pertama, ia diragukan bisa mengikuti jejak Kobe Bryant dan Kevin Garnett sebagai salah dua pemain lulusan SMA terbaik di NBA. Banyak pihak termasuk rekan satu tim LeBron di Cleveland Cavaliers kala itu merasa media terlalu membesar-besarkan permainan LeBron.

Ia menjawabnya empat musim kemudian dengan memimpin dan memikul Cavaliers ke final. Di usia 23 tahun, LeBron adalah pemain terbaik Cavaliers dan ia benar-benar tak mendapat bantuan. Seluruh pemain Cavaliers yang kala itu ke final sudah tidak lagi bermain sekarang. Mereka semua juga bisa dibilang adalah pemain kaliber medioker dan jika bukan karena LeBron, kecil kemungkinan mereka bisa ke final di sepanjang karier mereka.

(Baca juga: Ode untuk LeBron Raymone James)

Tiga musim setelahnya, LeBron membuat para pembencinya punya alasan semakin kuat untuk membencinya. Ia pindah ke Miami Heat dan membentuk Big 3 dengan dua rekan satu angkatan draft, Dwyane Wade serta Chris Bosh. Trio ini rasanya adalah trio yang paling dibenci dalam sejarah NBA (kecuali Golden State Warriors 2017 disebut trio).

Meski bermain dengan dua rekan satu tim yang sama baiknya, LeBron sekali lagi menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang berada di level berbeda. Ia sekali lagi memimpin tim di tengah kehadiran Wade dan Bosh. Tanpa ada perdebatan, LeBron adalah pemain terbaik Heat di seluruh empat perjalanan ke final beruntun mereka dan dua gelar MVP final adalah bukti nyata lainnya.

Usai kekalahan telak atas San Antonio Spurs di 2014, LeBron memutuskan kembali ke Cavaliers, coba memenuhi “takdirnya” sebagai anak asli Ohio. Bersama Kyrie Irving dan Kevin Love, LeBron akhirnya bisa membawa Cavaliers meraih gelar juara NBA untuk kali pertama dalam sejarah mereka. Meski LeBron pulang dengan MVP final, barisan pembenci tetap menyebut LeBron beruntung karena ia punya Kyrie yang melepaskan tembakan kemenangan.

Tak banyak berubah dalam perjalanan LeBron dengan Lakers. Barisan pembenci senang sepenuh hati saat LeBron terbukti gagal memimpin tim muda Lakers ke playoff musim lalu. Saat LeBron berhasil kembali ke playoff dan mendominasi liga musim ini, ucapan miring mengenai skuat yang sehat sepanjang musim juga mencuat. Cibiran mengenai kehebatan Anthony Davis yang seolah mengambil alih permainan Lakers juga terus digaungkan. Namun, gelar MVP final keempat yang diberikan Komisaris NBA, Adam Silver, adalah bukti betapa besarnya peran LeBron untuk Lakers kali ini.

Dalam pidato kemenangannya, LeBron berujar bahwa gelar ini adalah sebuah pernyataan langsung Lakers dan juga dirinya. “Kami hanya ingin rasa hormat dari semua orang. Rob (Pelinka) ingin dihormati, Coach Vogel (Frank) ingin juga, organisasi ini juga ingin dihormati, Lakers Nation juga ingin mendapatkan penghormatan mereka, dan saya ingin rasa hormat atas diri saya juga,” ujarnya.

LeBron Raymone James adalah juara empat kali dan tidak akan ada yang bisa mengubah hal itu!(DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar