Jimmy Butler melewati semua adangan dalam hidupnya untuk akhirnya lolos ke final NBA 2020. Diusir dari rumah di usia 13 tahun, tak pernah dianggap menjadi pemain dengan prospek bagus di kala muda, hingga rangkaian pertikaian dan cap buruk dari tim-tim lamanya membentuk Jimmy menjadi salah satu sosok yang memimpin Miami Heat ke final.
Sikap Butler yang terbuka atas semua yang ia rasakan dan tak sungkan mengungkapkannya kepada orang-orang sekitar membuat dirinya sering menghadapi friksi. Salah satu friksi yang bocor ke media terjadi ketika ia membela Minnesota Timberwolves.
Kala itu, seluruh penikmat NBA gempar dengan kabar bahwa Jimmy menantang barisan utama Timberwolves menggunakan tim cadangan atau bahkan lapis ketiga. Hebatnya lagi, Jimmy menang. Jimmy dikabarkan tidak suka dengan semangat kompetifif para pemain utama Timberwolves yang rendah dan ia berusaha membuktikan itu dengan menantang mereka menggunakan tim lapis ketiga. Hal ini sendiri berujung pada perpindahan Jimmy ke Philadelphia 76ers.
(Baca juga: Jimmy Butler, Sumber Masalah yang Jadi Berkah untuk Miami Heat)
Timberwolves kala itu memiliki dua bintang muda, Karl-Anthony Towns dan Andrew Wiggins. Media tidak mengetahui dengan pasti siapa pihak yang memiliki friksi dengan Jimmy kala itu. Namun, tampaknya komentar terbaru Wiggins memberikan sedikit pencerahan. Kepada ESPN, Wiggins secara terang-terangan menyebut bahwa ia tidak punya sama sekali masalah dengan Jimmy dan selalu mendukungnya selama ini.
“Saya mendukung Miami untuk final . Jimmy, dia adalah rekan satu tim dan kompetitior yang luar biasa. Apa yang ia lakukan di Miami, memimpin tim itu ke final benar-benar pencapaian yang sangat besar. Hal itu menunjukkan apa yang bisa ia lakukan dengan sebuah tim,” buka Wiggins.
“Saat masih di Minnesota, semuar orang rasanya lupa bahwa kami sempat duduk di peringkat tiga Wilayah Barat sebelum Jimmy cedera. Jadi, ia memang adalah sosok yang sangat mampu menjadi pembeda dan ia bergabung dengan Miami, tim yang bagus. Sisanya sekarang hanya akan menjadi sejarah bagus untuk mereka,” lanjutnya.
Wiggins sama sekali tak merasa pencapaian Jimmy dan Heat adalah sebuah kejutan. Ia sudah melihat kemungkinan ini sejak awal musim. “Jimmy adalah seorang petarung dan saya tak terkejut dengan pencapaian mereka… Apa yang ia lakukan dalam tim selalu membuat orang-orang lain menjadi lebih baik. Ia seolah menaruh baterai di tas Anda dan Anda akan siap melakukan segalanya. Anda bisa lihat hal itu dengan perlakuannya kepada para pemain muda, Jimmy membuat permainan mereka meningkat dengan pesat,” pungkasnya.
Jika Wiggins selama ini memiliki hubungan baik dan terus mendukung serta percaya kepada Jimmy, maka friksi di Minnesota mengerucut pada Towns saja. Jimmy sendiri tak pernah membuka masalah ini ke publik, berbeda dengan friksi di Sixers yang ia buka saat menghadiri siniar J.J. Redick. Di Sixers, friksi yang terjadi justru melibatkan Jimmy dengan pelatih mereka, Brett Brown.
(Baca juga: Ujung Drama Jimmy Butler dan Kemungkinan Pelabuhan Barunya)
Keberhasilan Timberwolves lolos ke playoff 2018 untuk kali pertama sejak 2004 juga terjadi saat Jimmy ada di sana. Meski akhirnya langsung tersingkir di putaran pertama dalam lima gim melawan Houston Rockets, Jimmy kala itu berhasil membuat Timberwolves setidaknya bisa “dilihat” lawan-lawan mereka di WIlayah Barat.
Hal menarik lain dari Minnesota adalah fakta bahwa baik Jimmy dan Wiggins yang mereka “tendang” justru kini dalam posisi yang lebih baik. Jimmy hanya berjarak empat kemenangan dengan gelar juara sedangkan Wiggins terlihat nyaman bermain dengan Golden State Warriors. Apalagi, Warriors musim depan akan turun dengan skuad lengkap, Wiggins dan Warriors berpeluang menjadi ancaman di Wilayah Barat. Timberwolves sendiri, masih berkutat dengan pembangunan ulang skuad yang tidak pernah henti. (DRMK)
Foto: NBA