Goran Dragic mengalami cedera plantar fascia kaki kiri di Gim 1 Final NBA antara Miami Heat melawan Los Angeles Lakers. Dragic sudah tidak muncul dua gim berturut-turut setelahnya. Kabarnya, Dragic butuh istirahat setidaknya 13 pertandingan agar bisa kembali seperti semula.

Cedera Goran Dragic dijelaskan secara detail oleh Jeff Stotts, seorang analis cedera di laman instreetclothes.com. Goran Dragic mengalami robek plantar fascia kiri setelah menginjak kaki garda Lakers, Rajon Rondo.

Terletak di bawah kaki, plantas fascia adalah pita jaringan ikat pada yang membentang dari tumit hingga ujung kaki dan menopang serta menjaga kaki tetap stabil. Kekuatan jaringan ini akan meningkat saat latihan beban, berjalan, berlari dan melompat.

Parahnya robekan menjadi penentu kesembuhan pemain. Jeff Stotts menulis bahwa sejak musim 2005-2006 hingga sekarang, rata-rata pemain yang mengalami cedera plantar fascia membutuhkan waktu istirahat sekitar 13 pertandingan. Kalau dihitung hari, sekitar 21 hari sejak mendapatkan pertolongan pertama. Namun bisa lebih parah, seperti yang dialami Malcolm Brogdon di musim 2018-2019. Dia mengalami robek plantar fascia total dan harus beristirahat selama 54 hari.

Kenyataan ini jelas menyakitkan, khususnya bagi Dragic sendiri. Belum ada penjelasan kapan dirinya bisa bermain lagi. Padahal Dragic rutin melakukan perawatan agar bisa secepatnya kembali ke lapangan.

"Bukan hal mudah bagi saya untuk duduk di pinggir lapangan dan menyaksikan tim saya bertanding. Saya sering bertanya pada diri sendiri, mengapa cedera ini harus datang sekarang," katanya, seperti dikutip dari USA Today.

"Saya ingin berjuang bersama tim saya. Itulah yang saya inginkan sepanjang karier saya selama 12 tahun."

Pemain asal Slovenia tersebut masuk NBA tahun 2008. Dia bermain untuk Phoenix Suns hingga 2011. Dia pindah ke Houston Rockets selama semusim (2011-2012). Dragic kembali ke Suns pada tahun 2012 hingga 2015. Kemudian menemukan rumah baru di Miami sejak 2015 hingga sekarang.

"Ketika kami mengambil Goran, kami berjanji membawanya bersaing untuk mendapatkan gelar NBA," kata Erik Spoelstra, kepala pelatih Heat.

Setelah sampai di Final NBA 2020, dirinya justru tidak bisa bermain karena cedera. Ini yang membuat Dragic marah campur kecewa.

"Saya marah. Saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Tapi saya mencoba berpikir positif," katanya.

Dragic finis di urutan keenam dalam voting Sixth Man of The Year NBA 2019-2020. Musim ini Dragic mencetak rata-rata 16,2 poin dan 5,1 asis per gim. Dragic bermain luar biasa di babak playoff, sebagai pendulang poin tertinggi ketiga dengan rata-rata 19,9 poin, dan akurasinya mencapai 45 persen.

Erik Spoelstra dalam wawancara usai latihan hari Senin, 5 Oktober waktu setempat, mengatakan dirinya tahu apa yang dirasakan Dragic dan Bam Adebayo, yang juga mengalami cedera. Keduanya sudah absen dua gim berturut-turut.

"Pertama dan terpenting, saya ingin berempati dan menunjukkan kasih sayang kepada Goran dan Bam," kata Spoelstra dikutip dari ESPN. "Saya dapat merasakan kesedihan mereka dari matanya. Mereka ingin kembali ke pertandingan."

"Tapi kami sebuah tim. Kami datang ke sini bukan hanya sendirian. Siapa pun yang tersedia, maka dia yang tampil. Kita lihat saja apa yang terjadi nanti."

Goran Dragic masih diragukan tampil di Gim 4 Final NBA 2020, yang berlangsung hari Selasa, 6 Oktober waktu setempat. Saat ini Lakers masih memimpin 2-1. (tor)

Foto: Bleacherreport

Komentar