Serangan pandemi virus korona juga memaksa liga basket putri Indonesia, Srikandi Cup, mengambil langkah hiatus. Langkah tersebut diambil tiga hari sebelum seri ketiga Srikandi Cup yang rencananya digelar di Makassar dimulai. Selepas keputusan tersebut, setiap tim pun bisa dibilang meliburkan seluruh skuadnya untuk waktu yang tidak ditentukan.
Senin, 1 Juni 2020, enam tim peserta Srikandi Cup akhirnya berkumpul kembali. Dalam rangka rapat koordinasi membicarakan kemungkinan kelanjutan musim 2020, enam perwakilan tim melakukan rapat via daring. Ketua Koordinator Srikandi Cup, Deddy Setiawan, memimpin langsung rapat perdana sejak keputusan hiatus diambil.
Deddy menilai, dengan kondisi penyebaran virus korona di Indonesia, melanjutkan musim bisa dibilang adalah sesuatu langkah yang sangat berat. Pun begitu, semua tim berupaya mencari jalan terbaik didasari semangat gotong-royong serta kekeluargaan yang dijunjung tinggi liga ini sejak awal berdirinya.
“Tidak dapat dipungkiri, dalam situasi yang masih belum menentu seperti saat ini dan juga mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan para pemain, terasa berat untuk melanjutkan kompetisi,” buka Deddy dalam rilis resmi Srikandi Cup. “Terutama terkait biaya penyelenggaraan event akan semakin bengkak jika mengacu mengadopsi protokol kesehatan FIBA terkait penyelengaraan kompetisi dalam situasi covid-19 yang diterbitkan pekan lalu, tapi kami masih menunggu panduan penyelengaraan dari Perbasi.”
“Ditambah lagi core bisnis masing-masing para pemilik klub juga berbeda-beda dan pastinya dengan adanya wabah ini berdampak juga pada finansial masing-masing. Akan tetapi, kami masih belum memutuskan secara final apakah Srikandi musim ini lanjut atau kami langsung ke babak playoff saja. Yang jelas setiap perkembangan mengenai Srikandi Cup akan kami rilis secara resmi secepatnya,” lanjutnya.
Selain usulan untuk langsung melanjutkan musim ke babak playoff, Deddy mendaku juga ada usulan untuk memangkas jumlah gim reguler hingga mengakhiri musim. Namun, sekali lagi, belum ada keputusan final dari jajaran petinggi Srikandi Cup. Deddy masih percaya dan berharap Srikandi Cup bisa kembali berlanjut dan diakhiri sebagaimana mestinya. Tak lupa, Deddy juga mengharapkan dukungan dari para sponsor dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Srikandi Cup memang cukup unik. Kami semua berangkat dari kecintaan dan penyelenggaraanya pun juga patungan. Semua yang terlibat pada umumnya tidak money oriented. Meskipun minim sponso,r kami masih bisa berjalan mandiri. Memang sangat disayangkan jika kompetisi musim ini akan berhenti di tengah jalan. Saya pun tidak ingin hal ini terjadi. Tapi kita juga harus menghormati jika ada klub yang pada akhirnya mengalami kesulitan dan tidak bisa menyelesaikan sampai sisa musim,” imbuhnya.
“Semoga pandemi covid-19 ini segera berlalu. Kita akan melihat sampai bulan depan terkait perkembangan dan penyesuaian lanjutan Srikandi Cup musim ini dan prospek menggelar musim selanjutnya. Yang pasti kami semua bercita-cita dan berorientasi ingin membesarkan liga basket putri Indonesia. Memang butuh waktu, tapi kami yakin jika dikerjakan dengan bergotong-royong dan mendapatkan dukungan dari pihak swasta, pemerintah, dan selalu mendapat porsi pemberitaan yang konsisten dari rekan-rekan media, liga basket putri kita akan semakin maju dan berprestasi bahkan setidaknya sebagai liga basket putri yang terbaik di Asia kelak,” tutupnya. (DRMK)
Foto: Achmad Rohman Ramadhan