Pandangan Giannis Antetokounmpo kosong ketika timnya tertinggal 88-95 di sisa satu menit terakhir Gim 5 Semifinal Wilayah Timur. Saat gim berakhir, Antetokounmpo harus menerima kenyataan bahwa timnya dieliminasi oleh Miami Heat. Bucks yang disebut-sebut sebagai calon juara, berakhir antiklimaks.
Kisah Bucks musim ini mengingatkan pada nasib Chicago Bulls di tahun 2012. Bulls saat itu menjadi tim terkuat di liga, dan mencetak rekor musim reguler terbaik dengan 50-16. Kemudian penampilan mereka merosot tajam setelah Derricks Rose cedera ACL gim pertama playoff. Bulls pun gugur di playoff putaran pertama dari Philadelphia 76ers (2-4).
Cerita Bucks musim ini hampir sama dengan Bulls. Bucks menjadi tim dengan rekor terbaik di liga dengan mencetak rekor pertandingan 51-8 hingga bulan Februari 2020. Kemudian mereka turun 2-4 pada bulan Maret, sebelum liga ditunda karena virus korona. Di "gelembung" NBA, Bucks mencetak rekor 8-10.
Bucks tampak meyakinkan saat putaran pertama. Mereka menghancurkan Orlando Magic, empat gim tanpa balas. Faktanya, Bucks adalah tim yang mencetak rekor 1-8 dari sembilan gim playoff terakhir melawan tim selain Magic. Jadi, hanya Magic yang bisa mereka kalahkan. Sisanya, Bucks harus menelan pil pahit. Termasuk dengan Miami Heat.
Memang tidak jadi alasan utama, tapi penurunan performa Bucks juga disebabkan oleh cedera Giannis Antetokounmpo di tiga gim terakhir. Pada gim ketiga, Antetokounmpo cedera engkel. Tetapi dirinya masih bisa bermain. Cedera ini semakin parah di gim keempat. Kali ini, Antetokounmpo dipapah keluar lapangan pada kuarter kedua dan tidak kembali bermain. Terakhir, Antetokounmpo dinyatakan tidak bisa bermain di gim kelima, yang membuat Bucks tereliminasi.
Sejak Playoff NBA menggunakan sistem 16 tim pada tahun 1984, Bucks sudah enam kali menjadi tim unggulan pertama. Namun mereka tidak mampu sampai ke Final Wilayah. Termasuk dalam dua musim terakhir.
Giannis Antetokounmpo tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas kegagalan musim ini. Walaupun gelar Defensive Player of the Year musim ini membuat para penggemar bertanya-tanya tentang perannya saat playoff. Kenyataannya, ada dua pemain Bucks lainnya yang juga masuk lima besar All-Defensive NBA, yaitu Brook Lopez dan Eric Bledsoe.
Sementara itu, Giannis memang menjadi faktor keberhasilan Bucks. Sejak diambil dari Draft NBA no. 15 tahun 2013 lalu, Antetokounmpo selalu sukses membawa Bucks ke playoff sejak musim 2013-2014 hingga sekarang. Tetapi ketika kembali melihat sejarah, Bucks pernah kalah dari Miami Heat di Playoff NBA musim 2012-2013 dengan kedudukan (0-4). Saat itu, Giannis Antetokounmpo belum bermain.
"Mudah-mudahan, kami dapat belajar dari playoff kali ini dan menjadi tim yang lebih baik ke depan. Semoga kami mampu membangun budaya juara di Milwaukee hingga tahun-tahun selanjutnya. Kami ingin setiap tahun bisa ke playoff dan bersaing mendapatkan gelar juara NBA," kata Giannis Antetokounmpo menutup sesi wawancana setelah pertandingan gim kelima. (tor)
Foto: NBA