Kontestan termuda di IBL, Louvre Surabaya sudah mengusulkan liga dibatalkan sejak awal. Alasannya, kondisi pandemi tidak bisa ditebak. Selain itu usaha pemilik klub juga terdampak pandemi. Kondisi tersebut harusnya sudah bisa menjadi landasan agar liga dibatalkan saja.
Wacana melanjutkan kompetisi dianggap sebagai rencana yang mustahil bagi Erick Herlangga, pemilik Louvre Surabaya. Itu dia ungkapkan saat bulan Juni, atau dua bulan setelah penundaan kompetisi. Saat itu, beberapa tim tengah berpolemik dengan gaji pemain. Louvre mengambil langkah tegas untuk memotong gaji pemain, termasuk menawarkan perubahan pada kontrak pemain.
Baca Juga: Beberapa Tim IBL Rencanakan Penyesuaian Gaji Pemain
Langkah tersebut dianggap bisa menyelamatkan tim, karena usaha perhotelan miliknya sedang lesu. Penyesuaian gaji dianggap sebagai solusi terbaik untuk tim dan pemain. Sementara itu, kondisi pandemi yang belum tentu ujungnya membuat Erick kurang yakin dengan skenario kelanjutan musim 2020.
"Saat itu saya sudah tidak yakin dengan kelanjutan musim ini. Ditambah lagi, kalau dilanjutkan, pasti akan memakan biaya besar, karena prosedur yang harus dipenuhi untuk protokol kesehatan," katanya, kepada mainbasket.com, bulan Juni lalu.
Walaupun liga sudah membuat aturan tentang latihan, Louvre justru tidak mau berspekulasi lebih jauh. Mereka bahkan baru berkumpul pada bulan November lalu. Tidak seperti tim-tim lain yang sudah berlatih sejak bulan Agustus.
"Kami realistis saja. Rumah kami di Surabaya, kota yang masih tinggi jumlah penularan virus korona saat itu. Sementara itu, untuk latihan di Jakarta, juga akan memakan biaya yang besar," kata kepala pelatih Andika Supriadi Saputra. "Cara yang kami gunakan adalah memberi pengarahan kepada pemain untuk bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. Mereka pemain profesional, pastinya sudah tahu cara menjaga diri dan menyiapkan diri untuk bertanding. Oleh karena itu, kami berkumpul jelang kompetisi dimulai saja."
Louvre terhitung hanya melakukan dua kali uji coba. Keduanya melawan tim Pacific Caesar Surabaya. Latihan pun hanya satu kali sehari. Mereka hanya mengingat kembali strategi permainan yang pernah digunakan untuk musim reguler lalu.
"IBL sudah berusaha dengan baik. Terutama soal tempat penyelenggaraan. Mereka mencoba mencari alternatif di kota lain. Meski pada akhirnya tidak mendapatkan izin penyelenggaraan. Saat ini kami ingin fokus musim depan saja," tegas Erick, Rabu sore, 7 Oktober 2020.
Louvre Surabaya masuk IBL pada bulan Oktober 2019 lalu. Jadi bulan ini genap setahun mereka berkompetisi di basket profesional Indonesia. Meski menjadi tim baru, mereka bisa berada di urutan kelima klasemen sementara dengan rekor 7-7, di bawah Indonesia Patriots, NSH Jakarta, Pelita Jaya Bakrie, dan Satria Muda Pertamina Jakarta. Bila IBL 2020 jadi dilanjutkan, maka Louvre termasuk tim yang otomatis masuk babak perempat final. Selain itu, Daniel Thimoty Wenas sebagai kapten tim masuk nominasi MVP IBL 2020. (tor)
Foto: IBL