NBA baru saja mengumumkan peraih gelar individu terakhir mereka yakni Most Valuable Player (MVP). Hasil dari pemungutan suara para media peliput resmi NBA, bintang Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo keluar sebagai pemenang. Meski tidak menang mutlak (anonymous), Giannis berhasil unggul telak atas bintang Los Angeles Lakers, LeBron James. Giannis mendapatkan 85 suara sebagai MVP sedangkan LeBron hanya 16.

Pengumuman ini langsung memantik reaksi beragam dari para penimkat NBA. Utamanya, banyak yang membuat gelar ini sebagai candaan dan sindirian mengingat Giannis dan Bucks gagal melaju jauh di playoff 2020. Sedikit mengingatkan, Bucks tersingikir di semifinal Wilayah Timur dan nyaris terkena sapu bersih dari Miami Heat. Di seri tersebut, Giannis juga tampak mati kutu menghadapi Heat.

Namun, candaan dan sindirian mengenai hal ini sendiri sebenarnya cukup tidak masuk akal. Seperti yang diumumkan NBA, seluruh penilaian gelar individu didasarkan pada penampilan sebelum NBA hiatus pada 11 Maret lalu. Atas dasar ini, maka jelas semua gim di “gelembung” tidak masuk hitungan dan Giannis sangat layak meraih gelar ini. Alasannya?

Musim ini, setelah melihat catatan statistik lanjutan, Giannis memiliki Player Impact Estimate (PIE) tertinggi di NBA dengan 23,9.  PIE adalah sebuah statistik lanjutan yang dikembangkan NBA untuk melihat kontribusi pemain terhadap sebuah pertandingan. Semakin besar angka PIE, maka semakin besar kontribusi pemain. 

(Baca juga: Prediksi Calon Pemenang Gelar Individu NBA)

Tak hanya perhitungan PIE, Giannis juga memimpin NBA dalam urusan Net Rating. Net Rating adalah perhitungan perbedaan poin memasukkan dan kemasukan tim saat pemain tersebut ada di lapangan. Angka Net Rating Giannis adalah 16,1.

LeBron sendiri berada di urutan kedua PIE dengan 20,0. Saya sendiri sempat berpikir LeBron layak menjadi MVP musim ini. Namun, secara statistik, selain kalah di PIE, LeBron juga memiliki rasio kemungkinan turnover (TOV%) lebih tinggi dari Giannis. LeBron 15,3 persen, Giannis 13,1 persen.

LeBron bisa saja menjadi MVP jika para pemilik suara nanti memilih berdasarkan fakta bahwa LeBron berusia 35 tahun, memasuki musim ke-17 di NBA, dan masih mendominasi. Hebatnya lagi, LeBron juga bermain di posisi yang berbeda sepanjang kariernya. Musim ini, 57 persen menit bermain LeBron dihabiskan sebagai point guard. Dalam 16 musim ke belakang, secara rata-rata, LeBron hanya satu persen menit bermainnya dengan posisi itu. LeBron bukan lagi seorang small forward dan untuk musim pertamanya sebagai point guard, catatan 10,6 asis per gim adalah sebuah angka yang hebat.

Perlu diingat pula, LeBron bisa menjadi point guard yang sangat efektif karena ia juga punya tandem seperti Anthony Davis. Saat Davis bergabung ke Lakers musim panas 2019 lalu, LeBron langsung secara terang-terangan menyebut bahwa Davis adalah opsi utama Lakers untuk mencetak poin. LeBron tahu betul paket ketangkasan yang dimiliki Davis dan dari sana semuanya berjalan lebih mudah.

(Baca juga: Raih Gelar MVP, Giannis Antetokounmpo Bersanding dengan Jordan dan Olajuwon)

Kehebatan LeBron sungguh kami akui. Di usianya sekarang, hanya ada segelintir atlet olahraga yang mampu mempertahankan performa level tinggi. Namun, untuk meraih gelar MVP 2019-2020, Giannis jauh lebih layak. Satu hal lagi yang perlu diingat, Giannis mengalami penurunan rataan menit bermain tapi statistik poin dan reboundnnya justru meningkat.

Atas dasar ini, kami sama sekali tak terkejut dan sepakat bahwa Giannis Antetokounmpo adalah MVP NBA 2019-2020.(DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar