Keadilan sosial dan anti rasisme menjadi tema kebangkitan NBA di Orlando, Florida. Para pemain boleh mengganti nama di jersei dengan pesan sosial. Tetapi tampaknya Norman Powell kurang suka dengan 29 pesan yang disetujui oleh NBA dan NBPA. Justru dia kecewa karena NBA membatasi pesan sosial tersebut.
Powell berharap NBA juga meluluskan permintaan beberapa rekannya yang ingin mengganti nama jersei mereka dengan nama orang-orang kulit hitam yang terbunuh seperti George Floyd dan Beronna Taylor. Mereka lebih memilih nama tersebut ketimbang menuliskan Black Lives Matter.
Powell sendiri ingin mengganti nama di jersei dengan kalimat "Am I Next?". Tetapi kalimat tersebut tidak tercantum dalam pesan yang disetujui liga. Powell mengatakan bahwa NBA membatasi pemain dan merampas hak kebebasan berbicara.
"Saya benar-benar kecewa dengan opsi pesan yang diberikan kepada kami," kata Powell, seperti dikutip dari TSN. "Dengan topik keadilan sosial yang kami perjuangkan, kami seharusnya punya opsi sendiri untuk menulis pesan yang kami inginkan."
Powell sendiri akan memakai "Black Lives Matter" sebagai pengganti nama jersei-nya. Ini pun karena semua pemain Raptors memakai pesan yang sama. Hanya saja, menurut Powell kalimat tersebut masih kurang dalam, khususnya tentang perjuangan menentang ketidakadilan sosial di negaranya.
"Saya berharap tidak ada daftar pesan sosial. Biarkan tema kebangkitan NBA itu diiringi dengan kebebasan berbicara oleh setiap pemain," katanya.
Sementara itu, Powell tampak kagum dengan apa yang dilakukan beberapa pemain New Orleans Pelicans. Seperti Jrue Holiday yang memberikan gajinya untuk perjuangan keadilan sosial. Pemain berusia 27 tahun itu punya kontrak empat tahun sejak 2017 dengan nilai sebesar AS$27 juta per musim. Jrue mengumumkan bahwa gaji bulan Juli disumbangkan seratus persen untuk dua yayasan yaitu Black Women in Motion and Color of Change.
"Saya pikir apa yang dilakukan mereka luar biasa. Organisasi ini membutuhkan dukungan kami lebih dari sebelumnya," ujar Powell. (tor)
Foto: Raptor Rapture