Akhirnya, Filemon Basik Basik bisa melakukan layup dengan nyaman. Selasa pagi kemarin (7/7). Di lapangan basket SMAN 1 Kurik, Merauke. Remaja berusia 15 tahun dengan tinggi 1,95 meter itu tampak sumringah.

Dia kini tak perlu bertelanjang kaki lagi. Untuk pergi ke sekolah nanti. Mengikuti pelajaran ketika pandemi Korona berakhir. Atau saat berlatih basket. Karena dia kini sudah memiliki beberapa pasang sepatu basket. Dengan ukuran sesuai telapak kakinya yang ekstra besar.

Bukan hanya sepasang. Dari DBL Indonesia, Filemon menerima dua pasang sepatu basket sekaligus! Keduanya dominan warna gelap. Hitam dan biru gelap. Jadi selain untuk berlatih basket, juga bisa untuk bersekolah. Lengkap dengan beberapa pasang kaus kaki produk DBL Store. Jersey DBL All Star dari AZA Activewear. Plus, bola basket dari Proteam. Dia kini punya gear lengkap. Untuk berlatih mengejar mimpinya menjadi student athlete.

”Terima kasih DBL Indonesia atas pemberian baju (jersey), bola, dan sepatu. Semoga Tuhan memberkati,” ujarnya singkat seperti dalam rekaman video yang dikirimkan melalui Whatsapp oleh Frans Lucky Liptiay. Guru sekaligus pelatih basket SMAN 1 Kurik.

Paket yang dikirimkan oleh DBL Indonesia itu sudah tiba di Merauke sejak pekan lalu. Namun, baru bisa diterima langsung oleh Filemon, Selasa (7/7). Bertepatan dengan kehadirannya ke SMAN 1 Kurik. Untuk keperluan pengambilan seragam sekolah dan kelengkapan administrasi lainnya.

Tak hanya dari DBL Indonesia, Filemon juga menerima sepasang sepatu basket lainnya.  Sumbangan dari Adhi Pratama, bigman Pelita Jaya Jakarta yang pernah memperkuat Timnas Basket Indonesia.

Filemon Basik Basik bersama Frans Lucky Liptiay (kanan), guru olahraga sekaligus pelatih tim basket SMAN 1 Kurik, Merauke. (Sumber: DBL Indonesia)

Beberapa hari sebelumnya, Coach Lucky berniat menyerahkan sendiri paket tersebut langsung ke kediaman Filemon di Salor Kampung, yang terletak cukup jauh di pedalaman Distrik Kurik. Rencana itu dia urungkan, karena terkendala kondisi cuaca kurang bersahabat.

”Terharu sekali melihat ekspresinya (Filemon). Dia langsung dengan semangat pergi ke lapangan basket sekolah kami. Coba-coba drible, layup, shooting, dan lari-lari dengan sepatu barunya. Terima kasih DBL Indonesia atas perhatian luar biasanya kepada anak didik kami. Juga kepada Mas Adhi (Pratama) dan para donatur yang ikut peduli. Saya jadi tertantang untuk menjadikan dia (atlet basket),” ungkap Coach Lucky.

Coach Lucky adalah sosok seorang guru, sekaligus pelatih basket yang memiliki ketelatenan dan dedikasi luar biasa dalam memoles talenta muda di Merauke. Dari nol, hingga menjadi student athlete potensial.

Sebelum dipindah tugas ke SMAN 1 Kurik, pria tinggi besar ini telah lebih dari 10 tahun mengabdi di SMAN 1 Merauke.

Berkat polesannya, SMAN 1 Merauke meraih sederet prestasi membanggakan di ajang Honda DBL Papua Series. Beberapa polesannya pernah berhasil menembus skuad elite Honda DBL Indonesia All-Star. Marius Bernadus Mabur, salah satunya, yang tercatat sebagai anggota All-Star edisi 2011 lalu. Ikut bertanding dan belajar basket ke Amerika Serikat.

Coach Lucky pula yang membuat Filemon menjadi viral di sosmed. Setelah dia mengunggah foto-foto Filemon di laman facebook miliknya. Dalam unggahannya, Coach Lucky memperkenalkan potensi dan keistimewaan Filemon dengan postur atletisnya. Sekaligus curhatan soal mencarikan sepatu basket yang pas ukurannya untuk calon anak didiknya tersebut. (*)

Komentar