Kepala pelatih LA Clippers Doc Rivers mengatakan para pemainnya siap untuk melanjutkan playoff NBA 20202. Mareka sudah memperbaiki mental, setelah mengira musim sudah berakhir, menyusul pertemuan emosional pemain hari Rabu lalu. Rivers akan mengembalikan performa sekaligus mental pemain seperti sedia kala.
"Mereka ingin bermain," kata Rivers, ketika ditanya apakah timnya siap tampil di Fox Prime Ticket, Kamis, 27 Agustus waktu setempat. "Mereka benar-benar menantikannya. Kemarin (peristiwa boikot pertandingan) adalah hari yang sangat sulit. Sepertinya emosi mereka kurang stabil."
"Mereka mengira semuanya sudah berakhir. Itu hanya hari yang sangat berat bagi mereka semua."
Rivers berbicara selama pertemuan Rabu malam dengan para pemain. Ini dilakukan atas permintaan pemain Oklahoma City yang sekaligus presiden Asosiasi Pemain NBA Chris Paul. Clippers, bersama dengan Los Angeles Lakers, awalnya memilih mungkin tidak melanjutkan musim ketika para pemain disurvei selama pertemuan. Ketika LeBron James keluar dari gedung pertemuan, semua pemain Lakers dan Clippers mengikuti.
Baca Juga: Pemain Lakers dan Clippers Memilih Berhenti
Para pemain bertemu lagi pada Kamis pagi, dan memilih untuk melanjutkan babak playoff. Emosi mereka sudah reda. Namun NBA juga tidak serta merta memainkan gim. Hari ini, masih ada penundaan pertandingan.
"Kami tidak ingin bermain bola basket," kata garda Clippers Landry Shamet, dalam podcas JJ Reddick. "Itu hanyalah jajak pendapat tentang apa yang kami pikir paling baik untuk dilakukan."
"Jelas segalanya bergerak sangat cepat," tambah Shamet. "Banyak orang harus melangkah dan mencoba memikirkan hal terbaik untuk kami lakukan. Tapi satu hal yang menurut saya tidak sepenuhnya kami perhitungkan adalah seberapa tinggi emosi, seberapa tegang situasinya dan bagaimana keadaannya."
Dalam pertemuan Rabu malam, Rivers mengatakan para pemain tentang banyak sudut pandang berbeda dalam peristiwa penembakan Jacob Blake, yang memicu protes dan membuat marah banyak pemain dan pelatih.
Milwaukee Bucks membuat keputusan untuk tidak bermain di Gim 5 dari seri playoff putaran pertama mereka melawan Orlando Magic. Magic pun menolak kemenagan walk-out atas lawannya. Menyusul kemudian, Houston Rockets, Oklahoma City Thunder, Lakers dan Portland Trail Blazers, semua mengikuti dan memilih untuk tidak bertanding.
"Saya menyukainya," kata Rivers, tentang keputusan mereka sendiri untuk tidak memainkan Gim 5. "Saya berharap, jelas, mereka akan memberi tahu semua pemain sehingga mereka tidak akan dibutakan emosinya. Tapi saya pikir tindakannya adalah tindakan yang tepat, terutama karena mereka punya pengaruh besar."
Rivers mengatakan pertemuan antara pemain dan pelatih malam itu setelah pertandingan yang ditunda membuatnya menyadari betapa isolasi di dalam gelembung NBA telah memengaruhi para pemain dan emosi mereka.
Garda senior Clippers, Paul George, menyinggung tentang kesehatan mental di dalam "gelembung" NBA. George mengakui bahwa dia mengalami serangan kecemasan dan depresi, hingga mencari bantuan dari psikiater tim. Karena gejala tersebut membuat tembakannya menurun.
"Itu membuat saya sadar bahwa ada beberapa hal yang saya lewatkan sejak berada dalam 'gelembung' ini," kata Rivers. "Anda lupa bahwa berada di dalam 'gelembung' itu sulit. Saya tidak berpikir itu kebetulan bahwa setiap orang dalam 'gelembung' ini sepertinya menjadi sedikit lebih emosional."
Rivers sangat emosional dan menahan air mata setelah Clippers menang di gim kelima atas Dallas Mavericks, pada Selasa malam, ketika ditanya tentang video penembakan Blake. Rivers mengatakan dia diingatkan lagi tentang bagaimana pria kulit hitam harus takut akan nyawa mereka karena kebrutalan polisi dan rasisme.
Limpahan frustrasi, kemarahan, dan kesedihan Rivers atas penembakan polisi terbaru terhadap seorang kulit hitam menjadi viral, dengan video komentarnya juga dibagikan oleh Presiden Barack Obama.
Rivers mengatakan para pemain mengalami kesulitan mengetahui apakah pesan dan komentar keadilan sosial mereka punya dampak selama di "gelembung" NBA. Rivers juga menyebutkan bahwa hak pemungutan suara, reformasi polisi, dan keadilan sosial, adalah tiga hal yang dia dan para pemain ingin perjuangkan. (tor)
Foto: ESPN