Untuk beberapa tahun terakhir, NBA telah didominasi oleh konsep "tim super". Ada tiga hingga empat bintang yang bergabung dalam satu tim dan berburu gelar juara bersama. Karena suatu hal, tim super tersebut sekarang absen dari perburuan gelar. Sebagai gantinya, yang jadi sorotan adalah duet pemain bintang di tim NBA. Ada 11 tim dengan duet terbaik saat ini. Manakah yang akan bersinar di Orlando?

Konsep tim super yang beberapa tahun belakangan merajai adalah Golden State Warriors. Musim ini mereka tidak bisa menembus playoff karena badai cedera. Sementara itu, di awal musim juga kehilangan beberapa pemain karena dinamisnya jual-beli di liga.

Saat ini yang menjadi sorotan adalah duet bintang. Dengan kata lain, tim tersebut punya sepasang pemain All-Star atau setara All-Star yang memimpin perolehan poin tim tersebut. NBA musim 2019-2020 akan dilanjutkan pada 30 Juli mendatang dengan 22 tim peserta. Setidaknya, ada 11 pasang pemain dari 11 tim ini yang akan mencuri perhatian publik.

Berikut 11 duet yang bakal bersinar di Orlando:

1. Los Angeles Lakers (LeBron James dan Anthony Davis)
Tentu yang satu ini sudah jelas, keduanya sengaja dipasangkan oleh manajemen Lakers, untuk memperbesar peluang tim menjadi juara. James dan Davis bermain bersama selama 1.317 menit dalam 53 pertandingan. Kalau dihitung rata-rata, sekitar 25 per gim mereka bermain bersama. Selama mereka berdua bermain bersama, Lakers bisa unggul atas lawannya dengan kisaran margin 5,9 poin.

James musim ini bermain layaknya seorang MVP. Sementara Davis sangat cocok berada di samping "Sang Raja". Selama Davis sehat, maka pasangan ini bisa membawa Lakers menuju puncak kejayaan.

2. Milwaukee Bucks (Giannis Antetokounmpo dan Khris Middleton)
Pasangan Giannis dan Middleton ini unik. Mereka mungkin hanya bermain bersama sekitar 20,6 menit per pertandingan. Namun berbicara soal dominasi, saat mereka bermain bersama, Bucks bisa unggul 8,1 poin per gim. Meski dari sisi waktu bermain bersama, pasangan pemain All-Star ini paling sedikit dibandingkan 10 duet lainnya.

Musim ini, kemungkinan besar Antetokounmpo bisa kembali menjadi MVP. Sedangkan Middleton telah menjadi langganan pemain All-Star. Mereka berdua membuat Bucks tetap stabil dan menjadi favorit juara dari Wilayah Timur.

3. Los Angeles Clippers (Kawhi Leonard dan Paul George)
Duet Leonard dan George menjadi pasangan yang paling ditunggu di awal musim lalu. Tapi karena target manajemen terlalu berat, akhirnya memengaruhi keduanya. Akibatnya badai cedera menghantam. Tapi setidaknya, mereka berdua bermain selama 760 menit dalam 32 pertandingan. Ketika bermain bersama Leonard dan George bisa mengangkat Clippers dengan margin 5,9 poin per gim dari lawannya.

Clippers kini sibuk mengembalikan kondisi kebugaran kedua pemain tersebut. Mereka ingin agar duet itu bisa tampil di playoff. Kalau strategi ini berhasil, maka lawan harus berhati-hati dengan Clippers.

4. Houston Rockets (James Harden dan Russell Westbrook)
Harden dan Westbrook terlalu dominan di Rockets. Entah baik atau buruk, inilah yang menjadi kemauan manajemen Rockets musim ini. Mereka berdua sudah bermain bersama dalam 52 pertandingan, dengan rata-rata menit bermain 26 menit per gim. Keduanya memang terlihat mentereng, tapi sebenarnya Rockets hanya bisa unggul 3,0 poin per gim ketika mereka bersama.

Kegagalan Rockets mendominasi memang wajar. Di awal musim, Harden dan Westbrook masih bermain dengan ego masing-masing. Ini yang membuat Rockets agak berantakan. Sampai puncaknya di bulan Maret, Harden dan Westbrook tampak sudah lelah dengan kritikan publik. Kini para penggemar Rockets berharap bahwa masa hiatus bisa menurunkan emosional mereka. Bila memang bisa bekerjasama dengan baik, Rockets akan sangat berbahaya di playoff.

5. Boston Celtics (Jayson Tatum dan Jaylen Brown)
Mungkin aneh ketika nama Kemba Walker bukan bagian dari duet terbaik Celtics. Namun kenyataannya demikian. Tatum dan Brown lebih layak disebut duet terbaik Celtics musim ini. Saat mereka bermain bersama, Celtics bisa unggul 4,4 poin per gim. Jumlah tersebut didapatkan ketika Tatum dan Brown bermain setidaknya 24 menit per gim.

Sayangnya duet ini harus terpisah karena cedera. Mereka hanya bermain 46 gim atau setikat 1.100 menit. Kepala pelatih Brad Stevens berharap bisa memainkan keduanya lebih lama lagi di playoff nanti. Kabar baiknya, kondisi Tatum dan Brown sudah pulih seratus persen.

6. Philadelphia 76ers (Joel Embiid dan Ben Simmons)
Sebenarnya duet ini punya masalah besar musim ini, yaitu cederannya Ben Simmons. Mereka hanya bermain selama 789 menit dalam 38 pertandingan. Dengan kata lain hanya 20,8 menit per gim. Selama itu, Sixers bisa unggul 0,6 poin per pertandingan. Tidak terlalu bagus.

