ASEAN Basketball League (ABL) 2019-2020 berakhir tanpa juara. Alasannya karena liga tidak dapat menemukan cara yang aman untuk melanjutkan kompetisi di tengah pandemi virus korona.
Dewan ABL mengumumkan dalam pernyataan resmi beserta surat terbuka di akun facebook resmi liga. Sebenarnya, tanda-tanda ABL bubar sudah terjadi beberapa waktu terakhir. Bahkan dalam seminggu terakhir, kabar ini semakin santer.
Baca Juga: ASEAN Basketball League Bubar?
"Kami sekarang mengubah arah untuk perencanaan musim 2021, dan berharap kami bisa memberi pengumuman tentang musim ke-11 setelah berkonsultasi dengan tim peserta. Kami bertekad untuk menemukan jalan ke depan, dan kembali ke penyelenggaraan yang lebih besar, lebih baik untuk semua tim, sponsor, dan penggemar kami. Sementara itu, kami berharap semua orang untuk tetap aman dan sehat."
Berikut Surat Resmi ABL:
Ini artinya, musim 2019-2020 atau musim ke-10 dari kompetisi bola basket Asia Tenggara dan Asia Timur itu dihentikan, dengan tanpa ada tim yang meraih gelar juara.
"Dewan ABL telah bertemu dan mengumumkan hari ini bahwa ABL 2019-2020 dianggap selesai. Liga mengakui, Covid-19 menghadirkan tantangan signifikan bagi penyelenggara, dan berisiko terhadap keselamatan semua orang. Melanjutkan liga adalah hal yang mustahil," seperti dikutip dari surat resmi tersebut.
ABL 2019-2020 diikuti 10 tim. Sama seperti di musim 2018-2019. Pada dua musim terakhir tersebut, ABL diiktui jumlah kontestan ABL terbanyak sejak diputar pertama kali tahun 2009 silam. Musim sebelumnya, 2018-2019, tim CLS Knights Indonesia keluar sebagai juaranya.
Sementara itu, ABL 2019-2020 baru berjalan setengah jalan. Mono Vampire Thailand menjadi pemimpin klasemen sementara dengan rekor 12-4. Sayangnya, Mono juga yang menjadi tim pertama mundur dari ABL setelah liga ditunda pada 13 Maret karena wabah virus korona. (tor)
Baca Juga: Akibat Covid-19, Mono Vampire Bubar