“If you don’t like that, you don’t like NBA basketball!”
Kalimat di atas sering keluar sebagai salah satu slogan komentator paling ikonik di NBA. Slogan tersebut datang dari Grant Napear, salah satu komentator tetap Sacramento Kings. Selain menjadi komentator di gim Kings, ia juga dikenal sebagai salah satu penyiar radio olahraga. Ia bahkan memiliki acara sendiri bertajuk The Grant Napear Show yang mengudara di KTHK Sports 1140, radio di Sacramento.
Terbaru, di tengah kampanye Black Live Matter (BLM) yang meminta keadilan atas kasus kematian George Floyd dan sistem rasis yang sudah berlangsung lama di Amerika Serikat, Grant justru membuat sebuah blunder besar.
Berawal dari pertanyaan mantan pemain Kings, DeMarcus Cousins, tentang pendapat Grant mengenai kampanye BLM. Alih-alih menunjukkan dukungan atau tidak memberi komentar, Grant justru membalas dengan tulisan All Live Matter (ALM). ALM sendiri adalah kampanye kebalikan dari BLM. Pasalnya, ALM bertujuan untuk menunjukkan bahwa semua kehidupan penting dan tak seharusnya kaum kulit hitam mempermasalahkan hal-hal ini.
Blunder komentar tersebut ternyata berakibat sangat fatal. Sehari berselang, baik Kings dan KTHK dikabarkan telah memutus hubungan kerja mereka dengan Grant. Grant dianggap tak memiliki visi yang sama dengan dua organisasi tersebut yang sama-sama mendukung kampanye BLM.
Tak lama berselang, Grant mengungkapkan permintaan maafnya. Kepada The Sacramento Bee, Grant mendaku bahwa ia tidak cukup memiliki pengetahuan tentang kampanye BLM dan ALM. Alih-alih diam karena tidak mengerti, ia justru mengeluarkan komentar yang akhirnya berujung pada hilangnya dua pekerjaannya.
“Saya tidak cukup memiliki pengetahuan tentang BLM, padahal saya kira saya sudah cukup mengetahui kampanye ini,” bukannya. “Saya tidak mengerti bahwa dengan mengucapkan ALM, berarti saya memiliki pendirian yang berseberangan dengan BLM. Saya cukup terluka dengan kesalahan saya. Saya berusia 60 tahun dan masih perlu banyak belajar lagi,” tutupnya.
Permintaan maaf Grant tak begitu saja diterima banyak pihak, utamanya mantan pemain Kings. Bergantian setelah Cousins, Matt Barnes dan Chris Webber juga memberi komentar afirmatif mengenai kecenderungan sifat rasis Grant.
Mundur ke 2014, saat kasus rasisme mantan pemilik Los Angeles Clippers, Donald Sterling, mencuat, Grant juga melakukan hal serupa. Dia tidak mendukung gerakan para pemain NBA dan juga NBA sendiri yang mengeluarkan Sterling dari lingkungan mereka. Atas hal itu, beberapa pemain Kings sempat menuding bahwa Grant dan Sterling adalah sosok rasis yang sama. Namun, Grant berhasil mempertahankan pekerjaannya kali itu. (DRMK)
Foto: NBA