Slogan “More Than An Athlete” yang identik dengan LeBron James di 2017 lalu tampaknya berhasil merasuk ke jiwa beberapa atlet di luar sana. Khususnya di tengah aksi protes dan kampanye mengenai #BlackLivesMatter (BLM) belakangan ini. Bergantian, atlet-atlet dari segala cabang olahraga di Amerika Serikat turun ke jalan mengikuti hingga memimpin aksi protes.

Aksi protes BLM kini tak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di berbagai belahan dunia lain, di mana rasisme masih terjadi cukup tinggi, kampanya ini juga terus bersuara lantang. Salah satu negara yang baru saja menunjukkan aksi protes besar adalah Australia. Sabtu, 6 Juni 2020, waktu setempat, terdapat enam aksi serempat di enam kota berbeda. Dan dalam aksi di Melbourne, tampak terihat atlet basket putri yang bermain untuk Las Vegas Aces di WNBA, Elizabeth “Liz” Cambage memimpin orasi.

Ya, di akun Instagram pribadinya, Liz tampak mengunggah ulang (re-upload) unggahan beberapa orang yang menandainya saat ia memimpin protes. Tampak di video tersebut Liz berada di atas atap halte bus dan meneriakkan beberapa orasi sebelum diakhiri slogan #BlackLivesMatter. Aksi protes damai ini sendiri digelar di Parliament House Steps dan diorganisir oleh Warriors of the Aboriginal Resistance (WAR).

Sejak kasus George Floyd mencuat di media, Liz memang tampak cukup lantang mengutarakan dukungannya. Secara konsisten ia mengunggah dukungannya di Instagram story miliknya. Hingga akhirnya, tiga hari lalu, saat aksi protes hari Sabtu ini sudah direncanakan, Liz memanggil semua orang yang peduli dengan BLM di Australia untuk datang melakukan hal yang sama dengan dirinya.

“Jika kalian benar-benar peduli dengan BLM, saya akan lihat kalian semua di aksi protes Sabtu esok. Kalian bisa bicara dan memberikan dukungan kalian atau sekadar berpura-pura di media sosial. Namun, jika saya tidak melihat Anda di jalan bersama kami pada hari Sabtu, kalian hanyalah pembual,” ujar Liz.

Sebelum unggahan tersebut, Liz juga sempat memberikan sindiran keras kepada seluruh rakyat Australia. Pasalnya, permasalah rasis di Australia juga cukup tinggi, utamanya terhadap suku asli Australia, Aborigin. “Kita semua punya dosa besar Australia. Bagaimana kalian bisa mendukung BLM di Amerika Serikat saat kita punya sejarah panjang mengenai rasisme terhadap suku asli kita sendiri,” ujarnya dilansir Yahoo Sports.

Perempuan berusia 28 tahun ini juga mendaku pernah mengalami rasisme dan sulitnya hidup sebagai orang kulit hitam di Australia. Liz memiliki ayah berasal dari Nigeria dan ibu seorang kulit putih Australia. Ia bahkan sempat menggunakan lensa kontak berwarna biru agar bisa berbaur dan hidup lebih tenang. “Semua kejadian yang terjadi seminggu terakhir benar-benar membawa kebingungan untuk saya. Ini juga membuka trauma lama saya di mana saya harus menghadapi rasisme sejak kecil di Australia. Semasa kecil, saya tidak pernah diajak main teman-teman seumur saya karena tidak ada yang ingin bermain dengan anak kecil perempuan berkulit hitam,” tutupnya. (DRMK)

Foto: Getty Images

 

 

Komentar