Lazimnya tim bola basket di tanah air, mereka berburu pemain untuk dibina. Selanjutnya, pemain tersebut akan menjadi aset tim di masa depan. Namun, karena tim itu berburu pemain dari seluruh Indonesia, maka ada kalanya putra daerah tersingkir. Dengan alasan tersebut, Bank BPD DIY Bima Perkasa ingin memaksimalkan potensi daerahnya. Mereka ingin membina putra-putra daerah dari Yogyakarta.
Usai ditunjuk sebagai Manajer Teknis Kepelatihan Bima Perkasa, Kartika Siti Aminah membuat beberapa program baru terkait pembinaan tim. Salah satunya yaitu pola perekrutan pemain dan pelatih. Ika -sapaannya- ingin membuat kombinasi pemain junior dan senior di Bima Perkasa.
"Kandidatnya sudah kami susun. Ada pemain yang berpengalaman, sampai pemain muda yang siap terjun ke profesional. Ditambah lagi pemain muda potensial," katanya, seperti dilansir laman resmi klub.
Rencana jangka panjang itu disusun setelah melakukan mengevaluasi tim musim lalu. Ada beberapa kelemahan yang bisa diperbaiki untuk musim depan. Khususnya tentang regenerasi pemain. Kartika berharap Bima Perkasa bisa menemukan pemain asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Kami inginnya di tim ada pemain asal Yogyakarta. Tujuannya, agar basket Yogyakarta punya pembinaan berjenjang sampai ke profesional. Tidak hanya berhenti di level kampus atau sekolah saja," imbuhnya.
Gayung bersambut dengan program ini, manajemen Bima Perkasa mendukung sepenuhnya rencanamendukung rencana tersebut. Saat ini Bima Perkasa memang sudah mengembangkan akademi basket yang dibina oleh Barra Sugianto, Ali Mustofa, dan Danny Kusuma. Mereka pernah bermain di liga profesional Indonesia.
Komposisi tim Bima Perkasa saat ini memang unik. Mereka masih diperkuat oleh pemain-pemain yang dulunya membela Bimasakti Malang. Sementara, rata-rata usia mereka sudah tidak muda lagi. Regenerasi tim juga tidak terbentuk dengan baik, karena pemain ruki yang datang bukan berasal dari Yogyakarta. Meski beberapa dari wilayah Jawa Tengah, tapi mereka masih berpeluang pindah klub. Namun bila yang masuk itu putra daerah, maka kemungkinan pindah klub lebih kecil. (tor)
Foto: IBL Indonesia