Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali, sangat mengapresiasi kontribusi DBL Indonesia. Terlebih melalui liga basket pelajar terbesar tanah air, Honda DBL (Developmental Basketball League). Secara konsisten digelar sejak 2004. Dari Aceh hingga Papua. Di 30 kota dari 22 provinsi. Yang semestinya pada 2020 ini, memasuki musim penyelenggaraan ke-17.
Menpora menjelaskan, bahwa Honda DBL merupakan source (sumber utama) yang sangat baik untuk keberlangsungan pembinaan prestasi basket. Dari level grasroot hingga ke puncak piramida. Khususnya untuk kebutuhan Timnas Indonesia.
Hal ini diutarakan Menpora pada diskusi online program DBL Indonesia Talks via Zoom Meeting, Senin (6 Juli) dengan tema "Anak Muda, Olahraga, dan Korona". Bersama Azrul Ananda, CEO dan Founder DBL Indonesia. Dimoderatori oleh Massany Audri, Direktur DBL Indonesia.
Diskusi online ini yang diikuti seluruh stake holder yang terlibat ini berlangsung gayeng dan interaktif. Pesertanya ratusan. Dari Aceh hingga Papua. Mulai dari perwakilan partner (sponsor) yang setia mendukung selama belasan tahun, Perbasi, para student athlete, pelatih, guru, orang tua, hingga media.
"Pengaruh DBL pasti sangat besar. Kami berterima kasih kepada DBL Indonesia yang telah menginisiasi liga basket secara konsisten selama 17 tahun. Luar biasa. Pemerintah pasti sangat mengapresiasi," ungkap pria kelahiran Gorontalo 57 tahun silam ini.
"Cuma memang ini harus sinkron. Saya berharap DBL menjadi sumber dari pemain yang akan muncul di tim nasional. Karena pembinaan di seluruh cabang olahraga, ujungnya adalah terbentuknya tim nasional yang berprestasi," tambahnya.
Dalam kondisi pandemi seperti ini, Menpora menekankan agar seluruh warga Indonesia, terutama anak muda, agar tetap disiplin dan mematuhi beragam protokol kesehatan. Pasalnya, dengan disiplin, pandemi korona bisa segera berakhir. "Anak muda harus tetap berolahraga agar menjaga imun tubuh. Yang terpenting harus disiplin mengikuti protokol kesehatan," tegasnya.
Berkaitan dengan kemungkinan penyelenggaraan Honda DBL musim 2020, Menpora tidak melarang. Juga belum memberi izin. Namun, Menpora siap mensupport DBL Indonesia.
"Keselamatan dan kesehatan adalah prioritas utama pemerintah saat ini. Jika DBL Indonesia ingin menggelar kompetisi (Honda DBL), silakan disampaikan kepada kami perencanaan dan protokolnya. Untuk kami bantu koordinasikan dan dikaji oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 agar ada arahan jelasnya," papar Menpora.
DBL Indonesia sendiri, selaku penyelenggara Honda DBL, menurut Azrul Ananda, sudah menyiapkan beberapa rencana untuk penyelenggaraan liga basket pelajar terbesar tanah air yang menginjak musim ke-17 ini.
Founder dan CEO DBL Indonesia itu mengungkapkan, bahwa DBL sudah memiliki beragam plan, mulai dari A sampai Z. Berkaitan tentang bagaimana DBL Indonesia menyelenggarakan kompetisi akbar bagi para pelajar SMA tersebut.
"Jujur, tahun 2020 ini harapan awalnya liga DBL bakal jalan manis banget. Karena menginjak musim ke-17. Bagi anak muda, sweet seventeen harusnya istimewa. Kami punya hal besar menghadapi musim yang spesial ini. Ternyata kondisi dan situasinya harus berubah secara global akibat pandemi Korona," ungkap Azrul.
Namun, lanjut Azrul, segala hal masih bisa saja terjadi. "Kami di DBL Indonesia sejak beberapa bulan lalu sudah mempersiapkan. Bahkan hingga sekarang, karyawan DBL Indonesia tetap bekerja mempersiapkan segala kemungkinan. Hanya, kami harus melihat update tiap hari bagaimana perkembangan kondisinya," sambungnya.
"Dengan segala panduan dan arahan dari pemerintah melalui Kemenpora dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Dan juga Kemendikbud. Bisa jadi, misalkan kami akan mendahulukan penyelenggaraan di kota atau provinsi yang masuk kategori zona hijau dulu. Lalu berlanjut ke kota-kota selanjutnya. Atau, bisa jadi penyelenggaraan digeser ke 2021. Soal regulasi usia dan lain-lain, tidak usah khawatir. Pasti akan modifikasi-modifikasinya," papar Azrul.
"Yang jelas, ketika kami menyampaikan Honda DBL akan diselenggarakan, maka detail protokol dan panduannya sudah harus jelas dan gamblang. Walau liga SMA, DBL ini sudah dikenal kalau standarnya bisa mengalahkan liga profesional," ungkapnya.
Azrul sepakat dengan Menpora, bahwa kesehatan dan keselamatan adalah nomor satu. Selain berkoordinasi dengan Kemenpora, DBL Indonesia pasti akan mengikuti arahan dari Kemendikbud. "Karena kami juga sangat menekankan konsep student athlete, pastinya jika jadi digelar, jadwal DBL tidak boleh mendahului jadwal sekolah. Dalam waktu dekat kami akan berkoordinasi pula dengan Kemendikbud. Kebetulan kami juga punya hubungan yang baik dengan Bapak Mendikbud," pungkas Azrul. (ZAQ)
Foto: DBL Indonesia