Pertandingan tanpa penonton seperti sekarang, juga baru pertama kali dirasakan oleh NBA. Mau tidak mau, mereka ingin memanjakan penonton yang menyaksikan siaran langsung. Caranya, penonton sekarang bisa memilih komentator tim tuan rumah dan tim tamu, lalu bisa juga mendengarkan ulasan dari influencer basket, hingga tanpa komentar sama sekali. Untuk menghadirkan suara yang lebih nyata di telinga penonton, NBA memasang sekitar 40 mikrofon di setiap lapangan. Dari lantai kayu, hingga langit-langit arena.

NBA tak mau kehilangan penonton. Mereka terus berinovasi untuk menghadirkan pengalaman nyata seperti datang ke arena. Bahkan di beberapa gim penting, penonton siaran langsung di NBA LeaguePass bisa memilih komentator yang mereka sukai. Sampai, ulasan dari para influencer basket Amerika Serikat.

Baca Juga: Fitur Baru di NBA League Pass Memberi Sensasi Berbeda Menonton Pertandingan

Tetapi apa yang dilakukan tim audio NBA di "gelembung" kali ini lebih rumit dari biasanya. Tim audio NBA untuk liputan Turner Sports dipimpin oleh Dave Grundtvig. Ia membuat sendiri sistem mikrofon, bahkan rangkiannya, bersama dengan Alex Berman (Manajer Senior Layanan Teknis NBA), dan Dave Bjornson, pejabat dari Hear Corp., sebuah perusahaan integrasi siaran yang berbasis di Pittsburgh.

Dave Grundtvig dan hasil karyanya, mikrofon kontak untuk lapangan NBA. (Foto: Sports Video)

Mereka membuat rangkaian mikrofon yang tertanam di tiga arena yang dipakai pertandingan di Walt Disney World Resorts. Tiga lapangan tersebut yaitu The Arena (lapangan utama, serta digunakan untuk Final), HP Field House (digunakan untuk "seeding game" hingga playoff), dan Visa Athletic Center (lapangan untuk siaran eksklusif jaringan olahraga regional).

"Kami belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya," kata Dave Grundtvig. "Ini seperti membuat audio panggung yang sangat besar."

Mirkrofon di Bawah Lantai

Masing-masing lapangan memiliki 32 mikrofon kontak yang dipasang di bagian bawah panel lantai lapangan. Pengaturannya berdasarkan hasil eksperimen tim audio selama uji coba sebelum 30 Juli lalu. Grundtvig telah menghabiskan waktu tiga minggu untuk mengutak-atik penempatan mikrofon dan kabel di Orlando. Grundtvig membuat pola dengan mempertimbangkan suara derit sepatu hingga pantulan bola.

"Mikrofon kontak yang kami pasang di lapangan, tidak menangkap suara, melainkan menangkap getaran. Karena transfer suara lebih baik melalui benda padat dibandingkan udara. Setelah kami menentukan lokasi terbaik, maka kami bisa melakukan pengaturan dan pembentukan dinamika suara seperti yang kami inginkan," katanya.

Tim audio NBA memasang dan menyiapkan ratusan mikrofon di lapangan. (Foto: Sports Video)

Selain itu, ada dua mikrofon kontak yang dipasang di belakang kaca papan pantul. Serta, ada dua mikrofon di tepi lapangan, di sebelah pegas ring. Total ada 40 mirkofon kontak per arena. Kalau dihitung secara kasar, kurang lebih ada 120 mikrofon di tiga arena di Orlando. Semua mikrofon itu dihubungkan dengan kabel serat fiber. Kebutuhan kabel saja, menurut Grundtvig mencapai 8.300 meter.

"Dengan mikrofon kontak, kami dapat menghadirkan sesuatu yang berbeda dan unik serta memberikan suara yang belum pernah didengar orang sebelumnya," kata Grundtvig.

Sementara itu, kontrol audio di lapangan sengaja dibuat sama. Mereka bahkan membagi kontrol audio menjadi dua. Tujuannya, agar kru dari Turner Sport, ESPN, maupun Firehous Productions bisa mengoperasikan sesuai keinginannya masing-masing.

Beda mikrofon kontak di lantai yang dipasang ini, mereka tidak akan menangkap suara manusia. Jadi aman dari rekaman kata-kata kotor pemain. Sebaliknya, justru ada mikrofon lain yang dipasang di pemain. Untuk kali ini tim audio NBA memakai NBA PlayerMic Q5X, dengan tipe terbaru QT-5100. Bobotnya lebih ringan, sehingga pemain tidak merasa membawa sesuatu di jerseinya. Sementara itu, bagian luar microfon ini terbuat dari karet, tahan keringat, dan tebalnya kurang lebih satu sentimeter saja. Biasanya, kita sering melihat di unggahan video pertandingan NBA. Pemain yang menyemangati rekan-rekannya. 

Suara di Lapangan

Setelah membahas mengenai suara lapangan di siaran langsung, Grundtvig juga menjelaskan tentang suara yang didengar pemain di lapangan. Karena tidak ada penonton, maka NBA membuat pemain tetap merasa disaksikan penggemar lewat Microsoft Teams. Didukung dengan teknologi LED yang bagus, maka pemain merasa bahwa mereka tidak sendirian. Masalahnya sekarang bagaimana dengan suaranya. Tidak mungkin Microsoft Teams menangkap semua suara penonton virtual dan menjadikannya satu frekuensi. Itu pekerjaan yang rumit.

Baca Juga: NBA Gandeng Microsoft Untuk Membuat Tribun Virtual

Kali ini tim audio NBA memakai rangkaian sistem suara yang sering dipakai Hollywood. Namanya "walla-walla track". Ini adalah program yang menyediakan semua suara untuk pertandingan olahraga, bisa sorakan, ejekan, dan suara reaksi penonton lainnya. Semua dikumpulkan dari pertandingan NBA musim sebelumnya, dan dikendalikan dengan QLab Audio Interface.

Sistem suara ini menciptakan zona suara di sekitar arena dengan bantuan speaker yang mumpuni. Grundtvig mengatur juga volume suara berdasarkan tim tandang atau kandang, dan tanggapan tentang aksi di lapangan. Semuanya dikelola dengan sistem suara yang menggunakan Dolby Surround 5.1.

"Keuntungan lainnya adalah, saya bisa memadukan suara buatan ini dengan suara ruangan, lalu menyajikannya ke penonton siaran langsung," ucap Grundtvig

Tetapi, Grundtvig mencatat beberapa umpan balik yang didapatkan dari pemain. Ada yang ingin mendengar suara teriakan lebih banyak, lalu ada pula yang ingin mendengarkan musik pertandingan saja. Tetapi apa yang disajikan NBA sekarang adalah upaya agar penonton tetap bisa merasa ada di lapangan, meski mereka menyaksikan pertandingan di rumah masing-masing. (tor)

Foto: Sports Video

Komentar