Tak dipungkiri bahwa LeBron James membuat Miami Heat berada di masa keemasan selama empat musim beruntun (2010-2014). Heat selalu sampai di Final NBA. James bisa membuat Heat mendapatkan dua gelar NBA yaitu di musim 2011-2012 dan 2012-2013. Sejak James pergi, Heat tidak pernah mencapai Final Wilayah. Kali ini bersama Jimmy Butler, Heat membuat prestasi terbaik sejak kepergian LeBron James.
James memutuskan kembali ke Cleveland Cavaliers di tahun 2014. Menanggalkan semua kehormatan yang didapatkan bersama Miami Heat. Tetapi James tidak peduli dengan nasib mantan timnya itu. Dia membiarkan Heat terseok-seok di liga. Sejak ditinggalkan James, prestasi terbaik Heat hanya sampai di Semifinal Wilayah Timur musim 2015-2016. Mereka kalah dari Toronto Raptors di gim ketujuh (3-4). Dari enam musim sejak ditinggalkan James, Heat hanya tiga kali melaju ke playoff. Itu sudah termasuk musim ini (2019-2020).
Semuanya dimulai sejak Dwyane Wade yang memutuskan pensiun pada 9 April 2019 lalu. Setelah musim 2018-2019 berakhir, Heat terlibat perdangangan dengan Philadelphia 76ers. Mereka mendapatkan Jimmy Bulter. Lima kali NBA All-Star dan Most Improved Player 2015. Heat menjadi tim ketiga Jimmy dalam tiga musim terakhir. Setelah enam musim bersama Chicago Bulls (2011-2017), Bulter pindah ke Minnesota Timberwolves (2017-2018), dan membela Sixers (2018-2019).
Bersama Butler, ditambah dengan pemain muda potensial seperti Bam Adebayo dan Tyler Herro, Heat berhasil membuat rekor kemenangan 44-29 di musim reguler 2019-2020. Butler juga dikelilingi pemain hebat seperti Goran Dragic, Kelly Olynyk, yang siap membantu mencetak poin. Heat akhirnya finis di peringkat kelima klasemen Wilayah Timur. Itu sudah termasuk rekor 3-5 di "seeding games", saat liga dilanjutkan kembali setelah ditunda karena pandemi virus korona.
Miami Heat memang kurang meyakinkan di "seeding games". Mereka berubah menakutkan saat memasuki babak playoff. Korban pertamanya adalah Indiana Pacers. Tim yang punya rekor bagus di lanjutan NBA itu dihajar 4-0 di putaran pertama. Kemudian korban berikutnya adalah Milwaukee Bucks.
Heat menghancurkan prediksi semua orang terkait Final NBA 2020. Awalnya, Bucks disebut-sebut sebagai calon finalis liga musim ini. Heat membuat mereka tidak berdaya dengan menang 3-0 di semifinal. Meski sempat menang satu kali, akhirnya Bucks tereliminasi setelah kalah di gim kelima.
Kini Miami Heat kembali ke Final Wilayah Timur. Prestasi yang belum pernah dicapai sejak kepergian LeBron James, bahkan ditambah dengan sejak pensiunnya Dwyane Wade. Ini adalah kali ketujuh bagi Heat melaju ke final konferensi sejak 2005.
"Pemenang sejati di liga ini harus memiliki pertandingan seperti kami hari ini. Kami masih harus mengejar gelar juara," kata pelatih Heat Erik Spoelstra.
Spoelstra kini menjadi salah satu pelatih NBA dengan masa jabatan paling lama di satu tim setelah Gregg Popovich yang bersama San Antonio Spurs sejak 1996 silam. Spoelstra melatih Miami Heat sejak 2008. Pelatih yang juga memulai mengasuh satu tim sejak tahun 2008 adalah Rick Carlisle di Dallas Mavericks. (tor)
Foto: NBA