Pertanyaannya sekarang, mampukah keduanya tampil lebih baik di playoff? Embiid terlihat sehat-sehat saja. Tidak ada cedera, dan tetap menjaga kebugaran. Sementara Simmons, memanfaatkan jeda kompetisi untuk menyembuhkan cedera punggungnya. Kalau memang bisa bermain bersama lagi, dan lebih baik, Sixers bisa jadi ancaman di Orlando nanti.

7. Toronto Raptors (Kyle Lowry dan Pascal Siakam)
Pasangan berikutnya adalah Lowry dan Siakam. Perpaduan yang unik antara pemain veteran yang cerdik dengan pemain muda yang sedang naik daun. Raptors musim ini menuai keraguan publik tentang upaya mempertahankan gelar juara. Tapi itu bagus untuk mental pemain. Mereka akan terus terpacu agar bisa membuktikan kalau anggapan tersebut salah.

Duet Lowry - Siakam sudah bermain 29,1 menit per pertandingan. Ketika keduanya tampil bersama, Raptors bisa unggul 5,5 poin per gim. Lowry dan Siakam menjadi alasan kuat mengapa Raptors tidak boleh dianggap remeh.

8. Denver Nuggets (Nikola Jokic dan Jamal Murray)
Jokic dan Murray adalah wajah utama Nuggets musim ini. Mereka ternyata mampu membuat timnya unggul 4,6 poin per gim ketika bermain bersama. Musim ini setidaknnya kedua pemain tersebut sudah bermain bersama selama 27,7 menit. Dengan asumsi bahwa Jokic sembuh dari virus korona dan berangkan ke Orlando, maka Nuggets bisa meramaikan persaingan Wilayah Barat.

Jokic adalah senter dengan peringkat offense terbaik di liga. Dia bisa mencetak poin dari post-play dan menembak dari luar busur. Kemampuannya membawa bola juga bisa dimanfaatkan sebagai pengatur serangan. Sementara Murray, bisa dimanfaatkan untuk strategi apapun yang mendukung performa Jokic.

9. Dallas Mavericks (Kristaps Porzingis dan Luka Doncic)
Duet ini masih belum terlihat sempurna. Pasalnya, Mavericks masih harus berhati-hati agar cedera robek ACL yang dialami Porzingis tidak kambuh. Tetapi duet Porzingis - Doncic terlihat meyakinkan dalam 41 pertandingan. Mereka bisa membuat Mavericks unggul 3,7 poin per gim dari lawan-lawannya. Bayangkan seandainya Porzingis sehat seratus persen.

Doncic adalah pemain yang ikut meramaikan persaingan MVP, di bawah LeBron James dan Giannis Antetokounmpo. Sementara Porzingis butuh waktu setidaknya satu musim untuk mengembalikan kondisinya. Mungkin di Orlando nanti, keduanya bisa bermain bersama lagi. Tapi Mavericks tidak akan terburu-buru memaksa keduanya tampil bagus. Sebab, mereka berdua adalah program jangka panjang tim tersebut.

10. Miami Heat (Jimmy Butler dan Bam Adebayo)
Ketika berbicara mengenai duet di tim, tampaknya tidak terpikirkan kedua nama ini. Tapi kenyataannya, mereka masuk dalam hitungan sebagai pasangan terbaik di liga. Adebayo saat ini berada di belakang Nikola Jokic sebagai senter terbaik. Sementara Bulter masih jadi salah satu garda terbaik di liga. Mereka bermain bersama selama 28,2 menit per pertandingan, dan membuat Heat memimpin 3,8 poin per gim dari lawannya.

Bila semuanya lancar, dan keduanya sehat, maka Heat menjadi unggulan keempat di Wilayah Timur. Heat bisa tampil lebih baik dengan kehadiran Bulter dan Adebayo.

11. Utah Jazz (Donovan Mitchell dan Rudy Gobert)
Perpaduan keduanya telah membawa Jazz bisa stabil. Sayangnya hubungan mereka sendiri yang tidak stabil. Saat Rudy Gobert terkena virus korona, Mitchell dikabarkan menyalahkan Gobert karena ceroboh. Tapi kabarnya, hubungan mereka sudah membaik.

Duet Jazz ini sudah tampil selama 61 pertandingan dengan jumlah menit bermain lebih dari 1.600 menit. Mereka bisa membawa Jazz unggul 3,0 poin per gim. Mithcell dan Gobert dituntut bermain bersama lebih lama lagi di Orlando. Sebab Bojan Bogdanovic absen karena cedera. (tor)

Foto: NBA

Populer

Rating NBA Menurun, Shaquille O’Neal Salahkan Revolusi Stephen Curry
Duo Bapak-Anak Scottie Pippen Raih Tripel-dobel Pertama NBA
Bucks Tertinggal 30 Poin, Giannis: Sebaiknya Kami Tidak Usah Bertanding Saja
Jason Kidd Marah-marah ke Pemain Cadangan Mavericks
KD yang Berbahagia, KD Jadi Berbahaya
Cavaliers 10-0 Lewat Performa Dominan atas Warriors
Main di G-League, Apakah Kontrak Bronny Berubah?
Kenny Atkinson: 10-0 adalah Angka Ajaib
Debut Bronny di G-League Disaksikan Keluarga LeBron dan Pemain Lakers
Yuki Kawamura Jadi Pemain Kelahiran Jepang Keempat yang Mencetak Poin di NBA